48 - Rindu

420 25 0
                                    

Di Kantor

"selamat pagi Bu Wakil Direktur"

"belum ih"

"lo kenapa Ay bete banget kayanya"

"tau ah"

"dih bete beneran, cerita atuh"

"gue gak bete"

"terus?"

"cuma... sedih aja"

"why wae wae?"

"belum ketemu Kak Dikta dari kemarin"

"gimana caranya gak ketemu, kan kalian serumah"

"terakhir ketemu kemarin pas gue berangkat kerja"

"dia gak pulang? Pasti sibuk ya?"

"iya ada operasi darurat, gue kira subuh udah pulang, ternyata sampe gue berangkat pun dia belum pulang"

"Ay dari awal lo udah tau resiko nya punya suami dokter kaya Kak Dikta"

"heem"

"sabar ya, mungkin lo belum terbiasa aja ditinggal di rumah semaleman"

"hmm"

Ting.

Tiba-tiba ada notif di hp gue

From: My Hubby *emot kelinci

"Ay maaf ya aku baru sampe rumah jam 7 pagi tadi, maaf gak bisa nemuin kamu dulu, makasih juga masakannya, udah aku makan, enak bangettt, i miss u so much :( "

"iya Kak"

"Ay kok singkat banget balesnya"

"aku lagi kerja"

"jangan marah dong, nanti malem kita kangen-kangenan"

"udah ya aku kerja dulu Kak"

" :( "

Read

Gue sengaja bales chat dia singkat. Biar dia tau gimana rasanya kangen sama orang tapi gak bisa ketemu.

"tadi aja mukanya bete, sekarang senyum-senyum"

"tuh Kak Dikta chat"

"cie dikabarin suami"

"bodo ah gue balesnya singkat"

"dih jangan gitu Ay, giliran ditinggal lagi aja lo nangis"

"ishhh TINA"

Tiba-tiba Kak Jafran ada di depan meja gue.

"ada apa nih asik banget kalian" kata Kak Jafran

"ini Pak, Aya gak ketemu suaminya dari pagi kemarin sampe pagi hari ini, eh giliran di chat malah jual mahal "

"wahhh Bang Dikta tega banget ninggalin istrinya sendirian"

"mungkin aku yang belum terbiasa, jadi ya gitu bete"

"sabar ya Ay, dia juga pasti kangen banget, bisa-bisa itu stetoskop dibayangannya dia itu wajah lo"

"ngaco"

"yaudah semangat kerjanya, nanti siang kita rapat untuk final konsep sebelum hari senin kita launching"

"siap"

-------

Sekarang udah jam 4 sore. Waktunya gue pulang.

"semangat amat yang mau pulang"

"ledekin aja terooss"

"yaudin hati-hati Ay dijalan"

"yoi, bye" gue langsung pulang.

Sesampainya di rumah gue akting sedikit. Gue pasang muka bete. Drama dikit gapapa kali ya?. Maklum ini pertama kalinya kita sebagai suami-istri gak ketemu hampir tigapuluh enam jam.

"Ay" Belum selangkah gue buka pintu tiba-tiba Kak Dikta langsung meluk gue.

"Kak aku baru pulang kerja, jangan peluk-peluk"

"kamu masih marah?"

"siapa yang marah? Kan kamu sendiri yang bilang jangan peluk-peluk orang yang habis dari luar rumah, takut bawa virus"

"bodo amat, aku bisa mandi lagi" Kak Dikta meluk gue lagi

Entah kenapa gue lebay banget. Gue tiba-tiba nangis. 

"kamu nangis?" tanyanya.

"maafin aku Ay" tanyanya lagi.

"siapa yang nangis, kelilipan ini"

"sayanggg" Kak Dikta sambil ngusap air mata gue.

"suami aku kemana"

"hahahah"

"kok malah ketawa Kak"

"kamu lucu kalo nangis kaya gini"

"apaan"

"gak salah sih aku nikahin kamu Ay, kamu lucu kalo lagi nangis"

"ishh"

"yaudah baikan ya?"

"....."

"jawab dulu"

"akutuh cuma belum terbiasa aja, jadi agak bete"

"maaf"

"tapi aku bangga kok kamu profesional"

"tapi pasien aku yang di rumah malah aku tinggalin"

"iya ih nyebelin padahal aku pasien vvvvip"

"yaudah ayo"

"kemana?"

Tanpa aba-aba Kak Dikta langsung gendong gue ke kamar. Gue kaget ternyata dia dekor kamar jadi romantis banget.

"Kak? Kapan bikin ginian?"

"tadi lah"

"kamu gak istirahat?"

"aku gak ngantuk tadi siang, tapi sekarang kayanya ngantuk"

"terus?"

Gak usah dijelasin lagi kelanjutannya kaya apa. Cie penasaran ya? Gak boleh. Titik.

-------

CERITA UNTUK DIKTA | DOYOUNG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang