40. KEPUTUSAN ALEX

1.7K 70 0
                                    

Halo kembali lagi dengan tata!

Masih inget alur kan?

Jangan lupa jejaknya plis:)

Happy Reading!

Akan ada hal dimana, apa yang kita bayangkan itu bisa menjadi kenyataan
- Alex

"WE ANJ! LO JANGAN MAIN CURANG DONG!" teriakan Geo, menggelegar dimarkas Edward membuat seluruh orang yang berada di sana mengalihkan pandanganya kepada Geo.

"Bisa gak sih lo, kalau ngomong itu di kecilin dikit volumenya?" ucap Bagas, namun Geo tak mengumbrisnya. Dia lebih memilih berjalan mendekati Abyyan yang tengah mabar bersama temannya.

"Byyy, bantuin gue naik rank dong,"  pelas Geo , membuat mereka menahan tawanya. "Apa!?" Ketusnya sambil menatap mereka satu persatu yang menertawakan dirinya.

"Naik sendiri aja, udah gede gak usah manja," jawab Abyyan, sontak mengundang gelak tawa di sekitar mereka.

"UTUTU! Kasihan dedebay," ujar dramatis Biru,  membuat Geo menggerutu kesal.

Memang markas Edward sangatlah ramai, Laskar, Graffiti mereka berada di markas Edward. Selain mempererat pertemanan,  mereka juga ingin saling kenal dengan sesama anggota Edward, mumpung sekarang juga Tanggal merah semua orang juga libur.

"Dimana-mana yang sering ternistakan itu, gue," ujar Geo lirih.

"Tuh nyadar," sahut Angkasa, sembari berdiri membuat mereka nenatapnya heran.

"Mau kemana lo?" Tanya Langit, namun Angkasa hanya menaikkan bahunya acuh.

"Cari angin," ucapnya singkat.

"Gue mau ke rs dulu, jenguk Yunanda," ujar Abyyan.

"Jenguk Nanda, apa cari Sandra?" Goda Geo dan langsung mendapat tatapan tajam dari Abyyan.

"Wah parah lo, By. Mau jadi penikung lo?" Sahut Langit, sembari menggelengkan kepalanya.

"Gue tandain muka kalian satu persatu!" Ketusnya kesal, dan langsung pergi meninggalkan mereka. Sementara mereka yang menggoda Abyyan sontak tertawa melihat wajah garang Abyyan.

"Alex kedua," ujar Geo, di sela-sela tawanya membuat mereka langsung menghentikan tawanya dan menatap mereka satu persatu.

"Tumben banget gak ada tu curut," sahut Bagas.

"Mungkin, dia lelah"

***

"Pasien atas nama Sandra, terkena koma. Akibat benturan di bagian kepala yang sangat keras, dan juga beberapa tulangnya retak, dan akan memasuki masa pemulihan."

"Tapi selain itu, ada juga beberapa yang membuat kondisi Sandra sangat lemah,"

"Dia menginap kanker otak, stadium akhir."

Rendi diam di pojok sudut ruangan, menatap Sandra yang masih diam diatas bankar. Dengan Yunanda yang membacakan sebuah novel, seakan-akan Sandra mendengarkannya, dan Vivi memilih pulang. Menenangkan dirinya, setelah keluar dari ruangan dokter.

DIA SANDRA(Selesai✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang