Spring_part forty four

613 98 12
                                    

' Happy Reading '
🪴🪴🪴

Hari Minggu yang cerah sangat mendukung kegiatan Wang Yibo melakukan pembelajaran terhadap penduduk setempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu yang cerah sangat mendukung kegiatan Wang Yibo melakukan pembelajaran terhadap penduduk setempat. Selain mereka mempelajari budaya alami yang masih dipegang teguh, dia membawa anak didiknya untuk mengenal kondisi sekitar. Melakukan pelayanan terhadap warga, bersosialisasi, dan mengumpulkan donasi sosial untuk mereka.

Sehun dan Xiao Zhan ikut meramaikan suasana. Melupakan masalah beberapa waktu, mereka hanya fokus bercengkerama menikmati alam yang masih segar. Banyak umbi-umbian yang masih menghasilkan panennya. Berbagai rumpun bunga yang terkadang tidak mereka ketahui.

Xiao Zhan pribadi sangat antusias mengenali beberapa jenis bunga liar yang menurutnya justru terlihat cantik. Bahkan ia baru mengetahui kalau beberapa jenis tanaman tertentu bisa dijadikan sebagai bahan untuk membuat obat tradisional. Terkadang mereka ikut terjun dalam membantu menanam benih di ladang. Beberapa ladang jagung dan ubi jalar mulai memperlihatkan hasil dari perawatan selama berbulan-bulan. Sementara Yibo dan dosen Lee lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak di desa dalam rangka memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu.

Waktu yang merambat tidak terasa membawa mereka yang seakan-akan telah menjadi bagian dari penduduk desa disana. Awan putih cerah menggantung indah di bawah langit sore disaat mereka kini berkumpul dan menikmati ubi bakar hasil dari panen yang mereka cabut sendiri.

Kedua sejoli itu duduk bersisian, berbagi makanan di tangan mereka. Yibo menyuapkan potongan ubi terakhir yang sangat lembut ke mulut Xiao Zhan. Deheman serta bisikan menggoda tidak lepas dari anak didiknya yang menyaksikan kedekatan mereka. Sementara Sehun hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia pun lebih banyak berinteraksi dengan dosen Lee selama mengikuti kegiatan di desa.

Matahari nyaris tenggelam ke peraduannya sewaktu rombongan meninggalkan desa seberang. Masing-masing dari mereka diberi kebebasan untuk bermain ke tempat lain selama itu tidak melanggar jam malam yang Wang Yibo tentukan. Bagaimanapun ia harus bertanggungjawab terhadap keselamatan dan kelengkapan anggota disaat kembali ke ibukota.

Memilih untuk memisahkan diri dari anggota lain, Yibo mengajak Xiao Zhan menikmati segarnya air sungai Beixinshi. Keduanya duduk pada batu yang tertanam di tengah-tengah sungai, menurunkan kaki mereka masuk ke dalam air dingin. Arus air sore itu lumayan deras karena pergantian waktu. Berhembusnya angin dari pucuk pepohonan yang bergoyang menjadi nyanyian merdu di telinga mereka, ditingkahi suara air mengalir dan beberapa bunyi dari hewan senja hari.

Matahari yang bergerak turun menjadi pemandangan indah lain yang memanjakan mata mereka. Pendaran warna merah memenuhi langit berpadu dengan pergerakan awan yang mengambang di atas gunung Binhai.

“Apa yang kau bicarakan dengan Sehun kemarin malam? Kalian kembali berselisih?” Xiao Zhan mengajukan pertanyaan sambil menatap wajah tampan di sebelahnya.

“Tidak ada hal serius. Lagipula selama dia bermaksud merebutmu dariku, kami akan terus berselisih,” sahut Yibo.

“Dia mengatakannya padamu?” mata bening Xiao Zhan sedikit melebar.

𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang