Purple 19

7.3K 2.2K 210
                                    

"Awas kamu, Mas!"(Chyar versi sinetron 🤣)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Awas kamu, Mas!"
(Chyar versi sinetron 🤣)

💜💜💜

Chyara mengamati ujung sepatunya sembari memikirkan  siapa yang bersama Dirantara tadi. Bimbingannya dengan Bu Ully telah selesai. Namun, wanita itu belum diizinkan pergi. Secara ajaib, Bu Ully yang dulunya terlihat kaku dan menjaga jarak, kini malah begitu ramah padanya. Bahkan kini, dosen pembimbingnya itu sedang mengambil kopi untuknya.  Di ruang prodi itu memang ada alat pembuat kopi otomatis, dibeli karena para dosen sering lembur dan cleaning service  sudah pulang untuk bisa membantu membuatkan kopi.

"Diminum, Ibu tidak tahu rasanya sesuai lidahmu atau tidak. Maklum, di sini lebih banyak yang suka kopi hitam pahit, jadi tak bisa dibandingkan dengan kopi dari cafemu."

Chyara menerima gelas dari Bu Ully dan mengucapkan terima kasih. Kopi itu memang terlihat hitam dan kental, tapi di mata Chyara tetap saya kopi itu lambang dari usainya cobaan berat gadis itu soal sikap kaku Bu Ully. Bak bendera kemenangan.

"Kamu punya cafe kan? Pak Dirant lho yang memberitahu saya."

"Eh, i-iya, Bu. Cafe kecil-kecilan." Chyara terkejut karena Dirantara memberitahu dosen pembimbingya tentang hal itu.

"Kecil-kecilan bagaimana? Pak Doktor bilang, cafemu ramai sekali. Hebat, masih sangat muda, tapi kamu sudah memiliki usaha yang kamu rintis sendiri. Ibu yakin kamu salah satu mahasiswi yang tak hanya menyerap teori dari kampus ini."

Seandainya Bu Ully tahu bahwa Dirantara adalah investor alias donatur utama cafe itu. Bahkan bisa dikatakan cafe itu tak akan berdiri tanpanya.

Chyara hanya mengangguk saja. sejujurnya kesan Bu Ully yang kaku dan agak seram di masa lalu masih menempel kuat diingatkannya. Wanita itu tak mau salah bicara dan akan menghancurkan entah alasan apapun yang membuat Bu Ully bersikap begitu baik padanya sekarang.

"Kapan-kapan Ibu boleh mampir?'

"Iya, Bu. Silakan. Saya menunggu dengan senang hati."

Bu Ully tersenyum mendengar jawaban Chyara. "Oya saya bisa titip sesuatu untuk Pak Dirantara?"

"Iya?"

"Kalian kan serumah, bisa ya?"

Chyara melongo mendengar ucapan Bu Ully. Tinggal serumah? Apa maksudnya? Namun, belum sempat mempertanyakan maksud Bu Ully, dosen pembimbingnya  itu menyerahkan sebuah paper bag pada Chyara.

"Itu buku Pak Dirantara yang Ibu pinjam. Sudah lama sekali. Ibu butuh buku itu, tapi belum masuk di Indonesia. Di sana pun edisi terbatas. Ternyata Pak Dirantara punya, Ibu malah dikirimkan dari UK."

Chyara menerima buku itu dengan perasaan gamang.  Bertemu dengan Dirantara setelah pengabaian yang diterimanya tadi ibarat sedang uji nyali. Namun, akhirnya Chyara tetap mengucapkan terima kasih pada Bu Ully sebelum kemudian undur diri.

PURPLE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang