Chapter 9

292 36 3
                                    

"DI-DIPECAT BOS?! TAPI KENAPA?" Tanya Chuuya, hati benar benar berdegub kencang ia merasa tak pernah melakukan sesuatu yg salah.

"Ak kecewa dengan mu, kau membuat ku malu kemarin. Semua orang membicarakan bar milik ku karena bayi mu yg brisik itu!"

"B-bos tapi apa salah mereka, bukankah bayi memang begitu? Mereka menangis untuk berkomunikasi dengan orang tuanya."

"Kau benar, tp ak tdk suka itu ak sudah bilang untuk tdk membawa mereka. KAU DIPECAT SEKARANG PERGI DARI SINI!" Usir Yume.

Sambil menahan air mata, Chuuya pergi meninggalkan ruangan bosnya. Ia langsung mengambil (name) yg ada di gendongan Mia dan mengajak Nana pergi.
Satu satunya tempatnya kerja kini memecatnya dan dia akan kembali membuat kedua putrinya harus minum air putih.

"Maa es klim!" Pinta Nana. Namun Chuuya mengabaikannya dan tetap berjalan.

Di rumah, Chuuya harus menghadapi Nana yg kembali rewel karena minta es cream. Sedangkan Chuuya sedang pusing setelah dipecat.

"Diam Nana!!" Bentak Chuuya dan menimbulkan tangis yg lebih keras, tangisan Nana membuat (name) terbangun dan ikut menangis.

Chuuya benar benar frustasi dengan keadaan ini, ia hanya butuh tenang sedangkan kedua putrinya menangis karena ulahnya sendiri.
Perlahan Chuuya menarik nafasnya mengatur emosinya.

"Shhh.... Sh... Maaf (name) kakak mu menganggu tdr mu apa kau haus?" Chuuya memberi botol susu pada (name) membuat tangisnya mereda dan kembali tenang, sedangkan Nana masih menangis.

"Bsk kita beli es cream, sekarang ak sedang lelah sayang." Ucap Chuuya sembari menatap Nana yg masih menangis.

"Ticak mau!" Tolaknya, ia bersikeras ingin pergi beli es cream.

"Ak tahu kau lapar, bagaimana jika kita memasak telur dadar?" Tawar Chuuya, untuk mengalihkan topik.

"Ticaaakkk!"

"Nana tolong, jangan nakal seperti ini. Kita akan beli besok ya sekarang Nana makan dulu." Ucap Chuuya. Memberi pengertian pada gadis kecil itu memang sedikit sulit, ia tahu sifat keras kepalanya itu memang sulit untuk diredakan.

TOK....

TOK...

TOK...

Chuuya terkejut saat ada yg mengetuk pintu rumahnya, ia merasa tak memiliki janji bahkan tmn yg sudi datang ke rumah menimbang Chuuya tak pernah punya banyak tmn.

Cklek...

Iris safir bertemu dengan iris hazel yg memancarkan kegelapan yg lbh gelap dari malam. Mereka sempat bersitatap sebentar sampai suara tangis Nana memutus kontak mata mereka.

"Tuan apa yg membuat mu datang ke sini dan bagaimana kau tahu rumah ku?" Tanya Chuuya.

Dazai hanya tersenyum, kemudian ia menjawab.
"Itu dari tempat kerja mu." Dazai kemudian membungkuk untuk melihat wajah sembab Nana yg tengah bersembunyi di  balik kaki Chuuya.
"Hey anak manis kenapa kau menangis hm?" Tanya Dazai berusaha semenyenangkan mungkin.

Nana kembali bersembunyi lebih dalam di belakang Chuuya.
"Tuan apa tujuan anda ?" Tanya Chuuya mengalihkan perhatian Dazai.

"Hanya ingin berkunjung saja, ak suka cara kerjamu sanggat rapi." Jawab Dazai. Seketika wajah Chuuya memerah setelah dipuji oleh Dazai, ia tak bisa mengendalikan rona merah di pipinya.

"Mama es klim..." Rengek Nana, rona merah di pipi Chuuya menghilang dan dia segera menatap ke arah Nana.

"Sayang ak sudah bilang tadi apa kau lupa?" Nana menangis lagi begitu dengar apa yg dikatakan Chuuya tak pernah berubah.

"Ice cream ya?" Dazai mengeluarkan sesuatu dari poket jasnya "kau mau ini?" Dazai menunjukan ice cream yg ia bawa pada Nana.

"Mau!" Seru Nana, namun saat nana hendak menerima Chuuya langsung menahan tangannya.

"Tidak ak bs membelikan untuknya juga." Itulah yg dikatakan Chuuya.

Nana menangis lagi saat tak mendapat yg ia mau, Chuuya kemudian menggendong gadis kecil itu.
"Memanjakan anak kecil hanya akan menjadikannya anak nakal." Ujar Chuuya.

Dazai semakin kagum dan tersenyum.
"Ini hanya satu ice cream lagi pula anak kecil hanya ingin 1x jika tak diberi sugesti membelinya terus menerus." Dazai memberikan ice cream jtu pada Nana dan langsung digapai oleh gadis kecil itu.

"Apa yg kau akan katakan jika ada yg memberi sesuatu pada mu Nana Chan?" Tanya Chuuya.

"Telimakasih."

"Sama sama, anak manis." Dazai menjawab sembari menekan hidung Nana. "Kau tak ingin mengundangku masuk?" Tanya Dazai basa basi.

Sebenarnya Chuuya tak mau mengajak proa apalagi seorang Alpha masuk ke rumahnya tp ia tak ada pilihan karena di luar sedang hujan sebab itulah ia terpaksa mengijinkan Dazai masuk.

"Silahkan duduk tuan."

"Dazai, Dazai Osamu kau bisa memanggil namaku Chuuya Kun." Ucap Dazai.

"Errr Dazai San, silahkan duduk." Ucap Chuuya gugup.
Ia membiarkan nana membuat kotor baju dan wajahnya dengan ice cream sedangkan Chuuya menuju dapur untuk membuat teh.

Dazai Pov

Rumahnya sanggat rapi dan harum, ku pikir jika punya anak rumah akan bau.
Hahh benar benar idaman semua alpha.

Ak jadi semakin ingin memilikinya, tp dia sepertinya tipe yg ingin didominasi...

Dazai END Pov

"Ini teh mu Dazai San." Ucap Chuuya.

"Terima kasih." Dazai meminum tehnya dan sedikit terkesan. "Teh mu enak sekali, ngomong ngomong rumah mu sanggat rapi ya seperti hasil kerja mu." Lanjut dazai.

"Iya terima kasih, tp ak sudh tdk bekerja lagi." Jawab Dazai.

"Ak dengar info itu, ak ingin menawari mu bekerja sebagai asisten ku." Ucap Dazai.

"A-aku ti-"

"Fasilitas adalah kau bs tdr di tempat yg sudah ku siapkan bersama kedua putri mu, kau akan dapat gaji 1miliar lebih."

Jujur penawaran Dazai sanggat menggiurkan tp ia masih bingung dengan hal itu.

"Tolong beri ak wkt, anda bisa pergi sekarang kedua putri ku membutuhkan kedamaian." Chuuya mengusir secara halus pria tampan bernama Dazai Osamu itu.

"Baiklah." Dazai bangkit dan menaruh kartu namanya di atas meja lalu ia beranjak dari rumah Chuuya.

"Cepat atau lambat kau akan membutuhkan itu." Batin Dazai sambil tersenyum sinis.

.




.

.
TBC

Let me be with you | DaChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang