Chapter 21

238 38 7
                                    

Setelah kejadian itu, Nana terus saja rewel ia membuat Chuuya tdk tidur semalaman.
"Nana Chan, sudah jgn menangis kau membuat ku sedih." Ucap Chuuya sembari terus menenangkan Nana.

Jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari, namun tangisan gadis kecil itu belum juga mereda. Setiap kali Chuuya membaringkan Nana gadis kecil itu menangis dan meminta untuk digendong.

"Hey sayang, coba lihat bulan di atas sana." Chuuya mengalihkan tangisan Nana dengan memintanya melihat bulan.
"Cantik bukan? Semakin malam bulan semakin bercahaya, mungkin bulan ikut sedih juga melihat Nana menangis. Bagaimana jika Nana tdr agar bulan juga tidak sedih.."

Nana memperhatikan Chuuya lalu beralih menatap bulan yg ada di luar jendela, pikirnya.
Namun gadis kecil itu kembali menangis.

"Shhh....shhhh.... Sayang jangan menangis lagi kumohon." Pinta Chuuya.

"Ma...maaa....hiks...hiks ...."

Chuuya hanya bisa menenangkan Nana, ia tahu rasa takut yg dialami gadis kecil itu.

💮💮💮

"Selamat pagi, Chuuya Kun." Sapa Koyou.

"Ahh pagi Nee San." Jawabnya lesu.

"Hey ada apa dengan mu seperti tdk bersemangat ?" Tanya Koyou.

Chuuya menaruh kepalanya di meja
"Nana semalaman terus menangis, setiap kali tenang dan ak membaringkannya dia terbangun dan menangis."

"Ya walau bagaimanapun dia masih kecil dia baru merasakan hal ini." Sahut Koyou. "Bersabarlah Chuuya, ini tdk akan lama." Lanjut Koyou.

Baru beberapa jam Chuuya bekerja, Nana kembali menangis dan meminta untuk digendong oleh Chuuya. Tangisannya juga turut membangunkan (name) dan membuatnya ikut menangis juga.
Kali ini Chuuya benar benar repot ia tak tahu harus bagaimana, ia tak bisa memilih namun melihat (name) menangis sembari merayap ke arahnya membuat Chuuya terpaksa menurunkan Nana dan menghampiri (name), jelas yg dipilih Chuuya membuat Nana menangis sekuat kuatnya ia hanya ingin Chuuya bersamanya.

"Hey nak, coba lihatlah ini."

Chuuya tahu suara itu, suara Dazai. Ia datang menghampiri Nana dan membawa sesuatu di belakang punggungnya.

Dazai berjongkok dan memperlihatkan boneka berwujud wanita dengan rambut berwarna jingga.
"... Bukankah dia sama seperti mu, memiliki mata biru dan rambut jingga."
Melihat sesuatu yg baru membuat Nana terdiam, ia menyentuh boneka yg di bawa Dazai.

"Apa kau mau memilikinya?" Tanya Dazai, Nana langsung mengangguk dan hendak mengambil boneka itu.

"Tapi hapus dulu air mata mu, baru dia akan menjadi milik mu." Cepat cepat Nana menghapus air matanya agar dia mendapat boneka itu.

"Ini dia..." Nana langsung menerima dengan senang hati dan duduk diam di tempatnya bermain.

Chuuya sedikit lega dengan keadaan yg mulai stabil, walaupun Dazai yg melakukannya.

"Nah Chuuya Chan, bagaimana apa ak keren ?" Dazai bertanya dengan penuh kepercayaan diri dan kesombongan.

"Cih kau hanya menggunakan skill merayu mu itu." Jawab Chuuya.

"Hahahaha, tentu saja rayuanku ini bagai racun bahkan anak kecil juga terpikat." Lagi lagi Dazai bicara dengan kesombongannya.

"Cih pedofil." Chuuya memukul dada Dazai.

