DG 5

3.1K 161 7
                                    

Utamakan sebelum membaca follow akun ini terlebih dahulu, Happy Reading guys ❤️





Malam yang indah, terdapat gadis cantik mungil yang sedang fokus pada buku yang ia baca, dengan banyak cemilan yang tersedia didepannya, gadis itu adalah Zilla

"Sayang, turun makan malam" ujar Mommy Zilla yang bernama Lina

"Iyaa mom" jawab Zilla setelah itu ia pergi kekamar mandi untuk cuci muka, dan setelah itu ia langsung turun kebawah yaitu ruang makan, pastinya untuk melaksanakan makan malam bersama Mommy dan Daddynya.

"Saat ia turun, dirinya dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba memeluknya dengan erat, seakan jika ia melonggarkan sedikit saja pelukannya akan membuat Zilla pergi.

"Adek kangen Ilaa" ujar Seseorang tersebut, dia adalah  Karel Ardilion, adik Zilla yang belajar diluar negeri tepatnya di California tempat Opa nya tinggal.

"Arel?" tanya Zilla yang masih loding

"Iya kak ini Arel, adik kesayangan kakak" ujar Karel melepaskan pelukan nyaman tersebut, dan mentapa Zilla

"HUWAAA...ZILLAA RINDU AREL..HIKSSS" ujar Zilla berteriak dan setelah itu ia memeluk Karel, dan menangis didada bidang Karel.

"Cup cup cup, kakak jangan nangis, Arel juga rindu kakak, mulai sekarang Arel akan sekolah bersama kakak disekolah yang sama" ujar Karel, menenangkan Zilla dengan mengelus pundung Zilla

Zilla masih saja menangis, memeluk erat Karel sesekali ia mengelap ingusnya dengan baju Karel. Bukannya jijik, Karel justru gemas akan tingkah Zilla, sampai pelukan mereka harus terlepas karna deheman dari Daddy mereka. Daddy Langit.

"Ekhmmm, sebaiknya kita segera makan, kalian bisa melanjutkan acara peluk kalian nanti setelah makan" ujar Daddy Langit menatap anak-anak

"DADDY mengganggu saja." pekik Zilla, menatap Daddynya kesal

"Maafkan Daddy sayang, Daddy sudah lapar. Tapi kalian malah asik sendiri berpelukan" ujar Daddy Langit

"Sudahlah cepat makan, sebelum makanannya dingin" ujar Mama Lina tegas, membuat semuanya segera duduk, dan makan dengan tenang

Setelah selesai makan, mereka semua kembali kekamar untuk mengistirahatkan tubuh mereka, karna sudah seharian ini beraktivitas.

Saat baru memasuki kamar, Zilla mendapatkan panggil dari seseorang, Zilla langsung mengangkat panggil diponselnya itu.

Sebelum Zilla berbicara orang tersebut sudah bicara dulu dengan cepat, setelah itu membuat mematikan telepon tersebut sepihak, membuat Zilla kesal setengah mati.

"Apaan ini, belum Zilla menjawab sudah dimatikan, dan dia berbicara dengan cepat. Zilla kesalll...tapi apakah bener yang dia omongin sama Zilla?. Ah bodoamat nanti saja Zilla carinya,  Zilla udah ngantuk, besok kan juga sekolah...Jadi mari kita tidur" ujar Zilla sedikit berteriak, untung semua kamar dimansion ini kedap suara, suara Zilla tadi tak membangunkan seluruh penghuni rumah bangun, dengan wajah panik.

Pagiiii

Pagi tiba memaksa Zilla untuk segera bangun, alarm pun juga berbunyi membuat Zilla bangun. Mengumpulkan nyawanya setelah itu ia minum air putih disebelah meja rias miliknya. Setelah itu Zilla berjalan menuju kamar mandi dan bersiap untuk pergi kesekolah.

30 menit selesai bersiap Zilla langsung turun untuk sarapan, setelah sarapan ia langsung diantar sekolah bersama sopir pribadi miliknya, karna keluarga sangat melarang Zilla berkendara sendiri.

