🪴 Happy Reading 🪴
Jam di dinding menunjukkan angka delapan ketika Xiao Zhan membuka mata. Ia mengangkat tubuhnya dengan gerakan cepat dan merasakan kepalanya sedikit berputar. Tubuhnya terasa lemas sehingga ia menunggu sampai benar-benar pulih dari keterkejutan. Berusaha mengingat hal-hal yang terjadi dan ia menyadari bahwa dirinya tertidur di tempat lain.
Xiao Zhan masih duduk dengan tubuh lemas, kepala sedikit menunduk sambil terus mengerjapkan mata.
Bisa-bisanya aku tertidur disini
Ia berusaha membuka mata yang terasa berat dan mulai menurunkan kedua kaki. Baginya hari itu merupakan hari yang buruk ia rasakan. Entah kenapa perasaannya sangat tidak enak. Dengan susah payah ia beranjak bangun dan tersaruk-saruk melangkah menuju kamar mandi. Sambil menyiram kepalanya oleh air shower, ia terus merutuki diri sendiri.
Apa yang harus kukatakan pada Yibo? Kenapa aku tidak memaksa untuk pulang? Xiao Zhan, kau benar-benar mencari penyakit.
Dalam waktu singkat, ia sudah menyelesaikan acara mandinya. Tubuhnya terasa segar dan berpikir untuk secepatnya pergi dari apartemen Sehun. Ia keluar kamar mandi bertepatan dengan masuknya Sehun yang membuka pintu kamar.
Pemuda itu mengulas senyum cerah sambil membawa satu stel pakaian.
“Aku baru akan membangunkanmu. Kau tidur dengan sangat pulas,” Sehun berkata dan melangkah mendekat. Matanya berbinar-binar menatap sosok manis yang begitu segar setelah mandi.
“Setelah tidur nyenyak kau terlihat lebih segar,” tangannya terulur mengusap pipi yang masih lembap dan halus.
Setengah memalingkan muka, Xiao Zhan hanya kembali melangkah untuk masuk lagi ke kamar mandi. Dia harus berganti pakaian namun karena mendadak pemuda itu masuk, ia pun hanya bisa mengenakan pakaiannya lagi di ruang tertutup.
“Pakai bajuku,” Sehun menahan langkah Xiao Zhan dan menyodorkan baju yang terlipat.
“Tidak perlu, aku akan ganti setelah tiba di rumah.”
“Pakaianmu kotor. Kalau kau memang ingin segera menggantinya juga tidak masalah. Apa kau merasa geli menggunakan bajuku?”
“Bukan begitu,” Xiao Zhan menjadi serba salah. “Aku sudah bilang aku akan langsung pulang ke rumah.”
“Aku baru tahu kalau kau sekarang begitu anti berdekatan dengan orang lain. Bahkan dengan sahabatmu sendiri,” helaan nafas Sehun mengiringi kalimatnya.
Sejenak Xiao Zhan menarik nafas panjang, merasa dirinya mulai ada dibawah kendali Sehun. Sementara ia tidak bisa menyakiti sahabatnya dengan bertindak kasar. Ia pun menerima baju yang tersodor.
“Baiklah. Aku akan mengembalikannya nanti,” langkahnya kembali berlanjut memasuki pintu kamar mandi.
“Aku tunggu di ruang makan,” ujar Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]
عاطفيةBerawal dari buket bunga yang cantik, putih dan menguarkan aroma memabukkan, nama Red Florist menjadi sesuatu yang berkesan di hati Wang Yibo, seorang pemuda yang memiliki ketampanan luar biasa. Di tempat itulah, ia menemukan objek indah yang membua...