47 - Hospital Life (after married)

480 26 0
                                    

*yuhuuu siapa yang kangen kehidupan Dikta di Rumah Sakit??  


Seperti yang udah kita omongin waktu itu. Hari ini gue nyetir sendiri. Karna jadwal gue dan Kak Dikta beda. Gue pergi ke kantor. Sementara Kak Dikta pergi ke RS.

Ternyata Kak Dikta belum ketemu Kak Tirta di RS semenjak balik honeymoon. Karna Kak Tirta kemarin libur.

Toktoktok.

"masuk"

"woiii bro apa kabar? Makin bersinar aja"

"lo yang kemana aja, gue udah bawa oleh-oleh, eh lo nya gak masuk Tir"

"biasa ada yang minta ganti shift"

"nih buat lo sama Sella" Kak Dikta sambil menyodorkan bingkisan oleh-oleh.

"thanks bro"

"eh Sella udah berapa bulan sih sekarang?"

"jalan tujuh Dik, doain ya"

"iya pasti, kapan ambil cuti nya?"

"nanti aja katanya masih sanggup"

"wah wah"

"eh btw lo sendiri gimana rasanya?"

"rasa apa?"

"itu...."

"apa sih Tir"

"pura-pura gak tau lo"

"rasanya nikah?"

"iya lah, rasanya nikah, rasanya tidur ada yang nemenin"

"ya bahagia lah, gak usah ditanya lagi"

"terus gimana Aya udah isi?"

"entahlah gue belum liat ada yang aneh dari dia"

"jangan sampe kecolongan, apalagi Aya sibuk kerja Dik, takutnya kenapa-kenapa"

"iya deh gue bakal lebih perhatiin dia, sebenernya gue juga lagi bingung"

"kenapa?"

"Aya di promosiin jadi Wakil Direktur"

"wah congrats dong"

"masalahnya gue takut dia bakalan cape banget"

"iya juga"

"tapi Aya belum cerita ke gue sih, gue tau dari Jafran"

"mungkin dia takut"

"lah emang gue bakal marahin gitu? kan ngga"

"saran gue sih, izinin aja dia, sambil lo pantau juga kesehatannya dia, apalagi kalo dia nanti hamil, nah sekiranya baik-baik aja yaudah lanjut, tapi kalo emang bahayain kesehatannya lo harus jelasin baik-baik buat dia mundur"

"......" Kak Dikta menghela nafas.

"gue tau kondisi fisik Aya sama Sella beda, tapi lo liat kan istri gue? dia baik-baik aja kerja selama hamil, tapi gue juga mulai protektif ke dia kalo dia ngeluh kecapean"

"hmm oke gue coba"

"siapa tau dia kalo di support bakalan lebih kuat"

"thanks Tir"

"yaudin siap-siap satu jam lagi kita ada jadwal operasi"

"sama lo lagi?"

"kenapa? Bosen? Salahin aja tuh yang bikin jadwal Dik"

"canda kali Tir, calon bapak-bapak sensi amat"

Seperti biasa Kak Dikta disibukan sama kerjaannya. Setelah beres operasi pasien yang tadi, Kak Dikta tinggal lanjut jaga. Tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi.

Toktoktok.

"permisi dok, pasien ruangan 127 yang di operasi oleh dokter kemarin, dia mengalami anfal" kata suster itu.

"oke baik sus"

"tiba-tiba pasien tadi kejang, kehilangan kesadaran dan mengalami penurunan tekanan darah"

"oke" Kak Dikta sibuk memeriksa pasien, dimulai dari mata nya, nadi nya, dll.

"kalau begitu siapkan CT Scan, karna pasien kemungkinan harus saya operasi lagi"

"baik dok"

"tolong siapkan juga ruang operasinya dan infokan ada operasi darurat"

"baik dok"

Jam udah menunjukan pukul 12 malam. Itu artinya waktu jaga Kak Dikta seharusnya beres. Tapi apa boleh buat ternyata ada operasi darurat.

"pasti aku pulang telat, kabarin Aya dulu kali ya" katanya dalam hati.

Tiba-tiba telpon gue bunyi. Gue belum tidur. Padahal besok kerja. Tapi emang gue niatnya mau bukain pintu buat Kak Dikta walaupun dia bawa kunci cadangan.

"halo Kak"

"sayang maaf banget, aku bakalan telat pulangnya, aku ada operasi darurat soalnya pasien yang aku operasi kemarin anfal, maaf banget sayang"

"iya gapapa Kak, aku kira ada apa-apa di jalan, aku panik banget"

"kamu mending tidur ya sekarang, jangan lupa kunci juga pintu kamar nya"

"oke Kak, good luck ya"

"makasih Ay, good night"

Tutt.

Seharusnya Kak Dikta hari ini sampe rumah jam 1 malem, tapi sekarang mungkin ngga. Terakhir ketemu tadi pagi sebelum gue berangkat kerja. Sekarang udah mau tidur pun masih belum ketemu. Gue lumayan sedih.

Kringgkringg.

Alarm udah bunyi. Gue kucek-kucek mata. setengah sadar gue terbangun buat mencari keberadaan Kak Dikta. Tapi nihil. Dia belum pulang.

"loh belum pulang? Ini udah jam setengah lima" gue beranjak dari kasur lalu mandi dan siap-siap.

"....." gue menghela nafas sambil ngeliat cermin.

"astaga Ay, kenapa sedih gini sih? lagian dari awal kenal juga udah tau kerjaan Kak Dikta apa" gue ngoceh sendirian.

"yaudah deh aku masakin Kak Dikta, takutnya dia kelaparan pas pulang"

Setelah beres siap-siap, masak dan sarapan, gue langsung berangkat kerja. Iya sampe jam setengah tujuh pagi pun Kak Dikta belum pulang.

Setengah jam kemudian mobil Kak Dikta datang. Iya, dia baru pulang. Dan gue udah berangkat. Artinya kita gak ketemu.

Dikta POV

"yah kan gue telat, Aya udah berangkat"

"dia masakin gue dulu?"

"gue kangen banget Aya sumpah"

"yaudah mending sekarang gue mandi, makan, baru kabarin Aya"

Dikta POV End

-------

CERITA UNTUK DIKTA | DOYOUNG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang