Spring_part six

989 164 17
                                    

🪴 Happy Reading 🪴

“Dia benar-benar membuat hidupku tidak tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dia benar-benar membuat hidupku tidak tenang.”

Gerutuan kesal itu keluar dari bibir tipis Xiao Zhan yang merengut. Dia nyaris melempar buket bunga di tangannya ke atas meja sofa. Seperti biasa dia dan Paul selalu pulang malam setelah menutup toko dan lagi-lagi menemukan buket pada pintu rumahnya.

Paul melirik sekilas.

“Hanya sekedar bunga, kenapa harus tidak tenang? Bukankah bagus untuk menghias rumah, menjadikan ruangan di rumah ini lebih wangi dan menambah keindahan. Lagipula, ini bunga kesukaanmu,” ia meraih buket bunga yang teronggok. Matanya yang bulat mengamati ruang depan dan tengah yang sudah dipenuhi oleh hiasan bunga.

“Kita letakkan di ruang makan saja,” akhirnya ia melangkah menuju sisi rumah yang berdekatan dengan dapur.

Setelah menggantung mantel pada stand hanger, Xiao Zhan ikut menyusul langkah Paul dan melihat sepupunya meletakkan bunga yang sudah dimasukkan ke dalam vas itu di dekat jendela.

“Dia benar-benar menghabiskan uang setiap hari hanya untuk membeli bunga di tempatmu dan juga berakhir di rumahmu,” gelengan kepala Paul tercipta.

“Pemborosan!”

Xiao Zhan masih belum menghilangkan kekesalannya. Ia menuang air putih ke dalam gelas, meneguk air itu beberapa kali.

“Sebenarnya kau kesal karena apa? Dia hanya memberikan bunga, gratis. Dia juga memakai uang sendiri. Apa yang mengganggumu?”

“Dia mengganggu ketenanganku,” Xiao Zhan menarik salah satu kursi dan menghempaskan pantat. Wajahnya masih tertekuk tak enak dipandang.

“Kau tidak masak? Apa tidak lapar?” Paul mengernyit heran melihat sepupunya malah duduk.

“Aku tidak mood.”

Sambil memutar bola mata, Paul mulai melangkah menuju dapur yang bersebelahan dengan ruang makan, hanya dibatasi meja bar yang panjang dan lebar.

“Kau merasa terganggu karena perasaanmu mulai berubah. Kenapa harus tidak tenang hanya sekedar memberikan bunga? Kecuali kau sebenarnya menyukai dirinya, hanya saja kau tidak mengakui,” ia kembali berkata-kata sambil mulai mengolah bahan-bahan dari lemari es.

“Aku menyukainya?” nada Xiao Zhan setengah mencibir. “Dia justru sangat menyebalkan. Apa yang bisa disukai darinya? Dia mengikutiku seperti seorang penguntit. Pura-pura mengenalkan diri dengan baik dan bilang ingin dekat segala. Dia bahkan – “

Xiao Zhan mengatupkan bibirnya. Antara kesal dan jengah sewaktu mengingat tangannya dicium oleh si pemuda. Tanpa diduga debarannya mulai mengusik.

“Sialan,” ia kembali meneguk minuman.

“Dia kenapa?” sesaat Paul menoleh.

“Dia sangat menyebalkan. Pokoknya – dia sudah menyinggung perasaanku,” Xiao Zhan nyaris membanting gelas di tangan ke atas meja makan.

𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang