Spring_part twenty eight

578 102 54
                                    

🪴 Happy Reading 🪴

Hari itu benar-benar buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu benar-benar buruk.

Bagi Xiao Zhan, tidak ada satu hal pun yang berjalan dengan baik. Bahkan seharian itu ia tidak memiliki selera makan sedikit pun. Sewaktu dirinya dibawa untuk makan siang yang nyaris menjelang sore, ia hanya bisa mengikuti kemana Sehun membawanya. Mereka makan tanpa bicara, bahkan ia seakan tidak merasakan apapun di lidahnya.
Lagi-lagi, ia tidak bisa membantah ketika Sehun kembali membawanya ke apartemen. Cukup sekali ia mendebat dan tidak lagi punya keinginan untuk bersikeras dengan keadaannya yang dirasa lelah. Pikirannya yang terus memikirkan tentang penyerangan ke toko bunganya serasa menghabiskan energinya.

Setelah tadi meminta izin untuk cuti selama tiga hari, ia bermaksud untuk memperbaiki semuanya dengan total. Entah berapapun biaya yang ia keluarkan, lagipula usaha itu bersama-sama dengan sepupunya yang pastinya tidak akan diam begitu saja. Mereka hanya tinggal menghitung pengeluaran.

Ia tahu tidak akan mungkin mengembalikan semuanya seperti semula hanya dalam tiga hari, namun sisanya bisa ia serahkan pada Paul. Dan lagi, bukan hanya masalah perbaikan yang tidak bisa kembali dalam waktu singkat. Yang lebih utama adalah emosi yang mereka alami akan melekat lama dalam memori keduanya.

Saat ini ia memerlukan sosok terkasihnya. Namun sayang, keadaan sekarang sangat tidak memungkinkan. Tetapi setidaknya, ia ingin sekali mendengar suara Wang Yibo.
Tiba di apartemen Sehun, ia hanya berdiam diri di kamar tamu yang sebelumnya ia tempati. Sudah beberapa menit berlalu dan ia terus duduk termangu di tepi tempat tidur. Tangannya memainkan ponsel yang sedang ia sambungkan ke penghubung daya. Sesaat ragu-ragu, tapi akhirnya ia kembali menekan nomor Yibo.

Yibo, sesibuk itukah dirimu? Apakah tidak bisa hanya sekedar berbicara beberapa menit?

Keluhannya menggema dalam hati sewaktu teleponnya kembali tak mendapat jawaban.
Rasa kecewa dan sedih hanya bisa ia telan sendiri, merasa bingung dengan sikap kekasihnya. Biasanya Yibo akan selalu menyempatkan diri untuk menelepon walau hanya sekedar menyapa dan menanyakan kabar.

Kenapa lagi denganmu?

Xiao Zhan meletakkan ponsel dan bangkit dari duduknya, melangkah lambat mendekati balkon. Ia berdiri di dekat railing pendek, menikmati belaian angin sore yang menyapa tubuhnya. Sambil menekan telapaknya pada railing, fokusnya terlempar entah kemana. Tatapannya jauh melampaui suasana di luar sana yang dipenuhi deretan gedung dan bangunan bertingkat.

Bentangan pantai Xiamen membentuk garis di kejauhan. Kilauan yang tercipta dari beberapa danau di dalam kota memantulkan sinar matahari sore. Hijaunya taman dan deretan pohon yang melindungi tepi jalan dan komplek tertentu.

Di seberang sana, dibatasi sungai Longjiang yang memanjang, pulau Gulangyu nampak dipadati ratusan bangunan yang saling berdekatan. Banyaknya pohon yang tumbuh terlihat dari warna hijau yang mendominasi.

𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang