MENGEJAR OMBAK JUGA UDAH APDET YA. SENENG KAN KALEAN DUA CERITA SEMALAM ???💜💜💜
Chyara bisa gila! Ia menyadari itu dengan sangat baik. Jika terus menerus berdekatan dengan Dirantara, maka dirinya akan mengalami penuaan dini akibat stress atau bahkan mungkin gagal jantung yang berakhir dengan kematian.
"Nauzubillah, amit-amit. Ish nggak gitu juga ujungnya." Chyara mengherdik diri. Pikirannya memang cenderung mendramatisir.
Kejadian dua hari yang lalu saat menemani Dirantara berbelanja prabot memang masih menghantui Chyara. Mantan suaminya itu benar-benar. Sejujurnya Chyara tak tahu harus menghadapi Dirantara seperti apa.
Sosok yang dikenalnya dulu sangat berbeda dengan Dirantara yang sekarang. Iya, dia tahu Dirantara memang agak ... mesum. Ralat, lelaki itu suka menggodanya untuk urusan ranjang. Namun, saat itu mereka masih pasangan suami istri dan apa yang dilakukan Dirantara justru membuat Chyara nyaman dan terasa manis.
"Tapi sekarang boro-boro manis. Dia bikin jantung Chyar mau salto."
Cara Dirantara menyebut kata bercinta sudah mampu membuat Chyara terbakar. Lelaki itu tak perlu menyentuhnya untuk menghadirkan kembali kenangan mereka ketika masih bersama.
"Ya Allah otak Chyar. Ya Allah selametin Chyat dari pikiran durjana ini." Chyara menggeleng-gelekan kepalanya. Ia segera mengambil ponsel dan menatap wajah V yang menjadi wallpapernya. Chyar berusaha mengalihkan pikirannya. "Ya Allah nggak berhasil. Aduh, ini gimana? V kenapa kegantengan kamu nggak mempan buat hilangin muka dia?"
"Kak Chyar nggak apa-apa?"
"Apa-apa eh apa? Anu ...."
Tawa Altair pecah melihat Chyar yang gagap. Pemuda itu harus berusaha keras mengendalikan tawanya. "Ya ampun, Kak Chyar. Maaf, saya nggak bermaksud ngagetin."
"E-nggak apa-apa. Nggak, beneran ....."
Ucapan Chyara yang masih kacau membuat Altair prihatin. Bos-nya itu memang lucu sekali. "Kak Chyar lagi mikirin apa sih kayaknya tertekan banget?"
"Mantan."
"Mantan?"
Chyara menutup mulut, tapi akhirnya mendesah. Ia tak menyangka sikap gagapnya malah membuatnya terbuka pada Altair. Chyara tak suka membagi perasaanya pada siapapun. Selama ini ia lebih sering menyimpan apa yang dirasakannya sendiri.
Chyara memang pendengar yang baik, tapi dia adalah pembicara yang buruk. Karena sejak bercerai, ada rasa rendah diri dalam dirinya. Ditambah gagapnya yang semakin parah. Chyara takut, jika mulai mengungkapkan perasaanya, maka tanggul pertahannya akan bobol. Bukannya kata-kata yang keluar, tapi tangisan.
"Mantan suami?"
"Ya emang Kak Chyar punya mantan apa lagi?"
"Kali aja Kak Chyar pernah pacaran."
Chyara menggeleng.
"Wah ... jadi suami Kak Chyar itu, langsung jadi kekasih pertama juga."
"Mantan, bukan suami."
"Iya, mantan."
Chyara mendesah. Di menatap Altair sejenak kemudian memutuskan bertanya, "Kamu pernah suka sama seseorang nggak?"
"Ya pernah dong."
"Cewek?"
"Masak cowok?!" Altair tampak ngeri mendengar pertanyaan Chyara. Terlebih wanita itu malah tertawa renyah. Harus Altair akui, saat tertawa kemanisan Chyara bertambah sepuluh kali lipat, pantas saja cafe wanita itu tak pernah sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE 2
RomanceDirantara hanya masa lalu untuk Chyara. Iya, setidaknya ia memutuskan hal itu karena tahu jika bersama hanya akan menghasilkan duka. Namun, mengapa, saat lelaki itu kembali dengan segala pengabaian yang terarah pada Chyara, hati wanita itu malah ta...