Spring_part twenty one

610 128 11
                                    

🪴 Happy Reading 🪴

Sebagai salah satu mahasiswa jurusan kesenian, Xiao Zhan termasuk sosok yang berprestasi dalam hal desain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagai salah satu mahasiswa jurusan kesenian, Xiao Zhan termasuk sosok yang berprestasi dalam hal desain. Keahliannya mendapat sorotan dari para dosen. Dia pun masuk ke dalam salah satu anggota perkumpulan mahasiswa khusus dalam pengembangan kreativitas dan inovasi. Bersama sepupunya, Paul, yang sama-sama di bidang seni ikut bergabung dalam kegiatan yang diadakan di luar kota.

Disaat itulah, Xiao Zhan mengenal Sehun yang masuk dalam daftar mahasiswa dan secara tidak terduga menjadi bagian dari tim Xiao Zhan. Karena berada dalam satu tim, mereka pun menjadi dekat. Dan itu berlangsung setelah pulang dari kegiatan yang memakan waktu selama tiga hari.

Pada awalnya mereka selalu bertiga. Pergi kemana-mana bersama. Namun tidak tahu bagaimana mulanya, Sehun selalu mengajak Xiao Zhan sendiri tanpa didampingi Paul.
Sebagai sepupu, Paul mengerti keinginan Sehun. Dia tidak pernah bermasalah dengan siapapun Xiao Zhan berhubungan asal pemuda manis itu memang menyukainya.

“Kau sekarang menjauh, Paul. Tidak pernah lagi menemaniku,” suatu hari keluhan Xiao Zhan terucap dari mulutnya.

“Kau ini,” Paul sedikit gemas dengan sikap Xiao Zhan. “Bukannya aku tidak mau. Memangnya kau tidak lihat sikapnya padamu? Dia pun pernah memintaku untuk membiarkan kalian jalan berdua. Kau mau aku jadi kambing congek di tengah-tengah kalian?”

“Memang apa yang salah? Kita hanya pergi makan, bermain, nonton. Apa yang berbeda?”

Decakan kesal tercipta dari lidah Paul. Telunjuknya kini sedikit menekan pelipis Xiao Zhan yang duduk di sebelahnya. Keduanya menikmati suasana sore di taman kampus.

“Aku heran dengan isi kepalamu,” desis Paul. “Dia menyukaimu. Masa kau tidak tahu?”

“Aku tahu,” bibir Xiao Zhan sedikit merengut.

“Sudah tahu masih bertanya?” Paul mendelikkan mata. “Aku harus pengertian memberi kalian waktu.”

“Kau setuju aku bersamanya?” tatapan Xiao Zhan tertuju pada pepohonan hijau yang bergoyang tertiup angin, menghantarkan hembusan segar yang menyapa tubuh.

“Kenapa harus meminta persetujuanku? Itu tergantung pada hatimu. Kau menyukainya atau tidak?”

“Aku tidak tahu,” desah Xiao Zhan, hanya bibirnya meniupkan udara ke atas.

“Kau pikirkan dan rasakan saja. Aku tidak akan mencampuri urusanmu. Jika kalian memang bersama, aku hanya bisa mendukungmu,” kalimat Paul saat itu mungkin menjadi hal terakhir dari kebersamaan mereka.

Setelah itu, Paul tidak banyak bertanya dan mencampuri hubungan apa yang terjalin diantara mereka. Dia hanya tahu bahwa sejak itu Xiao Zhan selalu didampingi Sehun.

𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang