Dirantara hanya masa lalu untuk Chyara.
Iya, setidaknya ia memutuskan hal itu karena tahu jika bersama hanya akan menghasilkan duka.
Namun, mengapa, saat lelaki itu kembali dengan segala pengabaian yang terarah pada Chyara, hati wanita itu malah ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💜💜💜
Begitu sampai rumah, Chyara hanya mandi kemudian berganti pakaian. Ia tak ingin berlama-lama berhadapan dengan neneknya yang sudah tak sabar menggali informasi sejak mereka turun dari mobil.
Chyara tak siap untuk membicarakan Dirantara saat ini.
Chyara menggunakan kaos putih dengan outter berwarna purple sebatas betis. Tas selempangnya setia menemani.
"Mau ke mana?" tanya Nenek Halimmah yang buru-buru keluar saat mendengar suara langkah sang cucu.
"Ke kios."
"Ini udah sore sekali, hari ini libur aja."
"Tapi kan Cafenya harus tetap buka Nek." Kios Nenek Halimmah sudah berubah menjadi bangunan dua lantai. Lantai pertama merupakan kios yang menjual kebutuhan pokok dan buka sampai jam lima sore, sedangkan lantai kedua dijadikan cafe dengan konsep terbuka. Setiap sore dan malam, cafe itu ramai. Padahal yang dijual di sana hanya cemilan dan kopi saja.
"Itu juga liburin lah."
"Mana bisa. Tair tuh udah nge-wa dari tadi. Anaknya udah siapin semuanya."
"Aduh itu bocah juga rajin bener, kayak punya tuntutan hidup aja kerja keras bagai kuda. Padahal apa-apa tinggal minta bapaknya."
"Nek, denger istilah itu dari mana lagi?"
"Arya lah."
Sudah kuduga, pikir Chyara.
"Kamu nggak capek apa? Istirahat dulu."
"Nggak kok."
"Nggak capek apa nggak mau sama Nenek?"
"Nenek ih, ngomong apa coba?"
"Ngomongin kamu lah."
"Chyar nggak kenapa-napa."
"Emangnya Nenek bilang kamu kenapa-napa?"
Chyara tahu Neneknya sedang dalam mode menyebalkan.
"Chyar pergi dulu ya, Nek."
"Kamu nggak ngobrol sama Dirantara ya tadi?"
Nah kan!
"Iya?" tanya Nenek Halimmah lagi.
"Ngobrol kok."
"Kapan? Kalian tuh kayak patung di belakang."
"Tahu dari mana? Kan Nenek sibuk ngobrol sama Om dan Tante."
"Kami sengaja ngobrol biar itu mobil nggak kayak kuburan."
Chyara kembali meringis. Memang sudah mengelabui para orang tua yang jelas lebih pengalaman.
"Kamu ada masalah ya sama Dirantara?"
"Masalah gimana? Nggak kok!"
Jika tak saling bicara bisa dikatagorikan tak ada masalah, maka memang mereka baik-baik saja.