30 ALINGGA

12.3K 1K 42
                                    

"Benar nih pesan sepuasnya?"

"Iya dungs, emang seorang Lingga yang tampan dan berwibawa pernah bohong?"

Dewa saling melirik dengan Abi, keduanya tersenyum penuh arti. Lalu dengan gerakan cepat keduanya saling berebutan buku menu, menunjuk apa saja yang ingin mereka pesan pada seorang pelayan yang dari dua menit lalu sudah berdiri menunggu.

"Gue pesan ini sama yang ini, lo pesan ini Wa! Nanti saling bagi."

"Dih ogah, makan bekas jigong lo gitu?"

Alingga hanya menggelengkan kepalanya, merasa geli dengan kehebohan kedua temannya. Ia melirik Lyana yang diam dengan tatapan aneh.

"Kenapa diam, nggak mau pesan?" Tanyanya penasaran.

Lyana menyipitkan matanya, menatap penuh curiga. "Pakai uang siapa nih? Uang lo atau kakek lo?"

"Uang kakek, tapi nanti gue ganti kok. Lo pesan aja."

Lyana mendongak, melihat kearah Dewa dan Abi. "Heh lo berdua, pesannya jangan banyak-banyak!" Katanya dengan nada jengkel.

Abi mengangkat sebelah alisnya. "Ngatur bos, siapa lo?"

"Ilyana Arletta, cewek yang udah resmi jadi pengurus keuangan Alingga!" Balas gadis itu dengan angkuh.

"Idih gaya lo neng!"

"Bodo! Pokoknya lo berdua nggak boleh pesan lebih dari dua macam, kalau sampai lebih bayar sendiri!"

Abi dan Dewa mencibir kemudian saling melempar tatapan permusuhan kepada Lyana yang di balas lirikan tajam dari gadis itu, Alingga diam-diam tersenyum geli melihatnya.

Mata laki-laki itu melirik kearah pintu cafe, Gean baru saja datang bersama Ciara. Gadis dengan kaos pink kebesaran yang terlihat lucu di tubuh mungilnya.

Keduanya berjalan saling mendorong, sepertinya habis bertengkar atau memang tidak pernah akur?

"Cia! Aku patahin kaki kamu kalau nendang lagi?!" Bentak Gean saat keduanya sudah sampai di hadapan mereka, mata laki-laki itu mendelik pada kembarannya sendiri.

"Cia nanti aduin ah ke Papa Oo kalau Gean pinjam uang jajan Cia buat biaya pacaran!" Desis Ciara sambil menarik kursi dan duduk di sebelah Lyana.

Gean mendengus, mengacungkan jari tengahnya pada Ciara lalu duduk di samping Dewa. "Pesanin gue sama kayak punya lo," kata Gean dengan ketus pada Abi.

Lyana melihat kearah Gean. "Gean, lo udah selasai beli kado sama Abun?" Tanyanya.

Gean langsung menyengir lebar. "Gak jadi, tadi Abun tiba-tiba mau beli sendiri. Katanya takut gue nyontek hadiahnya hehe."

"Ooh."

"Hai Lyana, Cia disini!" Gadis di samping Lyana menyapa dengan semangat, membuat Lyana langsung tersenyum.

"Iya udah tau, kata Lingga lo ikut juga."

"Cia di ceritain ke Lyana ternyata, ih baik banget deh. Makasih Lyana udah kasih tau hehe."

Lyana mengangguk, sedikit terpesona dengan wajah lugu Ciara. Gadis itu terlihat benar-benar tulus dalam segala hal, pantas Alingga selalu bersikap padanya.

"Cia mau pesan apa?" Alingga bertanya pada Ciara.

Gadis itu tersenyum lebar. "Samain aja kayak punya Lingga."

"Gue pesan roti bakar isi keju, lo kan alergi keju."

Ciara terdiam sebentar, wajahnya sedikit cemberut namun kemudian ia kembali mendongak. "Punya Cia yang isi coklat aja," ujarnya. Alingga mengangguk.

ALINGGA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang