5 ALINGGA

17.6K 1.5K 58
                                    

"Kukira kita asam dan lambung, dan kita bertemu dengan promag."

"Kisah yang ternyata tak seindah itu..."

Alingga memegang sapu, ia bernyanyi dengan nada paling rendah dan pelan untuk menambah kesan galau dari lagunya.

Dewa dan Abun buru-buru meletakkan satu kursi di atas meja, lalu Alingga naik dan duduk di kursi itu dengan gaya seperti Tulus yang sedang melakukan konser besar.

"Semuanya ikut nyanyi!" Teriak Abun amat keras.

Gean dan Abi yang semula sibuk memakan bekal nasi goreng dari tempat makan berwarna pink dengan gambar barbie milik Dewa, akhirnya berhenti dan berlari ikut bergabung dalam konser dadakan itu.

Gean, Abi, Dewa dan Abun berdiri di bawah Alingga dengan tangan di angkat dan mulai melambai perlahan. Kelas langsung ramai dengan kelakuan mereka.

"Ku.. kira kita akan bersama, di rumah sakit yang sama. Antara aku dan kamu," lanjut Alingga bernyanyi dengan suara pas-pasannya.

"Ku kira takkan ada kendala, kukira ini kan mudah. Kau aku jadi koma."

Alingga mengulurkan tangannya pada Gean, seolah-olah sedang memberikan mic agar Gean melanjutkan lagu.

Tentu saja laki-laki itu langsung menanggapi cepat jiwa petakilan Alingga, ia menarik tangan Alingga ke mulutnya dan bernyanyi. "Semoga lambung ini menghilang, konon katanya dukun sembuhkan. Akan adakah santet yang sepertimu.."

"Semuanya!!" Dewa berteriak.

"Ku kira penyakit kita sama, ternyata kamu lebih parah. Yaudah terima nasiblah."

Alingga benar-benar tukang rusuh paling ulung, kelas yang tadi hanya di penuhi dengan siswa yang saling mengobrol kini malah ikut bernyanyi dengan lirik yang telah di ubah oleh laki-laki itu.

Masih jam istirahat pertama, dan Alingga bersama geng rusuhnya kembali membuat kelas lain pengap karena kelasnya yang selalu berisik berbeda dari kelas lain. Ya tentu saja pelaku kebisingan setiap hari masih sama, seorang Ananda Alingga yang berwibawa.

"Terima kasih, terima kasih!" Kata Alingga sambil membungkuk, ia telah selesai bernyanyi dan langsung meloncat turun. Matanya melirik bangku Lyana yang masih kosong, sepertinya gadis itu masih betah di kantin bersama Dina, padahal Alingga sudah menunggu sejak tadi.

"Lanjutin konsernya, fans kita sangat banyak," kata Alingga melempar sapu pada Abun.

Abun langsung menggantikan posisi Alingga, ia menaiki meja dan bernyanyi seperti Alingga tadi. Sementara Alingga sendiri malah berjalan menuju bangku Lyana.

Laki-laki itu merogoh saku bajunya, mengambil tip ex lalu dengan santai mencoret-coret bangku Lyana, ia menggambar dua gunung yang saling berjejer, ada jalan raya yang entah akan tembus kemana lalu di tambah beberapa sawah serta tiga burung yang terbang tepat di atas gunung yang sedang mengeluarkan asap itu.

Alingga terkekeh melihat gambarnya sendiri. "Bagus banget gambar gue, ini para seniman dunia sungkem nih sama gue," ujarnya sangat percaya diri.

Alingga lalu bergeser ke pojok bangku itu, menulis dengan tulisan paling kecil. Tulisan jelek kebanggaanya.

Alingga cs Lyana ♡

Alingga cinta sejati Lyana ♡

Ia menulisnya amat teliti dan di tambah dengan gambar bentuk hati yang tidak pernah tertinggal di ujungnya, Alingga kembali tertawa.

"Tulisan gue bagus banget anjir, meliuk-meliuk seperti penari ular."

"Guys! Ada liat flashdisk punya bu Amel nggak? Barusan gue taruh di meja!" Teriak Rio heboh, si ketua kelas paling taat sejagat raya.

ALINGGA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang