Chapter 8

341 45 3
                                        

"Ayolah gadis ku yg manis, kau harus menghabiskan makanan mu agar kau cepat sembuh." Bujuk Chuuya.

"Haa hiks.... Ticak mau.... Hiks... Hiks .." Tangis Nana.

"Lihat Kiki, sahabat mu Nana tidak mau makan." Chuuya bicara pada boneka kelinci milik Nana.

"Ayo Nana Onee Chan, kita makan bersama."

Chuuya membuat suara untuk Kiki sebagai usaha membujuk gadis itu makan.

"Huwaaa hiks.... Sakit ma...." Keluh Nana.

Chuuya tahu itu dialah yg jauh merasakan rasa sakit itu lebih dari siapapun, Chuuya memeluk tubuh gadis kecil itu sembari berusaha menenangkannya.

"Bagaimana jika makan sembari ku gendong?" Tawar Chuuya.
Nampaknya penawaran Chuuya kali ini berhasil, gadis kecil itu mengangguk dan langsung mengulurkan tangannya.

"Gadis kecil ku ini sanggat manja saat sakit ya." Ucap Chuuya sembari menyuapi Nana.

Kalau diingat jatuhnya Nana itu karena ulah Chuuya sendiri, ia jadi merasa bersalah dan merasa gagal menjadi orang tua.

💮💮💮

Pesta sudah di mulai dan semua orang sudah hadir bahkan orang orang dari bar suah bersiap namun satu orang belum datang mengundang kesal dari Yume.

"Di mana dia?!"

Di sisi lain Chuuya tengah kebingungan karena kedua malaikat kecilnya tdk ada yg menjaga terlebih Nana yg masih sakit dan rewel.

"Aduuhhh!"  Batin Chuuya gelisah.

Teleponnya trs berdering menampakan notif dari bosnya
Chuuya mengangkat telepon sembari menggendong Nana yg masih menangis.

"Kenapa blm datang jm berapa ini Nakahara San??!"

"Maaf tp putri ku re-"

"Masa bodoh dgnya yg penting kau hrs datang atau ku pecat!"

Chuuya sanggat panik dengan ancaman itu, ia menurunkan Nana dan membiarkan gadis itu menangis.
Dia segera berganti baju, dan mengemasi perlengkapan untuk kedua putrinya. Karena Nana rewel, Chuuya menggendong gadis itu di belakang dan menggendong (name) di depan sudah bisa dibayangkan seperti apa wujudnya saat menggendong mereka berdua.

Chuuya benar benar membawa banyak beban hari ini, ia tak masalah hanya saja Nana trs bergerak dan menangis di belakang itulah yg menambah beban bawaannya.

"Nana diam! Jika kau tdk diam ak akan menurunkan mu di sini." Ancam Chuuya.

Jika chuuya kesal ia selalu mengancam gadis itu agar diam, walau ia tahu Nana tak sepenuhnya tenang tp setidaknya ia sudah berhenti bergerak dan menjerit.

💮💮💮

"HAHH!!! APA APAN KAU INI NAKAHARA SAN?!" Bosnya langsung marah begitu melihat Chuuya membawa kedua putrinya.

"Maaf nyonya tp mereka tak bisa ku biarkan begitu saja, saya siap menerima res-"

"Cepat bersiap, pesta sudah di mulai 5 menit yg lalu."

Chuuya kemudian pergi dan membawa kedua putrinya ke tempat yg aman, ia menaruh (name) di bawah tepat di sebelah kakinya dan membiarkan Nana bermain dengan mainannya. (Name) sudah pandai tengkurap karena itu Chuuya menyingkirkan benda yg mungkin bisa menimpanya.

"Sekarang giliran mu Nakahara San." Ucap Mia.

"Tolong jaga mereka ya." Mia hanya mengangguk dan membiarkan Chuuya pergi.
Tentu Mia masih muda dan tak tahu cara merawat anak, ia lalai dn tak sadar jika Nana pergi dari sekitarnya.

Dia juga ceroboh hanya karena seorang lelaki memintanya untuk menuang wine, walhasil Mia meninggalkan (name) di sana tanpa pengawasan.

Beberapa saat kemudian ...

"Mia kenapa kau di sini ?" Tanya Chuuya.

"I-itu Nana tdk ada da-dan e-"

"AAPAA NANA! DIMANA DIA LALU BAGAIMANA DENGAN (NAME) JANGAN BILANG- AHHH HIHH!" Pria itu geram dan pergi dari hadapan Mia.

Chuuya segera berlari mencari, ia bingung siapa dulu yg harus dia cari, namun karena mendengar tangisan (name) Chuuya segera berlari menuju tempatnya semula.
Ia mendapati seorang pria dengan jas hitam tengah menggendongnya, sepertinya alasan (name) menangis itu karena ada orang asing yg menggendongnya.

"Maaf tuan bisa kau berikan anak itu pada ku?" Pinta Chuuya.

Orang yg menggendong (name) tak lain dan tak bukan adalah Dazai sendiri.

"Ohh dia putri mu ya, cantik sekali. Lain kali kau harus mengawasinya, hampir saja gelas jatuh di kepalanya." Ucap Dazai menyerahkan bayi itu pada Chuuya.

Tangisan (name) langsung reda begitu ia merasakan pelukan yg amat familiar baginya, ia bahkan menyembunyikan wajahnya di dada Chuuya.

"Ahh iya Nana." Saat Chuuya hendak pergi bahunya sudah disentuh oleh Dazai.

"Jangan cemas dia ada di sini." Ucap Dazai.

"Ma...ma..." Nana langsung memeluk kaki Chuuya.

"Ke mana saja kau? Kau tdk tahu ak ini cemas, jangan pergi saat ak sedang bekerja."

Dazai hanya tersenyum kemudian ia angkat bicara.
"Tempat yg ramai selalu membuat anak anak bingung, ia butuh tempat dimana ia bisa dengan mudah melihat ibu atau ayahnya." Ucap Dazai. "Bagaimana jika mereka kau letakan di kamar atas saja?" Tawar Dazai.

"Ti-tidak pe-"

"Tuan anda bisa membawa putri anda ke kamar atas, mari ku antar." Seorang Maid langsung datang setelah mendapat kode dari Dazai.

"Jangan malu dan sungkan." Ucap Dazai.

Mau tak mau Chuuya menurut saja dan membawa kedua putrinya ke kamar atas ia juga merasa bahwa malam semakin larut dan mereka butuh tdr.

Chuuya menimang (name) begitu tiba di kamar, ia juga memberi susu agar bocah itu cepat memejamkan matanya.
Setelah itu, Chuuya juga memberi kenyamanan untuk Nana dengan ikut berbaring dan menepuk bokongnya ya itulah ritual sebelum tdr untuk Nana.

Aktifitas Chuuya terekam dari CCTV yg melihat dan mengaguminya tak hentinya tersenyum.

"Dia ibu yg luar bisa ya." Seorang wanita dengan kimono berkomentar saat ikut melihat rekaman CCTV.

"Ya Koyou Anee San." Jawab Dazai tanpa melepas pandangannya.

"Kau hrs bisa memilikinya Dazai." Ucap Koyou sedikit menggoda Dazai.

"Itu sudah pasti..."

.







.

.
TBC

Let me be with you | DaChuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang