“Dua tiga kucing belang, kalau udah cinta jangan ngilang.”
“Anjayy slebewww,” ucap Bagas sambil menghentikan tawanya ketika Geo yang terus mengisi keheningan di kamar inap Alex, yang hanya terdapat para teman-temannya.
“Pantun lo gak bermutu,” komentar Dara dengan tatapan sinis, yang dari tadi hanya diam bermain handpone.
Geo melirik Dara malas, Geo menaikkan kakinya satu diatas kursi. “Yang bilang pantun gue bermutu, siapa?” Geo balik bertanya.
Dara memutar bola matanya malas. “Stress.”
“Lo yang stres!” balas Geo dengan nada angkuhnya.
“Dih, ngerasa lo?”
Geo berdecak kesal dengan malasnya dia mengeluarkan handponenya daripada dia berdebat dengan Dara. Agnes yang dari tadi tak membuka suara kini berdiri membuat mereka menatap dirinya.
“Mau kemana lo?” tanya Sandra, sambil menaruh piring setelah menyuapi Alex makan siang.
Agnes membenarkan tasnya. “Gue ada urusan penting, gue duluan,” ujar Agnes sambil berjalan tergesa-gesa keluar dari ruangan tersebut.
“Kenapa pacar lo, Gas?” Alex bertanya kepada Bagas yang masih menatap pintu ruangan itu.
Bagas menaikkan bahunya sembari mengambil handponenya di atas meja. “Gue pulang duluan, cepet sembuh.” Setelah berhight five dengan Alex dan kawan-kawannya dia pergi keluar ruangan tersebut.
“Makin kesini, makin pada aneh orang-orangnya,” celutuk Sandra sambil menggelengkan kepalanya.
Alex mengusap rambut Sandra lembut. “Makannya sering-sering sama aku, biar gak ketularan gila sama mereka,” balas Alex sambil melirik sekilas para Teman-temannya.
Geo berdecak kesal. “Sial lo katain kita gila!” umpat Geo sambil mengusar rambut nya kasar.
“Kemarin berantem sekarang udah aku kamuan aja,” ejek Deylinda yang baru saja keluar dari toilet, setelah beberapa jam berada di toilet.
“Lo masih di sini?” tanya Dara heran.
Deylinda menaikkan alisnya satu. “Gue dari tadi di toilet.”
Geo menutup mulutnya dengan wajah yang sok dramatis. “Apa yang engkau lakukan di toilet, wahai anak muda?”
“Jangan-jangan lo...”Sandra dan mereka saling pandang sebelum kembali melemparkan tatapannya kepada Deylinda.
“Sial! Gue punya temen otaknya mines semua!”
***
Ku kira kau rumah
Nyatanya kau cuman aku sewaJrengg
Dari tubuh seseorang perempuan
Yang meminta mu untuk pulanggJrengg
Kau—
“Bang bisa diem gak?” ujar Lion ketus sambil menatap sinis kearah pengamen, yang dari tadi tak henti bernyanyi walau Lion berulang kali mengusirnya.
Lion kini berada di sebuah taman kecil di ujung kota, dia sengaja menyendiri dan mematikan handpone miliknya biar tidak ada yang mencari dirinya.
Kabar tentang Alex yang di tusuk dan hampir mati sudah terdengar di telinga Lion, namun dia enggan untuk bertemu dengan Alex.
“Maaf bang, saya permisi,” ujar pengamen tersebut sambil bergegas pergi meninggalkan tatapan mau dari Lion.
Lion menghembuskan nafasnya panjang, pikirannya kemana-mana. Dia tidak tenang, dia risih. Pergi jauh-jauh namun dia tak menemukan ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA SANDRA(Selesai✔️)
Fiksi Remaja[Baru setengah di revisi] "Mulai detik ini lo jadi pacar gue!" ~••~ Mengisahkan kisah kasih anak SMA, Alexsando Estevan Eros laki yang memiliki kepribadian dingin, cuek dan yang paling penting dia psyicopat dan banyak yang masih suka dengan nya, ia...