Karena Inak dah oplot di KK, Inak oplot di sini juga. Hayooo, 3 kali seminggu ini Inak kasi, jan malas vote sama komen kelean yak cintah.😘
💜💜💜
"Buah manggis temenan sama kedondong.
Mbak Chyar manis sini ngobrol sama Abang dong."Chyara terkikik mendengar pantun yang dilontarkan Bang Rahman. Bang Rahman memang semakin berani menggodanya. Lelaki itu sering melontarkan pantu, yang mengingatkannya pada salah satu anak TK di animasi dari negri Jiran. Kadang pantun Bang Rahman sering tidak nyambung, tapi usahanya untuk menyenangkan hati Chyara adalah nilai plus yang selalu menutupi kekurangan itu.
"Mbak Chyar kenapa? Mukanya kok sendu begitu?" tanya Rahman tersenyum manis.
Chyara sudah meninggalkan meja kasir. Ia duduk di salah kursi pengunjung yang kosong dekat pembatas. Dari tempatnya berada Chyara bisa melihat langit malam atau kendaraan yang lalu lalang dari tempatnya berada.
Namun, yang membuat Chyara memilih tempat itu adalah karena berada paling pojok dekat dapur dan dan ada bunga lavender ungu di bagian tembok pembatas yang dijadikan hiasan. Selain itu bunga wisteria artificial yang menjuntai hingga menutupi langit-langit cafe, jauh lebih banyak di bagian pinggir, termasuk tempat Chyara berada.
Keinginan wanita itu untuk mencipatakan tempat yang penuh bunga berwana ungu hingga nyaris seperti taman impian peradaban masa lalu, hampir seratus persen menjadi kenyataan. Cafe itu sangat indah sekaligus nyaman. Tempat yang memang cocok didatangi untuk bersantai, baik sendiri maupun berpasangan.
"Mbak Chyar, halo ... kok bengong?"
"Eh, Chyar nggak apa-apa, Bang. Cuma lagi capek aja."
"Sama skripsinya ya?"
"Chyara mengangguk. Di atas meja memang sudah ada skripsi dan laptop yang menyala. "Besok Chyar ada jadwal bimbingan, Bang." Setengah jam yang lalu Bu Ully secara ajaib mengirimnya pesan dan mengatakan mereka bisa bertemu di kampus untuk bimbingan.
Jadi Chyara yang semenjak tadi semangatnya melorot, langsung on kembali. Meski begitu, tetap saja kelelahan membuat wajahnya tak secerah biasanya.
"Kalo capek jangan dipaksa, Mbak Chyar. Skripsi emang penting, tapi yang lebih penting Mbak Chyar sendiri. Nggak ada gunanya maksain diri kalo bikin Mbak Chyar tumbang."
"Aduh, Bang Rahman perhatian banget."
"Abang serius. Mbak Chyar jangan sampai stress apalagi sakit."
"Bang jangan terlalu sweet, nanti Chyar baper lho."
"Justru Abang lagi berusaha biar Mbak Chyar baper."
Chyara tertawa. "Abang, kalo mau gaet hati cewek, jangan terlalu jujur. Banyakan perempuan itu suka dibohongin sama yang manis-manis."
"Mbak Chyar tahu dari mana?"
"Altair. Dia pengalaman bagian ini."
Bag Rahman langsung menoleh ke arah Altair yang sedang melayani seorang cewek penggemarnya.
"Tapi Mbak Chyar nggak gitu, iya kan?"
"Nggak dong. Tapi kok Abang tahu?"
"Soalnya kalo sama, udah dari lama Mbak Chyar terima perasaan Abang."
"Chyar kan emang udah lama terima perasaan Abang."
"Eh, serius?"
"Iya, dong, makanya kita temenan."
Bang Rahman menghela napas. "Udah ah, Mbak Chyar lanjut kerja aja, biar Abang mengamati Mbak Chyar dalam diam."
"Aduh sweet lagi, tapi tambah sweet kalo Abang pesan kopi sama minum."
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE 2
RomanceDirantara hanya masa lalu untuk Chyara. Iya, setidaknya ia memutuskan hal itu karena tahu jika bersama hanya akan menghasilkan duka. Namun, mengapa, saat lelaki itu kembali dengan segala pengabaian yang terarah pada Chyara, hati wanita itu malah ta...