31 ALINGGA

11.2K 956 50
                                    

"Jadi, lo cemburu nih?" Tanya Alingga berusaha kalem untuk menutupi salah tingkahnya, laki-laki itu melepas tangan Lyana dan menatap kelain arah dengan senyum tertahan.

"Gue- gue nggak bilang kalau gue cemburu," wajah gadis itu memerah, lalu sama seperti Alingga dia juga menatap kelaian arah. "Gue cuma kesel aja lo perhatian sama Cia, sementara sama gue kelakuan lo kayak setan!"

"Itu namanya lo cemburu."

"Nggak!"

Alingga berdehem satu kali, ia memberanikan diri menatap Lyana. "Masa lo nggak cemburu tapi nadanya kesal gitu."

Perempuan di depan Alingga merengut dan menatapnya sinis. "Gue emang gak cemburu kok."

"Padahal kalau lo bilang lo cemburu, gue senang loh."

Wajah Lyana terlihat mulai ragu, ia mendongak selama satu detik lalu dengan cepat kembali menatap kearah lain. "Gue nggak cemburu!!" Ketusnya.

"Yakin?"

"Iya," gadis itu mengangguk, matanya semakin ragu.

"Dikit deh!" lanjutnya dengan nada ketus.

Alingga menyipitkan matanya. "Apanya yang dikit?" Tanya laki-laki itu.

"Cemburunya dikit, ingat cuma dikiiiiit banget," kata gadis itu dengan cepat, jarinya membentuk sebuah sentilan seolah-olah ingin menjelaskan pada Alingga bahwa rasa cemburunya memang sedikit. Walaupun pipinya yang memerah di sertai cara bicaranya yang gugup memberi arti lain.

"Pokoknya kalau di rating rasa cemburu gue cuma 0,1 per 10."

Alingga mengulum senyum gemas, tangannya gatal ingin mengacak rambut gadis itu. Tapi ia terlalu gengsi hingga mati-matian menahan diri. "Cemburu itu tanda suka, jangan-jangan lo suka ya sama gue?"

"Nggak! Mana suka gue sama makhluk pecicilan kayak lo." Jawab Lyana mantap.

Alingga tertawa hambar dan mengacungkan jari tengahnya. "Pecicilan aja bisa bikin lo cemburu, apalagi kalem. Haaaaaah!" Laki-laki itu membuang napas tepat di depan hidung Lyana.

"LINGGAAA! BAU!"

"Tapi mending hilangin rasa cemburu lo itu, takutnya kalau dibiarin berubah jadi suka. Mohon maaf aja nih ya Na, tipe gue yang sexy dan bahenol bukan pendek tepos kayak lo."

"Siapa juga yang suka sama lo, gue sukanya sama Abun!" Kata Lyana dengan dagu terangkat tinggi-tinggi, gadis itu tersenyum lalu mendengus dan pergi sambil sengaja menyenggol bahu Alingga.

Kenapa sih dia harus kelepasan mengaku cemburu.

Tuh kan! Pasti sehabis ini Alingga akan terus menerus mengejeknya hanya karena hal sepele ini, ah bodohnya juga kenapa dia harus punya inisiatif mengubah wallpaper ponselnya, padahal foto punggung Abun jauh lebih bagus dari pada wajah petakilan laki-laki itu.

Astaga! Lyana benar-benar bodoh.

"Siapa juga yang suka sama dia, geer!" Gumam Lyana ketika sudah keluar dari dalam dapur, ia merapikan rambutnya dan berjalan cepat sebelum Alingga mengejarnya untuk mengejek.

Matanya tidak sengaja melihat Ranita, perempuan yang baru dia ketahui ternyata Mamanya Alingga. Ngomong-ngomong soal Ranita, Lyana sama sekali belum mengenalnya walaupun status perempuan itu mertuanya.

Lalu karena dia ingin menjadi menantu yang baik sebelum nanti berpisah dengan Alingga, dia akan menyapa Ranita lebih dulu supaya saling mengenal.

"Hai Ma!" Lyana menyapa dengan senyum manis.

Ranita yang sedang duduk di sofa ruang tamu menoleh, wajahnya begitu sinis hingga membuat Lyana meringis takut. "Mana Lingga?" Tanyanya dengan cepat.

Lyana sedikit menyengir, tangannya menunjuk kearah dapur. "Lagi sarapan, Mama udah sarapan? Kalau belum ayo aku siapin."

ALINGGA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang