___ AR Yizhan ___
🪴 Happy Reading 🪴
Desain di dalam toko bunga itu membuat mata yang memandang melebar kagum. Aroma yang melingkupi menguar dari berbagai jenis bunga menjadikan penciuman begitu dimanja oleh wangi yang menyegarkan. Seluruh dindingnya berwarna putih dan krem, digantungi beberapa lampu kristal pada langit-langit. Tulisan Red Florist kembali tercetak pada dinding dengan logo XZ yang terukir diatasnya.
Yibo sedikit bingung kenapa toko itu dinamakan Red Florist, sementara semua interior di dalamnya menggunakan unsur putih.
Bunga berwarna warni dan tersusun rapi memenuhi meja putih bersusun. Di seluruh sisi dinding dan tengah ruangan itu dipenuhi berbagai jenis bunga. Satu sisi dinding terdapat dua lengkungan atas yang membentuk setengah lingkaran. Semua dindingnya ditempeli bunga yang indah.
Manik hitam Yibo menyapu seluruh tempat yang membuat betah siapapun yang berada di dalamnya. Tatapannya kini berhenti pada salah satu meja kaca di sisi ruangan dekat lengkungan. Ia melihat satu pemuda dibalik counter tersebut, sedang membelakangi dan merapikan bunga yang terpasang pada dinding.
Yibo melangkah mendekat, pelan menapaki lantai marmer yang mengkilap, merefleksikan semua bunga dan lampu diatas. Suara sepatunya yang berbunyi menyentuh lantai membuat pemuda dibalik meja kaca memutar tubuh.
Sejenak Yibo berhenti melangkah, tertegun dengan mata melebar menatap sosok yang balas menatapnya.
Jadi ini pemuda yang disukai Jingyi?
Matanya masih tak berkedip, membatin seakan tak percaya pada selera adiknya. Belah bibirnya terbuka menampakkan satu ekspresi yang akan membuat orang bertanya-tanya.
Jika tak mendengar satu sapaan yang mampir, mungkin Yibo masih akan terus terbengong-bengong dengan dua kaki yang terpantek pada lantai.
“Selamat sore, Tuan. Anda mencari bunga?”
“Ah – ya,” Yibo berdehem. Menampilkan senyum canggung dan menatap berkeliling untuk menutupi perubahan ekspresi. Dia baru saja menampilkan ekspresi bodoh yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya.
Pemuda yang sebelumnya berada dibalik counter itu kini beranjak keluar. Dandanannya rapi berbalut kemeja putih dan blazer hitam yang melapisi. Senyumnya tersungging ramah.
Sekilas Yibo menoleh, sesaat memperhatikan dengan sorot mata yang masih menunjukkan rasa tidak percaya.
Dalam sekali lihat ia menilai pemuda ini tidak cocok untuk adiknya.Sebenarnya tidak bisa dibilang biasa saja, cukup tampan, garis muka ramah dan bersahabat. Satu penampilan yang menyenangkan. Wajah itu kecil dengan mata bulat, ekspresi polos lebih mendominasi auranya. Potongan rambut rapi dan senyumnya sangat sopan.
“Tuan?”
Pemuda itu kembali memanggil karena melihat pengunjung tersebut hanya terbengong-bengong memandanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceBerawal dari buket bunga yang cantik, putih dan menguarkan aroma memabukkan, nama Red Florist menjadi sesuatu yang berkesan di hati Wang Yibo, seorang pemuda yang memiliki ketampanan luar biasa. Di tempat itulah, ia menemukan objek indah yang membua...