Untuk Karel sendiri, ia akan mulai sekolah Minggu depan, karna untuk sekarang pendaftaran masuk sekolah dirinya belum selesai, karna ada beberapa syarat yang belum terpenuhi.

Saat sampai disekolah, Zilla langsung pergi ke kelasnya, disepanjang jalan ia selalu disapa oleh murid lain, dan Zilla membalas sapaan mereka dengan lambaian tangan dan senyum manis miliknya.

Baru sampai dikelasnya, bell masuk sudah berbunyi, dan guru pun sudah masuk. Pelajaran pun berlangsung dengan hikmat, tanpa hambatan sedikit, sampai tak terasa sudah memasuki jam istirahat. Bell istirahat pun berbunyi.

"MELVI" Panggil Ikhsan berteriak, membuat Melvi yang sedang berjalan bersama Zilla dkk menuju kantin terhenti

"KENAPA?" Tanya Melvi ikut berteriak

"COBA SENYUM. ADA SESEORANG YANG BUTUH SENYUM LO NIH!" Teriak Ikhsan lagi, disertai gelak tawa anggota basket Verick, yang memang mereka sedang bermain basket sambil bolos tadi

Setelah itu Melvi pun tersenyum manis. Dengan sangat-sangat terpaksa?!.

"SENYUMAN MU!" Ujar Beben bernyanyi dengan keras dan mengkode Zaki untuk meneruskan liriknya

"BUATKU TERSENYUM MALU!" Lanjut nyanyian Zaki, dan menatap Melvi dengan senyum konyolnya

"LIRIKAN MU!" Lanjut Jovan

"MEMBERI PANAHAN KALBU" Sahut bersama Zilla dkk, menatap Melvi dengan senyum menggoda

"OH MELVI KU!" Lanjut Nyanyi Zaki tersenyum menatap Melvi dengan bunga yang sudah ada ditangannya

"DENGARLAH DIRIKU, KUPERLU KAMU!" Lanjut Zaki lagi dan berjongkok didepan Melvi dengan tangan yang memegang bunga, berharap Melvi menerima bunganya

Senyum Zaki pun merekah saat Melvi menerima bunga miliknya, tapi senyum itu pudar saat Melvi membuang bunganya ditempat sampah yang berada disamping.

"Kayak anak kecil tau gak" ujar Melvi tajam dan pergi begitu saja

Zaki, ia menatap sendu bunga yang ia beli untuk Melvi, ia sangat tahu bahwa bunga mawar adalah bunga yang paling disukai Melvi.

"Zak kejar Melvi bego, malah bengong lo tolol" ujar Galang, membuat Zaki tersadar, setelah itu ia berdiri dan langsung mengejar Melvi.

Saat ini Melvi berada ditaman belakang sekolah, menetralkan detak jantungnya yang berdetak cepat, juga air mata yang ia tahan sendaring tadi untuk keluar dari mata indahnya. Takut itulah yang ia rasakan, entah apa itu intinya dirinya takut.

Baru saja ia tenang, ada seseorang yang memeluknya dari belakang dengan erat, membuat Melvi kaget, setelah tau siapa yang memeluknya ia memberontak untuk melepaskan pelukan erat tersebut.

"LEPAS" ujar Melvi dengan memberontak berharap pelukan yang diberikan Zaki terlepas, ya orang yang memeluk Melvi adalah Zaki

"Mel, harus pake cara apa gw jelasin biar lo percaya kalo gw gak selingkuh. Gw cape Mel, gw pengen kita kayak dulu lagi. Gw kangen lo" ujar Zaki dengan memeluk erat Melvi

"LEPAS!. gak ada yang perlu lo jelasin lagi, semua udah jelas. Hubungan kita juga udah berakhir. Sekarang lepasin gw, gw takut pacar lo liat kita pelukan kaya gini. Lepas ZAKI!" Melvi mencoba melepaskan pelukan erat Zaki, semakin ia akan maka semakin erat juga pelukan yang diberikan Zaki.

TBC

See you next part

Dangerous Game [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang