Spring_part thirty one

643 116 53
                                    

___ AR Yizhan ___

🪴 Happy Reading 🪴

🪴 Happy Reading 🪴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening dan muram.

Itu yang kini dirasakan oleh Xiao Zhan. Perubahan Wang Yibo begitu drastis setelah mereka hanya tinggal berdua. Meskipun perjalanan mengantar Yibo ke rumahnya hanya memakan waktu dua puluh menit, tetapi rasanya begitu lama dengan atmosfir dingin yang seakan membekukan setiap sendi di tubuhnya. Kecurigaannya semakin besar bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Yibo saat ini.

Apakah mungkin itu berhubungan lagi dengan sahabatnya?

Pertanyaan dan prasangka tentang kedekatan mereka menjadi hal paling mengusik hatinya. Terlebih pembahasan tentang ia menginap di tempat Sehun. Sudah pasti menjadi sesuatu yang sangat menyinggung perasaan Yibo.

Diamnya pemuda itu tak terbantahkan sampai mereka tiba di rumah Wang. Ia ikut turun ketika Yibo membuka pintu mobil tanpa berkata-kata.

“Yibo?” panggilannya sangat lembut dan hati-hati, namun pemuda itu hanya diam seraya mengeluarkan koper dari bagasi.

Tetapi Xiao Zhan tidak putus asa. Ia mengikuti langkah pemuda itu menuju pintu rumah. Kedatangan mereka disambut heningnya rumah, tidak ada siapapun yang menyambut pulangnya pemuda itu. Sesaat Xiao Zhan merasa heran, biasanya nyonya muda rumah itu selalu menyambut kedatangan putranya.

Sekilas ia menyapukan pandangan, menajamkan pendengaran dengan dugaan kalau mereka membuat kejutan. Namun sekian menit berlalu, tidak ada siapapun yang muncul. Mata beningnya beralih menatap penuh kekhawatiran pada Yibo.

“Apa orang rumah tidak tahu kau kembali hari ini?” ia sedikit cemas.

“Mungkin mereka di belakang,” suara Yibo baru keluar semenjak menaiki mobil bersama.

“Kita lihat ke halaman belakang,” Xiao Zhan memegang tangan Yibo dan menariknya untuk menuju ke belakang rumah.

Pemuda itu masih terpaku di dekat pintu, matanya melirik pada genggaman tangan Xiao Zhan. Ia hendak menepis pegangan itu, namun kekasihnya justru memegangnya semakin erat seiring tatapannya yang memelas.

“Yibo, jika kau ingin marah padaku, kau bisa lampiaskan nanti. Sekarang kita temui dulu mamamu. Ayo,” nada lunak Xiao Zhan teriring senyuman lembut.

Merasa perkataan Xiao Zhan ada benarnya, Yibo akhirnya mengalah. Sejenak hembusan nafasnya terdengar panjang. Ia pun meletakkan koper di dekat stand hanger dan menutup pintu. Kemudian mengikuti langkah Xiao Zhan yang menuntunnya ke halaman belakang rumah.

Sesuai dugaan Xiao Zhan, Ny. Wang terlihat menyambut keduanya di pintu geser menuju halaman belakang.

Senyum cerah wanita itu terukir di bibirnya yang merah. Dalam balutan busana panjang dan elegan layaknya wanita terhormat, Ny. Wang mengulurkan lengan untuk memeluk putra sulungnya.

𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang