___ AR Yizhan ___
🪴 Happy Reading 🪴
Dari hari Yibo mengenal Xiao Zhan serta toko bunganya yang luar biasa, Yibo seakan berubah. Setiap dua hari sekali ia mendatangi toko bunga disaat menjelang malam, selalu meminta Xiao Zhan merangkaikan bunga untuknya. Namun dia tidak juga memperkenalkan namanya pada pemilik toko tersebut. Ia pun jarang mengajak berbincang dan hanya memelototi wajah manis yang serius merangkai bunga.Seminggu berlalu, awalnya Xiao Zhan tidak merasa ada keanehan, namun diluar itu ia baru menyadari jika pemuda itu selalu mengikuti dirinya yang suka bersepeda di dalam komplek. Semula ia tidak terlalu memperhatikan, tetapi ia selalu merasa ada seseorang yang berlari di belakang dirinya yang mengayuh sepeda.
Sewaktu ia bersepeda di pagi hari libur, tepat hari Minggu, Xiao Zhan memilih taman di luar komplek Jiahu Garden. Di taman itu tersedia shelter sepeda yang gratis digunakan oleh warga lokal.
Huli Park di jalan Huatai itu sangat luas dengan danau buatan di dalamnya. Banyak kafe dan tempat makan yang berdiri di sisi taman. Pepohonan hijau serta rumput yang menghampar rapi menjadikan satu pemandangan yang menyegarkan mata. Bunga yang mekar di musim semi menjadikan suasana semakin meriah dan indah.
Taman itu menjadi tempat menyenangkan yang selalu ramai dikunjungi warga terlebih disaat akhir pekan. Mereka memanfaatkan hari libur untuk sekedar jalan-jalan, berolahraga, dan menggunakan sepeda yang digratiskan dengan menggunakan aplikasi khusus. Mereka bisa makan atau minum di sisi taman yang difasilitasi bangku serta awning yang melindungi.
Sebenarnya Xiao Zhan terbiasa bersepeda di tempat itu. Setelah memarkir mobilnya di parkiran khusus, ia akan berjalan kaki dan mengendarai sepeda disertai pemandangan yang tersaji hingga tubuhnya berkeringat.
Namun kali ini, ia merasa tak nyaman karena di dekatnya sekarang mengikuti satu sosok pemuda yang berlari dalam tampilan baju olahraga. Dia tidak menyangka ternyata pemuda itu sampai mengikutinya ke taman hanya untuk berlari di belakangnya.
Sedikit menolehkan kepala ke belakang, Xiao Zhan terus mengayuh sepeda tanpa peduli apakah pemuda di belakangnya akan kelelahan. Namun sekian menit berlalu ia merasa kagum dengan daya tahan tubuh si pemuda. Meski dengan keringat yang terus mengalir di lehernya, pemuda itu masih bertahan mengejar sepeda yang ia kayuh.
Daya tahannya luar biasa, apa dia tidak merasa lelah?
Xiao Zhan masih terus mengayuh sepeda sampai merasakan kakinya pegal. Ia pun berhenti dan mendekati salah satu bangku yang kosong di bawah pohon. Ia menyandarkan sepeda pada batang pohon sementara dirinya duduk dan mengambil botol minum dari tas kecil yang ia selipkan pada stang sepeda.
Saat meneguk minuman, ia melihat Wang Yibo kini ikut berhenti di depannya. Rambut pemuda itu basah dan meneteskan keringat. Begitupun wajah dan lehernya. Nafasnya memburu namun terlihat segar. Tanpa sadar Xiao Zhan memandangi pemuda itu dengan tatapan kagum. Wajah yang berkeringat itu justru terlihat begitu seksi. Pakaian olahraganya mencetak tubuh atletisnya semakin jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceBerawal dari buket bunga yang cantik, putih dan menguarkan aroma memabukkan, nama Red Florist menjadi sesuatu yang berkesan di hati Wang Yibo, seorang pemuda yang memiliki ketampanan luar biasa. Di tempat itulah, ia menemukan objek indah yang membua...