44 - Pulang

521 26 0
                                    

Gak kerasa waktu honeymoon kita udah beres. Saatnya kita pulang. Percayalah koper gue dan Kak Dikta overweight karna terlalu banyak yang kita beli buat oleh-oleh, padahal cuma ke Bali.

"gak kerasa honeymoon udah beres aja"

"rasanya baru kemarin"

"yah sisa 4 hari lagi aku balik kerja"

"semangattt dong Kak"

"aku belum puas berduaan sama kamu"

"yaampun tiap hari juga kita bisa berduaan, kan serumah"

"ya kan jam kerja kita beda Ay"

"iya sih, emang Kak Dikta libur hari apa aja sih?"

"rabu, sabtu, minggu"

"tetep bisa quality time kok"

"tapi kan kamu rabu gak libur Ay"

"yaampun masih ada sabtu, minggu Kak"

"bucin banget ya aku"

"bagus lah Kak"

"kenapa?"

"biar selalu ada rasa kangen dan pengen cepet pulang ke rumah"

"tapi ya maaf banget berarti ada beberapa hari kamu sendirian di rumah kalo malem-malem"

"mana aku penakut"

"atau kita suruh Mba Minah tinggal di rumah kita secepatnya?"

"gapapa Kak, aku juga harus belajar, kalo terus dibantuin gimana mau mandiri, status aku sekarang udah jadi istri orang"

"oke deh"

"btw coba jelasin lagi jadwal kamu Kak, biar aku gak kaget ntar tiba-tiba ditinggal malem-malem"

"senin sama kamis aku dari pagi sampe sore, selasa sama jumat itu siang sampe tengah malem karna ada jaga, rabu, sabtu, minggu libur"

"oke" jawab gue sembari sibuk mengetik di hp.

"yaampun sampe di catet segala"

"biar gak lupa"

"oh iya senin sama kamis kita berangkat bareng Ay"

"kamu ntar bolak-balik"

"ya gapapa aku kan jam 9, jadi keburu"

"okedeh, tapi selain hari itu aku nyetir sendiri ya Kak"

"aku cariin supir aja gimana?"

"jangan lah ngapain"

"kamu tuh cape kerja, masa harus nyetir juga"

"Kak aku tuh belum jompo kali"

"aku cuma gak mau kamu kecapean"

"gak akan"

"yaudah hari rabu aku kan libur, aku anter kamu juga"

"gak usah Kak"

"lah?"

"kamu baru pulang jam 2 pagi, terus masa aku tega kamu harus nyetir lagi jam 6 pagi buat anter aku?"

"ya gapapa lah"

"dulu aja kamu suruh Kak Jafran beliin bubur kalo kamu masih tidur"

"ya kan sekarang udah ada tanggung jawab Ay"

"udah ada aturannya dilarang menyetir dalam keadaan ngantuk"

"iya juga"

"bagi dokter kan keselamatan nomer satu, kamu lupa Kak?"

"iya maaf sayang"

"makanya dipake istirahat aja"

"terus aku rabu sendirian di rumah gitu sampe sore?"

"iya lah"

Selama di pesawat kita random banget ngobrolnya. Mulai dari masalah yang berat sampe yang receh.

Akhirnya kita sampe rumah. Kali ini bukan Kak Gia yang nyetirin kita. Tapi kita naik travel. Kasian kak Gia dia udah mulai sibuk. Iya sibuk, dia udah mulai sering ke kantor Ayah. Katanya pemanasan sebelum nantinya beneran handle kantor Ayah.

Gue gak sabar nungguin pindahannya Kak Gia ke Indonesia. Suaminya yang jadi dosen di Korea itu akhirnya dia bakal pindah kerja. Dia ditawarin salah satu kampus negeri ternama di Indonesia untuk jadi Wakil Rektor. Dia juga mau buka usaha disini. Alhasil dia bakal ambil, karna katanya lebih nyaman kerja di negara sendiri.

"Ay hari ini kita istirahat aja ya, besok aja unpackingnya, jangan kecapean"

"iya pak dokter"

"malu dipanggil dokter mulu"

"kan kamu dokter pribadi aku kak"

"iya iya pasien vvvvvip aku"

-------

I will dive in to you you~ you~

Tiba-tiba dering hp gue bunyi. Ternyata telpon dari Bunda.

"halo Bundaaa i miss u"

"Assalamualaikum dulu Ay"

"oh iya waalaikumsalam Bun"

"gimana kabar kamu? Kabar suami kamu?"

"baik Bun, Kak Dikta juga baik"

"ini loh Bunda sama Bunda Dewi kita mau kesana, kita kangen"

"kangen atau mau oleh-oleh Bun jujur aja hayo"

"ini anak ya isengin Bunda nya mulu"

"iya iya kesini aja Bun sekalian sama rombongan"

"tapi Jafran kayanya gak bisa"

"oh iya dia kerja, kasian juga Kak Jafran pasti handle semua sendiri project itu"

"iya dia lumayan sibuk, pulangnya malem terus, katanya biar project kamu sama dia aman-aman aja"

"duh jadi ngerasa bersalah"

"yaudah nanti kamu obrolin aja sama Jafran ya"

"iya Bun, yaudah see you besok"

"iya Ay, salam buat mantu Bunda, Assalamualaikum"

"iya aku salamin ke Kak Dikta, Waalaikumsalam"

Belum 5 detik gue menutup telpon dari Bunda. Kak Dikta udah banyak nanya.

"Ay besok mau pada kesini? Jam berapa? Siapa aja? Jafran kenapa?"

"astaga Kak kalo nanya jangan rombongan"

"eh iya"

"besok Ayah sama Bunda kita mau kesini, jam nya gak tau, Kak Jafran katanya sibuk, pulang malem terus, gara-gara handle project yang aku usulin"

"oh"

"dijawab panjang eh dibales 'oh' doang"

"ooooohhhh"

"ish"

"yaudah tidur, besok kita harus siap-siap sebelum mereka dateng"

"Y"

"dih bales dendam"

"hmm"

"ih pamali tau Ay marah sama suami kalo mau tidur"

"kata siapa?"

"kata aku"

"ish, tau ah bye aku tidur duluan"

"hadap sini dulu Ay"

"gak" tiba-tiba Kak Dikta balikin tubuh gue.

"kalo mau tidur itu harus saling berhadapan" tiba-tiba Kak Dikta mencium kening gue.

"nah harus gini dulu, kan jadi pahala" katanya.

"yaudah selamat tidur istriku" katanya lagi.

Gue cuma bisa senyum-senyum sendiri dan ngerasain jantung gue kaya mau meledak. Rasanya masih canggung buat kaya gini.

-------

CERITA UNTUK DIKTA | DOYOUNG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang