Purple 18

6.6K 2K 269
                                    

Selamat Hari senen!

Ratjin sekali sayah.

💜💜💜


"Sarapan dulu ...."

"Nggak sempat, Nek."

"Aduh anak ini. Nggak boleh naek motor kalo belum sarapan. Masuk angin nanti."

Chyara tak bermaksud mengabaikan usaha neneknya untuk memintanya sarapan. Namun, dirinya hampir terlambat. Ini kali pertama Bu Ully mengiriminya pesan dan menawarkan untuk bimbingan. Chyara tak mau terlambat.

"Ya Allah, pliss jangan sekarang." Chyara berusaha menstater motornya, tapi hanya terdengar suara bukbuk dari kenalpot sebelum kemudian mesinnya kembali mati. "Ya Allah, Chyar mau nangis."

"Motor kamu kenapa itu?" tanya Nenek Halimmah menghampiri cucunya di halaman.

"Nggak tahu, Nek. Mesinnya kayaknya bermasalah."

"Padahal kamu rawatnya telaten banget."

"Aduh gimana ini, setengah jam lagi Chyar harus ketemu Bu Ully." Chyara benar-benar panik.

Suara klakson mobil terdengar dari depan. Chyara dan Nenek Halimmah sepontan menoleh. Mobil Afif keluar dari gerbang. Ada Bu Suar yang duduk di kursi penumpang depan.

Bu Suar yang mencondongkan tubuhnya hanya mengangguk dan tersenyum lebar sebelum mobil itu melaju di jalanan.

"Si Suar ngapain tadi?" tanya Nenek Halimmah mulai terpancing emosi.

"Senyum sama kita, Nek. Nyapa," jawab Chyara kalem.

"Nyapa Mbahmu! Dia itu lagi pamer!"

Chyara yang masih sibuk menstater motornya hanya geleng-geleng kepala.

"Kan Mbah Chyar ya Nenek."

"Bukan itu maksud Nenek. Si Suar itu sengaja nyuruh mantunya bunyiin klakson biar kita liat dia naek mobil. Mau pamer padahal tahu kamu lagi kesulitan nyalain motor."

Chyara takjub dengan bibit-bibit su'uzon dalam diri neneknya terhadap Bu Suar. "Nek, kayaknya nggak gitu deh. Bu Suar cuma mau nyapa. Lagian dia mana tahu motor Chyar nggak bisa hidup?"

"Tahulah, wong suara motormu batuknta gede banget." Nenek Halimmah berdecak. "Lagian ya, si Kalsum ngasi tahu Nenek. Si Suar itu ngomongin kamu pas lagi beli sayur di Kang Ujang."

"Hah?"

"Kaget kan?"

"Nggak, Chyar malah kaget Nenek baru tahu."

"Jadi kamu udah tahu sering diomongin?"

"Bang Aryah yang ngasi tahu." Chyara menyerah. Ia membuka ponsel untuk mencari ojol.

"Kenapa nggak bilang sama Nenek?"

Rupanya Bang Rahman mengirim chat pada Chyara.

Bang Rahman :
Burung pipit, burung cendrawasih.
Mbak Chyar sipit yang terkasih.

"Hah?" Chyara heran sejak kapan matanya sipit.

"Hah terus?" timpal Nenek Halimmah. "Kamu belum jawab Nenek, kenapa nggak ngasi tahu kalo si Suar ngomongin kamu?"

Chyara menggelengkan kepala. Pikirannya terpecah antara chat pantun Bang Rahman yang gak nyambung, kaharusan mencari ojol, dan bombardir neneknya yang sedang emosi.

"Chyara ...."

"Ya Allah, nanti Nenek beneran pergi jambak Bu Suar. Nambah masalah. Lagian biarin aja, Nek. Kan semakin banyak ngomong, Bu Suar capek sendiri."

PURPLE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang