46 - Back to Reality (2)

364 27 0
                                    

Seharian kerja dan fokus sama apa yang gue kerjain. Gue sampe lupa kalo sekarang udah jam lima sore.

Di lantai ini yang belum pulang cuma gue, Tina, Kak Jafran, sekretaris Kak Jafran, Pemimpin Redaksi, dan dua staff redaksi lainnya.

Sebenarnya ada satu sekretaris lagi, dia sekretaris Ayah mertus gue sebelum pensiun. Pasalnya Ayah mulai pensiun tepat satu minggu sebelum gue dan Kak Dikta menikah. Dan sekarang posisi Direktur diisi Kak Jafran. Sementara posisi Wakil Direktur masih kosong.

"semuanya saya duluan ya" sapa Pemimpin Redaksi itu. Kemudian diikuti oleh dua staff nya dan sekretaris itu.

"Tin, kalo mau duluan, duluan aja, gue ngerjain ini sambil nungguin Kak Dikta jemput"

"gapapa Ay? sorry ya doi udah jemput"

"heem"

"Ay lo inget jangan sampe lo drop lagi"

"siap"

"bye" Tina beranjak dari meja nya.

Gak lama kemudian Kak Jafran menghampiri gue.

"Ay ayo balik, gue gak ngizinin lo lembur ya awas aja"

"gue gak lembur kok, ini sambil nungguin Kak Dikta jemput"

"yaudah ayo tunggu di bawah"

"duluan aja Kak, nanggung nih"

"iya Desya mending nunggu di bawah aja sama kita" kata Haikal. Iya dia dulu mentor gue pas magang disini. Dan sekarang dia jadi sekretarisnya Kak Jafran. Mereka emang temen sekolah jadinya akrab.

"so kenal lo Kal"

"dih emang kenal, iya kan Des?"

"iya, masa Kak Jafran lupa? Dia kan mentor gue pas magang waktu itu"

"lah iya, tetep aja lo harus sopan, dia calon Wakil Direktur kal"

"yaampun sorry"

"bohong"

"eh seriusan Ay, semua orang udah tau lo dapet promosi"

"promosi jalur menantu gitu? ngga ya awas aja, gue pasti nolak"

"bukan Ay, project yang kamu usulin itu Dewan Direksi pada suka, dan mereka setuju kalo kamu dipromosiin, apalagi kalo project ini berhasil"

"gak usah berlebihan Kak"

"lo itu hebat Des, waktu pertama kali lo magang disini gue udah liat bibit di skill lo"

"btw jangan panggil 'Des' lah udah kaya si Mark aja"

"mana manggil Haikal kaga pake 'Kak' kaya ke si Mark juga"

"giliran ke Jafran aja lo panggil 'Kak'"

"Kak Jafran itu beda Kal"

"eh sorry, Pak Haikal" gue membenarkan panggilan gue.

"Haikal aja lah, gue kan bestie nya Jafran"

"iya deh"

"yaudah ayo ke bawah" Kak Jafran memaksa.

"duluan aja Kak, gue beresin meja dulu"

"bener ya?"

"iya"

Setelah Kak Jafran dan Haikal pergi, tiba-tiba hp gue bunyi. Dan bener aja itu telpon dari Kak Dikta.

I will dive into you you~ you~

"Ay kamu dimana?"

"aku masih di atas, bentar lagi aku turun, tunggu ya"

"tumben banget jam setengah enam belum turun"

"biasalah orang sibuk, aku tutup telpon nya ya Kak"

Tutt.

Di Parkiran

"loh itu Jafran" Kak Dikta membunyikan klakson.

"ey Bang, apa kabar?" Kak Jafran masuk ke mobil Kak Dikta

"baik, lo sendiri? Sibuk ya? Sorry ya Jaf"

"dih ngapain sorry segala, justru gue yang sorry Bang, itu Aya harus sibuk lagi"

"ya gimana Jaf namanya juga kerja, gue gak bisa larang Aya"

"oh iya Bang, gue mau minta izin sama lo"

"apa?"

"Aya di promosiin jadi Wakil Direktur, karna gue udah gantiin posisi Ayah jadi Direktur"

"jadi itu seriusan?"

"iya Bang, lo keberatan gak?"

"gue bingung, disisi lain ini bagus buat karir nya Aya, dan pasti dia seneng banget, tapi disisi lain juga dia istri gue Jaf, gue gak mau dia terlalu sibuk sampe kecapean"

"iya sih Bang, gue tau kondisi Aya, tapi ini juga bagus buat dia, kalo semisal nanti dia cuti karna hamil, gak akan ada karyawan lain yang remehin dia pas dia balik kerja lagi nantinya"

"iya juga sih"

"nah kan kalo udah jadi Wakil Direktur, setidaknya dia bisa balik kerja lagi dengan tenang pas udah cuti hamil itu"

"tapi bukannya orang-orang malah makin iri kalo dia jadi Wakil Direktur?"

"ya ngga lah, dia di promosiin bukan gue aja yang minta, tapi Dewan Direksi juga, mereka mengakui skill nya Aya"

"wah istri gue kecil-kecil cabe rawit ya"

"bangga kan lo?"

"iya lah Jaf"

"yaudah Bang lo pikirin lagi baik-baik ya, gue takutnya dia malah resign kalo lo larang"

"iya Jaf iya"

"gue gak mau kehilangan orang yang kerjanya bagus dan bisa dipercaya kaya Aya, apalagi Aya keluarga kita"

"bener juga sih Jaf, tapi awas aja lo jangan keras-keras sama Aya"

"kaga lah Bang, malah tadi gue suruh Aya balik, eh malah mau ngerjain sambil nungguin lo"

"istri gue emang ambis"

"cocok emang kalian"

"yaudah sono masuk ke mobil lo, ntar Aya keburu dateng"

"iya bye" Kak Jafran langsung pergi dan menuju mobilnya.

-------

"Kak sorry lama ya" gue sibuk menyimpan barang bawaan gue di mobil.

"gapapa sayang" tiba-tiba Kak Dikta cium kening gue.

"Kak ih"

"biar cape nya ilang Ay"

"hmm"

"pokoknya setiap pergi dan pulang kerja harus kiss dulu"

"sejak kapan ada aturan begitu Kak"

"sejak kita nikah"

"suami aku bucin banget tolong"

"bukannya kamu suka ya? Kan biar kaya di drakor-drakor yang kamu tonton"

"yah bongkar kartu"

"btw gimana hari ini kerjanya?"

"aman kok"

"kalo ada yang mau diceritain, ceritain aja"

"untuk sekarang gak ada sih Kak"

Padahal gue mau diskusi soal promosi jabatan, tapi gue takut Kak Dikta gak izinin gue. ucap gue dalam hati.

-------


*SEKALI LAGI TERIMA KASIH BANYAK YAAA UDAH BACA 'CERITA UNTUK DIKTA' !!! -Author

CERITA UNTUK DIKTA | DOYOUNG✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang