🪴 Happy Reading 🪴
Setelah menekan bel berkali-kali, pintu coklat tebal itu terbuka dari dalam. Ny. Wang berdiri di depan Xiao Zhan yang memasang wajah cemas.
“Xiao Zhan? Kau mencari Yibo?” Ny. Wang langsung menebak tujuan Xiao Zhan.
“Iya, Tante. Yibo sudah pulang?”
“Dari pagi dia pergi untuk melakukan PKM dan belum pulang sampai sekarang. Dia tidak memberitahu?” kerutan di pangkal alis nyonya tersebut tercipta.
“Dia bilang akan pulang siang ini. Tapi aku menunggu di toko bunga dia tak kunjung datang,” Xiao Zhan mencari alasan.
“Mungkin dia pergi ke tempat lain sebelum pulang. Bagaimana kalau kau menunggu di dalam? Siapa tahu dia akan pulang dalam waktu dekat.”
Sejenak Xiao Zhan menimbang. Dia tidak tahu kemana Wang Yibo pergi. Mungkin ke taman, atau mungkin kembali ke universitas. Tapi pastinya dia akan kembali ke rumah. Daripada dia berselisih jalan, mungkin lebih baik ia menunggu Yibo di rumahnya. Pemuda itu tidak mungkin tidak pulang.
“Xiao Zhan?”
“Ah, iya, Tante. Aku tunggu di rumah tidak apa-apa?” dengan tergesa Xiao Zhan menjawab.
“Tentu tidak masalah. Ayo, masuklah!”
Sambil mengulas senyum, Xiao Zhan melangkah masuk. Ia berharap kekasihnya tidak lama lagi akan tiba di rumah.
“Kau sudah makan, Xiao Zhan?” pertanyaan Ny. Wang kembali teraju.
“Aku – “ sesaat Xiao Zhan bingung harus menjawab apa. Pada kenyataannya ia belum makan apapun.
“Kau pasti belum makan,” Ny. Wang langsung membaca ekspresi pemuda manis yang kebingungan.
“Eh, kau temani tante saja di halaman belakang sambil menunggu hidangan makan siang. Ayo!”
Tangan Ny. Wang melambai mengajak Xiao Zhan menuju belakang rumah.
Walau perasaannya tidak tenang, namun Xiao Zhan mencoba untuk bersikap sewajarnya. Sambil menyunggingkan senyum, ia mengangguk dan mengikuti langkah nyonya muda yang nampaknya selalu seorang diri di rumah sebesar itu. Hanya ditemani pembantu yang menyiapkan makan dan bersih-bersih.
“Kau sudah lama tidak mampir. Bagaimana toko bungamu?” Ny. Wang kini menempati kursi rotan berlapis busa tebal.
“Semuanya lancar. Penjualan online sangat membantu pemasukan,” Xiao Zhan tersenyum senang. Ia duduk di kursi sebelah yang dibatasi meja persegi.
“Syukurlah. Apa kau dan Yibo baik-baik saja?”
Xiao Zhan mengerjapkan mata. Ia tidak tahu apakah Yibo bercerita tentang keadaan mereka atau tidak.
“Kami baik, Tante. Hanya saja memang kesibukan sedikit mengurangi intensitas pertemuan. Hal lainnya tidak ada masalah,” senyum manis yang ia tampilkan berharap bisa menutupi ekspresinya. “Apakah Yibo menceritakan sesuatu?” ia mencoba mencari tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceBerawal dari buket bunga yang cantik, putih dan menguarkan aroma memabukkan, nama Red Florist menjadi sesuatu yang berkesan di hati Wang Yibo, seorang pemuda yang memiliki ketampanan luar biasa. Di tempat itulah, ia menemukan objek indah yang membua...