🪴 Happy Reading 🪴
Selama perjalanan pulang yang hanya menghabiskan waktu lima belas menit, Xiao Zhan terus mencerna kalimat yang diucapkan Yibo. Ia semakin yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiran Wang Yibo dan itu berhubungan dengannya.
Tetapi apa?
“Wang Yibo masih marah?” suara Paul terdengar setelah mereka tiba di rumah.
Xiao Zhan berpaling seiring tatapan bingung yang tertuju pada sepupunya.
“Darimana kau tahu kalau dia marah? Apa kau tahu sebabnya?”
“Kalau aku jadi dia, aku pun akan marah melihatmu bersama orang lain dan minum-minum hingga mabuk,” kepala Paul menggeleng tak paham. “Aku pernah memperingatkanmu sebelumnya, jangan sampai mabuk. Tapi kau justru mabuk bersama Sehun.”
Kerjapan mata Xiao Zhan kembali mengiringi tatapan kagetnya. Ia kini mengingat malam dimana ia dijemput Yibo dalam keadaan mabuk meskipun ia masih sadar dan mengenali sosok kekasihnya.
“Yibo mengucapkan terima kasih padaku karena memberitahu dimana kau makan bersama Sehun. Dia bilang kau mabuk,” Paul kembali berkata.
“Aku merasa galau karena ia seakan berubah. Bahkan mengingkari janji untuk datang,” Xiao Zhan menghempaskan diri pada sofa ruang tengah. Benaknya kembali membayangkan ia minum bersama Sehun dan teman-temannya.
“Tapi bukan berarti kau bisa mabuk hanya karena hal seperti itu. Bukan aku berprasangka buruk terhadap Sehun, jika saat itu Yibo tidak menjemputmu dan kau dibawa pulang dalam keadaan mabuk, apa kau pernah memikirkan apa yang akan terjadi pada kalian? Wang Yibo akan lebih marah dibanding saat ini. Dia bahkan masih bisa memperlakukanmu sebaik tadi.”
Paul seolah belum puas memberikan penghakiman pada sepupunya, ia hanya takut kalau maksud kedatangan Sehun ke kota itu berniat untuk mendapatkan kembali pemuda manis itu. Ia tetap merasa kalau hubungan mereka sebelumnya lebih dari sekedar sahabat. Bagaimanapun, ia mengenali tatapan Sehun yang selalu tertuju pada Xiao Zhan dan itu persis sama seperti waktu di universitas. Ia tinggal memastikan praduganya dengan terus mengikuti perkembangan dan sikap Sehun.
Helaan nafas Xiao Zhan berhembus berat, ia tahu Wang Yibo selalu berusaha bersikap baik di depan keluarga. Ia pun setengah menyesali karena minum bersama Sehun, merutuki diri sendiri yang dengan mudah diprovokasi untuk terus menikmati minuman. Kini ia harus menghadapi kekesalan kekasihnya meskipun tetap ia merasa ada hal lain yang menyebabkan Yibo begitu dingin padanya.
Xiao Zhan berharap kekasihnya masih menghubungi sesuai ucapan, namun semuanya diluar dugaannya.
Dari malam ia kembali dari rumah Wang, sampai detik ini, sudah berlalu satu minggu, kekasihnya sama sekali tidak ada kabar apapun. Ia mencoba mengirim chat, menelepon, namun tak satupun yang dibalas atau dijawab oleh Yibo. Xiao Zhan mulai bingung dengan situasi sekarang karena biasanya Yibo selalu berusaha untuk menepati perkataan yang ia ucapkan. Disamping itu ia penasaran dengan kabar pelatihan. Sewaktu makan malam ia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk bertanya, selain ada keluarga calon besan juga karena sikap Yibo yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceBerawal dari buket bunga yang cantik, putih dan menguarkan aroma memabukkan, nama Red Florist menjadi sesuatu yang berkesan di hati Wang Yibo, seorang pemuda yang memiliki ketampanan luar biasa. Di tempat itulah, ia menemukan objek indah yang membua...