Wkwkkwk Chyar banget 🤣🤣🤣
Btw Inak gak jadi oplot pagi soalnya riweh nyirpin bekal kakak. Eh pas mau kelar, ustazahnya nelpon, Kakak minta dijemput soalnya sakit.🤧
💜💜💜
Mereka telah selesai berbelanja dan Chyara merasa lelah sekali. Ia yakin bisa tumbang kapan saja. Beban pikiran yang menumpuk beberapa hari ini membuatnya bisa dibilang hanya terlelap beberapa jam setiap malam. Pagi harinya Chyara harus ke kampus untuk mengejar dosennya yang mirip tukang ghosting, hobi membuat janji untuk tidak ditepati. Pulang dari kampus Chyara akan menjaga kios sebelum sore hingga pukul sepuluh malam, sibuk di cafe.
Namun, selelah apapun dirinya, tetap saja Chyara tak mampu beristirahat dengan tenang dan itu semua karena kelakuan sang mantan suami. Meski Dirantara tak bisa dikatakan mendekatinya lagi.
Hey, lelaki itu sudah punya pacar! Tapi Dirantara memperlakukan Chyara seolah mereka memang sepupu yang akrab. Padahal dulu mereka tidak pernah akrab.
Jadi secara mental, Chyara sudah babak belur dan fisiknya hanya menunggu waktu untuk terkapar saja.
"Kita makan dulu."
Dirantara menoleh karena tak mendapat jawaban. Rupanya tatapam Chyara tertuju pada sebuah box bayi berwarna putih di toko furnitur itu.
Dia langsung memalingkan wajah. Rasa sakit yang dulu kembali hadir. Tatapan Chyara tampak kosong, tapi Dirantara merasa pasti jauh lebih mudah bagi wanita itu. Chyara memiliki waktu dan kesempatan untuk berkabung. Bahkan orang-orang memberinya hak untuk merayakan dukanya.
Namun, Dirantara? Tidak. Dunia bekerja dengan cara yang berbeda pada lelaki. Dia tak diberikan hak apa-apa meski bayinya direnggut dengan cara yang kejam. Dirantara bahkan tak diizinkan untuk sekedar marah saat kehilangan anak mereka. Dia dipaksa kuat. Diharuskan sadar. Diwajibkan menerima kenyataan. Bahkan saat Chyara dengan kejam meminta perpisahan, Dirantara masih harus merelakan.
Karena apa?
Karena dia pria. Dan pria tak boleh mengekang wanita meski itu membunuhnya dari dalam. Chyara kehilangan anak mereka, tapi Dirantara juga kehilangan istrinya. Dua orang direnggut begitu saja darinya, dan Dirantara tak diizinkan melawan.
"Ayo kita keluar. Aku sudah selesai melakukan pembayaran."
Chyara mengerjap, tesadar dari keterpakuannya. Saat dirinya menatap mata Dirantara, Chyata tahu bahwa tanpa sadar telah membagi kehilangan mereka.
Chyara ingin menangis, matanya berkaca-kaca. Ternyata sekeras apapun mencoba, luka kehilangan bayinya masih bisa melumpuhkan pertahan diri wanita itu.
Dirantara tak mengucapkan apapun, hanya mengenggam tangan Chyara lalu menuntunnya keluar dari toko.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE 2
RomanceDirantara hanya masa lalu untuk Chyara. Iya, setidaknya ia memutuskan hal itu karena tahu jika bersama hanya akan menghasilkan duka. Namun, mengapa, saat lelaki itu kembali dengan segala pengabaian yang terarah pada Chyara, hati wanita itu malah ta...