"Hahahaha kau tdk tahu saja ak sudah hidup dengan pedofil selama bertahun tahun." (Fans BSD pasti tahu maksud Dazai.)

💮💮💮

Sedari td Dazai bodoh itu trs saja menganggu Chuuya bahkan dia membuat Chuuya bekerja dua kali. Yang membuat Chuuya kesal ada ucapan ucapannya yg terkesan ambigu pada Nana.

"Hey Nana Chan, kau tdk minum susu?" Tanya Dazai sedikit berbisik.

"Susu?!"

"Ya benar...." Dazai tersenyum nista dan melirik Chuuya yg sedang fokus membaca. "Kau bisa dapatkan susu yg hangat sepanjang wkt itu enak." Lanjut Dazai dengan suara yg sedikit pelan.

Tentu saja nana tdk faham benar perkataan Dazai.
"Kau tdk faham, pergilah dan minta pada Mama mu bilang kalau kau ingin minum ASI.. Ingat ya A S I..." Dazai mengeja kata terakhir agar Nana mengingatnya.

Dengan sikap polos gadis kecil itu, Nana berjalan menuju Chuuya yg sedang bekerja sementara Dazai sudah cekikikan dia membayangkan adegan selanjutnya.

"Mama?"

Begitu Nana memanggil Chuuya, Dazai segera berbalik badan untuk menyembunyikan tawanya.

"Ada apa ?" Chuuya menjawab sebagai respon.

"Mama Nana ingin ASI."

Membulatlah mata Chuuya setelah mendengar  permintaan Nana.
Chuuya melirik pada Dazai yg membelakanginya dia tahu ini ulah si bodoh itu, chuuya bersumpah akan mencekiknya nanti.

"Mama..." Nana menarik tangan Chuuya, berusaha meminta perhatiaan darinya.
"ASI..." Lanjut Nana.

Dangan segenap kesabaran dan usaha Chuuya meredakan amarahnya ia bicara pada Nana.
"Sayang ak tdk bisa memberikan mu hal itu, dengar itu hanya di miliki oleh para ibu tp tdk dengan ku ak berbeda dengan mereka."

Chuuya tahu, terlalu dini memberi tahu gadis kecil itu ia berusaha semampunya walau Nana tak mengerti dan malah meminta hal yg sama.

"Bagaimana jika Nana Chan, makan biskuit, apa kau mau?" Chuuya mengalihkan pembicaraan agar gadis kecil itu lupa.

"Mau!" Seru Nana.

"Cehhh!!!"

Dazai merasa kalah dengan hal ini, Chuuya sanggat pandai membujuk putrinya.

PLAK!!

"Aduuh!!! Chuuya itu sakit tahu!" Keluh Dazai.

"JANGAN MENGAJARI PUTRI KU HAL YANG TIDAK TIDAK!!"

"Ak kan hanya mengajarinya untuk mendapat asupan yg lbh baik dari susu formula." Dazai menjawab tanpa rasa berdosa.

"AKU INI LAKI LAKI TDK BISA MELAKUKAN HAL ITU, KAU SENGAJA MENGHINAKU YA!!!"

"Tidak kok, Chuuya Chan. Tapi jika kau mau mengeluarkan ASI mu ak bisa me-"

PLAK!!

"Jangan ngawur kau, pergi sana!" Usir Chuuya.

"Tapi ak masih ingin dijaga oleh Mama Chuuya." Rengek Dazai.

"Kau punya lbh dari 10 penjaga di sini kau tak butuh satu orang seperti ku, Pergi!" Usir Chuuya.

Setelah Dazai pergi entah kenapa Chuuya teringat perkataan terakhir Dazai tentang ASI jauh lbh baik dari susu formula. Ia jadi merasa lemah saat menghadapi kenyataan kedua putrinya tak pernah dapat nutrisi yg baik.

.






.




.
TBC

Let me be with you | DaChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang