Setelah seharian penuh berada di dalam kapal, kini mereka berdua sudah sampai di pulau tempat mereka tuju. Alex menatap kesekitar, sangat sepi seperti tidak ada kehidupan ia tidak tahu motif apa yang membuat Angkasa memaksa dirinya untuk datang ke pulau ini.
"Cuman ada pohon banyak, sama lautan yang luas. Lo cuman mau liat itu aja, Sa? Belakang rumah gue ada kali,” ujar Alex dengan malas, sembari mendudukan bokongnya kembali di kapal.
Pohon banyak dan lautan luas yang di maksud Alex adalah, tanaman yang rindang dan kolam renang yang sangat luas di belakang rumah Alex.
Angkasa memutar bola matanya malas, Alex sangat suka menilai dirinya sebelum melihat kenyataan. Dia mengambil tas yang dia taruh di belakang, dan keluar dari kapal.
"Gak usah ngeledek, Lo nanti bakal ucapin terima kasih sama gue!" ketus Angkasa, namun Alex tetap tak menghiraukanya.
Alex mulai berjalan masuk ke dalam pulau, diikuti oleh Angkasa sambil memegang kamera yang dia bawa. Alex bisa langsung menilai, jika tempat yang mereka pijak saat ini benar indah pemandangannya.
Angkasa membuka map kecil yang dia bawa, dia lalu mengerutkan keningnya dan menarik tas Alex yang ternyata Alex salah ambil jalur.
“Apaan dah, gue mau kesana bagus banget kayaknya” ujar Alex, membuat Angkasa mendengus kesal.
“Ikutin gue! Kita kesini ada tujuan, bukan asal-asalan!” ketus Angkasa dan Alex hanya pasrah mengikuti kemauan Angkasa.
Alex dan Angkasa berjalan mengikuti arah Map, walau sering terjadi adu cekcok ketika mereka dijalan. Alex yang selalu saja merasa paling benar, dan Angkasa yang harus mengikuti arah Map dan terjadi insiden pertengkaran.
Tiga jam lamanya mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di sebuah gubuk kecil namun sangat indah. Angkasa mengeluarkan kameranya dan mengarahkan kameranya kepada gubuk tersebut.
Cekrek!
Suara kamera membuat semak-semak yang berada di dekat mereka sedikit bergoyang, Alex yang merasakan hawa yang mulai merinding lalu berjalan mundur begitu juga dengan Angkasa yang ternyata juga sama.
Namun Alex yang tidak ingin di lihat lemah, dia justru mendekati semak yang bergoyang walau hatinya sangat menolak untuk kesana.
Alex dengan penuh keraguan menyingkap semak-semak tersebut dan...
MEONG...
***
01.00
Sudah siang hari namun Alex dan Angkasa masih bimbang disana, setelah di kagetkan dengan seekor kucing imut membuat Alex menjadi malas untuk berjalan lebih jauh lagi.
“Gue kita sampai pondok ini, udah selesai trus bisa tidur nyenyak disana,” kata Alex dengan kesal, membuat Angkasa memutar bola matanya malas.
“Memang kira sudah sampai disini,” jawab Angkasa, Alex menatapnya dengan tajam dan ketus.
“Maksudmu?”
Angkasa tersenyum miring, dia mengeluarkan map kecilnya dan menunjuk sesuatu di dalam map.
“Ini kan tempatnya? Kita udah sampai,” kata Angkasa.
Alex menatap Angkasa dengan kesal. “Habis ini kita ngapain? Duduk aja disini tidak ada kepastian?” ujar Alex kembali, dia mengaduk-aduk pasir yang berada di bawahnya.
Angkasa memasukkan map yang dia bawa di tangannya, dia menatap kesekitar sangat sepi hanya terdengar suara ombak yang sangat nyaring terdengar.
“Menunggu memang melelahkan, tapi mencari kepastian sangat jauh melelahkan.”
Alex menatap Angkasa dengan heran, dia menaikkan alisnya satu bahkan pipinya sedikit mengembung menahan tawa.
“Ini seriusan Angkasa? Kenapa jadi melow gini sih!” ejek Alex, sambil terkekeh pelan dia menepuk pundak Angkasa membuat Angkasa menatapnya dengan malas.
Angkasa menghembuskan nafasnya dengan kesal, pandangannya tertuju kepada seorang pria yang membawa ember membuat Angkasa langsung berdiri.
Alex menghentikan tawanya, dia menatap Angkasa dan mengikuti arah pandang dirinya.
“Itu orang, berarti ada kehidupan di sekitar sini,” gumam Angkasa, namun Alex masih bisa mendengarnya.
Alex hendak bertanya namun Angkasa lebih dahulu berjalan menjauhi dirinya. Angkasa sedikit berlari kearah bambu-bambu yang sangat tinggi.
Alex mengikuti langkah Angkasa, namun langkahnya terhenti ketika melihat sesuatu yang membuat tubuh Alex bergetar hebat.
"Gak.." lirih Alex, kakinya terasa sangat berat ingin dia langkahkan.
Angkasa tersenyum, mereka sudah berada di tengah-tengah timbunan bambu. Angkasa menarik tangan Alex, namun Alex masih diam pada lamunan dirinya.
“DIAM!”
Angkasa dan Alex langsung menaikkan kedua tangannya, melihat beberapa orang pria dan wanita yang mengarahkan busur kepada mereka.
Angkasa dan Alex saling pandang, mereka mungkin sekarang akan dituduh menjadi penyusup. Alex juga melihat jika tempat itu adalah suasana seperti desa - desa jaman dulu.
“Maaf kita bukan orang jahat, kami hanya ingin mencari seseorang,” kata Angkasa dengan suara yang terdengar dingin.
Mereka semua menurunkan senjata mereka, seorang pria mendekati Alex dan Angkasa.
“Siapa yang akan kalian cari?” tanya Pria tersebut.
Alex menatap Angkasa dengan heran, dia tidak tahu apa maksud tujuan Angkasa hari ini. Dia cari? Siapa?
“Seorang wanita yang terdampar disini.”
***
Mampus kena gantung:v
Aku bakal update nanti Part terakhir dan jangan lupa kasih hadiah <3
Part terakhir akan aku post antara awal bulan atau akhir bulan Juli tidak nentu ya bestii<4
Lop you<4
Muntulan?
IG : mngyuuu_
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA SANDRA(Selesai✔️)
Teen Fiction[Baru setengah di revisi] "Mulai detik ini lo jadi pacar gue!" ~••~ Mengisahkan kisah kasih anak SMA, Alexsando Estevan Eros laki yang memiliki kepribadian dingin, cuek dan yang paling penting dia psyicopat dan banyak yang masih suka dengan nya, ia...