Spring_part thirty four

555 108 34
                                    

🪴 Happy Reading 🪴

Ruangan apartemen itu hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan apartemen itu hening.

Wang Yibo bahkan duduk dalam keremangan suasana. Bersandar pada sofa besar ruang tamu, sebelah tangannya memegang gelas kristal berisi anggur putih. Sekali itu ia ingin mengikuti emosinya untuk menikmati minuman keras. Biasanya ia selalu menjaga diri dan kesehatannya, namun saat ini dirinya sedang membutuhkan ketenangan.

Dinding kaca apartemen yang super tebal dan lebar memperlihatkan gemerlap kota di malam hari. Ribuan lampu gedung dan jalan, jembatan yang membentang dengan kerlip lampu berwarna kemerahan. Bagian-bagian hitam yang mencekam menandakan satu wilayah yang didominasi pepohonan.

Setiap helaan nafasnya begitu jelas terdengar ditengah keheningan ruangan, tenggelam dalam pikiran yang terus memenuhi benaknya. Ia mendekatkan sisi gelas pada bibir dikala telinganya mendengar suara kunci pintu terbuka. Meskipun ruang tamu itu dibatasi satu ruangan kecil berupa lorong yang menyambungkan pintu utama, namun karena kesunyian yang mencekam menjadikan suara kecil itu terdengar jelas. Ia sedikit terkejut karena tidak menduga akan kedatangan sosok lain. Dia tahu siapa yang datang, karena hanya satu orang lagi yang memiliki kunci apartemen mereka.

Ya – sekarang dirinya sedang berada di unit apartemen Luxury. Apartemen yang hanya dirinya dan Xiao Zhan yang mempunyai akses untuk masuk.

Langkah kaki itu kini terdengar jelas menapaki lantai menuju ke ruangan dimana ia duduk menyendiri. Matanya mengerjap berusaha menyesuaikan cahaya ketika satu tombol yang ditekan Xiao Zhan kini membuat ruangan itu terang benderang.

“Astaga!”

Satu seruan tertahan keluar dari sela bibir Xiao Zhan. Rasa terkejut dan senang karena melihat kekasihnya ada disitu membuat jantungnya berdegup kencang.

“Yibo? Ternyata kau disini?”

Bibirnya berusaha membentuk senyuman. Ia tergesa membuka mantel dan sepatunya, berganti menggunakan sandal empuk kemudian menghampiri Wang Yibo yang berpaling menatapnya. Tanpa memedulikan sikap dingin si pemuda, Xiao Zhan kini duduk di sebelah Yibo dan melingkarkan kedua lengan, memeluk tubuh yang hanya diam tak bereaksi.

“Kau menghindariku, Yibo. Aku mencarimu ke rumah namun kau tak pernah ada. Kau mengabaikan telepon dan pesanku. Aku benar-benar putus asa,” ia berkata, serupa gumaman kesedihan.

Wang Yibo hanya diam mendapati perlakuan kekasihnya. Ia membiarkan kepala Xiao Zhan bersandar ke bahu. Tanpa berkata-kata hanya terus mendengarkan keluhan-keluhan yang dikemukakan Xiao Zhan.

“Yibo, apa kau benar-benar kehilangan kepercayaan padaku? Aku tidak pernah mengkhianatimu. Langit dan bumi menjadi saksiku, bahwa aku tidak pernah melakukan hal buruk di belakangmu. Aku berani bersumpah, aku hanya setia padamu, tidak pernah berniat untuk berbuat tak senonoh bersama siapapun. Percayalah, Yibo,” kata-kata itu meluncur dari mulut Xiao Zhan.

𝑺𝒑𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang