21 - Insiden

685 48 2
                                    

Gue ngerasa ada yang janggal sama supir ojeg ini. Dia ngejalanin nya pelan amat.

"pak boleh agak cepetan gak? Saya buru-buru"

"iya"

"loh pak, kok lewat jalan ini?"

"ini jalan pintas"

"oh" gue ngangguk doang, karna sejujurnya gue gak begitu tau jalanan, apalagi ini malem.

"pak, kok jalan pintas gak sampe-sampe ya"

"bentar lagi"

Karna gue curiga, gue langsung telpon kak dikta"

"duh kok gak diangkat? Padahal kan gue udah kasih tau dia kalo ini nomor ke 2 gue"

"eh dia kan lagi kerja"

Tiba-tiba supir ojeg itu melajukan motor sekenceng-kencengnya. Gue panik. Gue Cuma bisa pegang jok motor.

"eh pak jangan macem-macem ya, kan data data lo ada di perusahaan driver nya, nanti gue laporin" gue teriak, gue berharap ada pengendara lain.

"tolonggg" gue teriak. Tapi nihil di jalan ini gak ada satupun orang, yang ada Cuma pohon-pohon rindang.

Tiba-tiba motor ini berhenti. Gue berusaha kabur dan lari, tapi gagal.

"mau kemana lo"

"jangan macem-macem" kata gue.

Dia buang hp gue ke jurang. Tapi anehnya dia juga buang hp nya sendiri.

"gaada yang bisa nemuin lo"

"siapa yang nyuruh lo"

"gausah banyak bacot" dia dorong gue ke jurang. Untungnya gue bisa pegang kayu jadi gue gak jatoh.

"sialan" dia sambil nginjek tangan gue yang masih bertahan pegang kayu itu.

"ah" tangan gue kesakitan tapi dia tetep nginjek tangan gue biar jatoh.

"tolonggg"

"aaaa" gue jatuh ke jurang.

Penjahat itu tiba-tiba pergi. Terdengar suara motor nya yang semakin menjauh.

Setelah gue jatuh ke jurang, gue masih sadar, dan untungnya gue gapapa.

Hp gue yang dibuang dia itu hp ke 2 gue, sedangkan hp utama gue yang gue pake sharelock ke kak dikta gue simpen dijaket jadi gak ketauan.

"gue harus matiin sharelock gue biar kak dikta gak khawatir"

Iya gue gak mau kak dikta sampe tau kejadian ini. Gue gak mau ngebebanin dia. Cukup pekerjaan dia aja yang bikin dia pusing.

"g-gue harus minta tolong siapa, gue gabisa manjat ke atas, tangan gue juga luka"

Gue malah nangis. Gue takut. Gue sendirian malem-malem di jurang.

"apa gue telpon polisi?"

"h-halo, tolong saya"

"anda tenang dulu, nama anda siapa?" kata polisi.

"nama saya desya, tolong saya ada di jurang"

"baik, tolong tetap tenang, apa anda baik-baik saja?"

"saya baik-baik saja, tapi tolong saya takut"

"telpon nya jangan anda matikan, polisi akan segera kesana"

"iya" nafas gue patah-patah karna nahan nangis dan takut.

"bisa ceritakan bagaimana anda bisa disana?"

CERITA UNTUK DIKTA | DOYOUNG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang