DG 20

1K 46 1
                                    

Hii semua gimana kabar kalian? Baikkan.

Jangan lupa makan dan jaga kesehatan yaa.

Ketemu lagi dengan bubu disini, huhu kangen banget sama kalian.

Btw sejak kapan nih kalian masuk wattpad? Terus kalian tau cerita bubu dari mana hayoo? wkwk

Bubu mau mengucapkan terimakasih buat kalian yang udah mampir kecerita bubu, dah ngasi vote, komen bahkan follow dan share bubu makasih banyak banyak sama kalian.

Jangan lupa ya vote dan komen, kasih saran untuk kelanjutan cerita ini dan tandai jika ada typo ya.

Mau lanjut gak nih? Tekan ⭐💌 dulu dong

Udah? Baiklah lanjutt.

HAPPY READING

°°°°

Hari ini Zilla, Karel serta Farhan mereka berangkat bersama. Dengan Farhan yang duduk dibelakang bersama Zilla dan Karel yang menjadi sopir dadakan membuat ia begitu kesal akan tingkah Farhan yang sok berkuasa ini.

"Bang lo harusnya didepan sama gw bukan malah dibelakang bareng kak ila gw kaya sopir tau gak" sungut kesal Karel membuat Farhan menautkan kedua alisnya.

"Kasihan Zilla sendiri, jadi gw temenin dia. Terima nasib aja sih cuma sekali ini doang" kata Farhan santai dan dibalas tatapan mata sinis oleh Karel.

Setelah itu suasana hening, Zilla hanya diam saja dan sesekali mengecek ponselnya melihat apakah ada pesan dari seseorang yang ia tunggu sendari tadi malam.

Verick. Zilla menunggu pesan dari Verick, sudah dari tadi malam Zilla menghubungi Verick tapi entah ada sesuatu apa tentang Verick yang tidak bisa dihubungi, ponselnya mati membuat Zilla khawatir dan gelisah.

Bahkan sampai pagi ini pun ponsel Verick masih tidak bisa dihubungi dan Zilla selalu mengecek ponselnya berharap Verick membalas pesannya. Farhan yang tau akan itu hanya mampu mengepalkan tangannya emosi, lagi dan lagi Verick membuat Zilla bersedih.

"Kemana lagi si brengsek itu, sepertinya gertakan kemarin tak cukup membuatnya jera. Haruskah aku menghilangkan Zilla selama sebulan? Paman pasti akan setujuh" Batin Farhan menyeringai.

"Ilaa sudahlah jangan khawatir padanya, lihat bahkan kau dari tadi pagi sama sekali belum tersenyum manis dan memberikanku kecupan" ujar Farhan mengelus rambut Zilla membuat Zilla yang tadinya menatap jendela beralih menatap Farhan.

"Arhan kenapa Nuel gak bisa dihubungi ya? tak memberikan kabar juga. Apakah begitu penting dan sibuknya Nuel sampai tak bisa membalas pesan Ilaa?"

"Sibuk itu gak ada, semua tergantung prioritas saja kak" ujar jeblak Karel membuat tatapan tajam bak pisau dari Farhan langsung tertuju padanya.

"Ck, lo diem aja rel atau gw laporin lo ke paman langit" ujar mengancam Farhan membuat Karel langsung kembali fokus menyetir mobilnya takut akan ancaman yang Farhan berikan.

Jika boleh jujur sebenarnya Karel sangat tak suka akan kakaknya yang berpacaran dengan Mavericks, entah kenapa ia begitu tak suka akan Verick atau lebih ke-membencinya. Sejak pertama kali bertemu Verick ia begitu tak suka, entah kenapa melihat tatapan Verick pada Zilla ia begitu menyimpan banyak rahasia, dan seperti rasa bersalah yang amat dalam tersirat juga.

Dangerous Game [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang