45 - Back to Reality (1)

465 26 0
                                    

Seperti apa kata di telpon tadi malem akhirnya keluarga kita datang ke rumah.

"Bundaaaa" gue lari terus meluk Bunda. Tentunya sekarang Bunda gue udah dua.

"gimana nih honeymoon nya?"

"lancar Bun" kata Kak Dikta.

"semangat amat jawabnya Dik" kata Ayah

"iya dong"

"berarti berhasil ya Dik" Ayah Laksana sambil mengedipkan matanya ke Kak Dikta.

"oh iya jelas Yah"

"duh Bapak-bapak ya emang obrolannya gak bisa di filter" kata Bunda

"yaudah ke ruang tengah yuk, Aya udah siapin oleh-oleh"

"nah ini buat Ibu-ibu, yang ini buat Bapak-bapak, yang ini buat Kak Gia sama ponakan aku, yang ini buat Kak Jafran" gue sambil sibuk membagikan bingkisan-bingkisan itu.

"wah makasih loh"

"ngomong-ngomong oleh-oleh yang itu gimana?" tanya Bunda

"yang mana?"

"ituuuu"

"apasih Bun?"

"cucu Bunda"

"yaampun baru juga berapa hari"

"ya kali aja Ay"

"doain aja ya Bun"

"iya Bun, Dikta juga usaha kok" kata Kak Dikta

"Ayah jadi degdegan"

"kenapa Yah?"

"cucu pertama buat Ayah" iya, cucu pertama bagi Ayah Laksana. Karna Kak Dikta anak sulung.

"kita selalu doain yang terbaik buat kamu sama Dikta" kata Bunda Dewi

"pasti perasaan kalian campur aduk nungguin momen itu, ini kan pertama buat kalian, dulu juga Ayah sama Bunda gitu kok excited banget" kata Ayah

"kamu harus banyak diskusi sama Kak Gia, biar kamu gak kaget Ay, apalagi usia kamu masih muda banget untuk punya anak" kata Bunda

"iya Bun"

"wahhh berarti kalo ini jadi, kamu bakalan punya anak di usia 23 Ay"

"bagus dong Kak, bakalan kaya adik-kakak sama anak aku nanti"

"bahkan anak kita nanti udah kuliah pun, kita masih bisa punya anak Ay"

"Kakkk ih" gue sambil cubit perutnya Kak Dikta. Sedangkan yang lain hanya mentertawakan kelakuan kita.

-------

Hari ini senin. Itu artinya kita mulai masuk kerja lagi setelah dua minggu cuti. Seperti yang udah kita obrolin sebelumnya kalo hari senin dan kamis gue dianter jemput Kak Dikta.

Kringgkringgggg.

Gue terbangun dari tidur. Alarm itu berbunyi tepat jam 4.30 subuh. Gue harus mandi, siap-siap dan bikin sarapan. Semoga gak kesiangan.

Baru aja gue meregangkan badan, tanpa sengaja gue menyenggol tangan Kak Dikta. Gue kaget. Setelah berhari-hari bangun tidur kaya gini, gue tetep masih kaget disamping ada Kak Dikta. Gue masih belum terbiasa.

"Kakkk...Kak Dikta...bangun, kita harus kerja"

Kak Dikta hanya menjawab "hmm" tapi matanya masih merem.

Yaudah gue memutuskan untuk mandi dulu. Setelah itu gue bangunin Kak Dikta lagi. Padahal Kak Dikta udah biasa kok bangun subuh setiap hari. Cuma hari ini emang hari senin jadi bawaannya males. Apalagi setelah cuti dua minggu, makin aja males kerja.

CERITA UNTUK DIKTA | DOYOUNG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang