CHAPTER-3

2.2K 129 0
                                    

⚠️MENGANDUNG KEKERASAN⚠️
.
.
.
.

♥︎HAPPY READING♥︎

Khanza terbangun saat merasakan cahaya matahati menusuk ke sela-sela matanya, dia pun bangun dan melihat sekeliling. Ternyata pria itu sudah pergi, syukurlah dia masih ada di dunia ini tanpa pikir panjang dia langsung menuju ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu yang lama Khanza sudah keluar dengan mengenakan pakaian santainya, benar hari ini adalah hari minggu sehingga dia tidak perlu datang ke sekolah. Namun dia tetap harus pergi ke restaurant untuk bekerja karena biasanya hari minggu adalah hari di mana restaurant itu akan sangat banyak pelanggan yang datang.

Entah itu dari berbagai keluarga, remaja, dan tak lain juga sepasang kekasih pemuda pemudi. Khanza segera bersiap untuk menuju ke restaurant, sebaiknya dia cepat datang untuk menebus keterlambatannya kemarin.

Saat ini Khanza sudah sampai di restaurant lebih awal,masih terlihat kariawan lain yang sedang beres-beres untuk membuka restaurant itu. Dengan cepat Khanza berganti pakaian dan mulai membantu kariawan lain.

Restaurant baru saja di buka, beberapa menit kemudian sudah mulai banyak pelanggan yang mulai berdatangan, baiklah ini saatnya Khanza fokus untuk mengantarkan makanan ke meja pelanggan.

Khanza mengantarkan makanan ke meja nomer 20 dan dia terkejut melihat seseorang yang duduk di bangku nomer itu. Kenapa Khanza harus bertemu dengan dia lagi, dunia memang sesempit ini apa.

Dengan sedikit rasa takut Khanza menaruh pesanan itu ke meja nomer 20, pria itu tidak sendiri dia bersama dengan sahabatnya yang selalu ada di sampingnya. Bagaikan sepatu yang harus sepasang, sahabatnya itu selalu mengikuti kemanapun dia pergi.

"Okey tenang Khanza kamu harus fokus dengan pekerjaanmu." Batin Khanza untuk tetap fokus pada pekerjaannya.

Khanza kembali ke dapur namun dengan sedikit melamun memikirkan suatu hal yang tiba-tiba terlintas di pikirannya.

"Tidak mungkin, aku yakin bukan dia tapi dia sangat mirip." Pikiran Khanza yang mulai mencurigai seseorang yang hampir mirip dengan sang Stalker.

Lamunan Khanza buyar saat dia merasa pundaknya di pegang oleh seseorang, dia menoleh ke belakang dan mendapati Farel yang sedang tersenyum padanya.

"Kamu mikirin apa Khanza?" Tanya Farel.

"Eh engga mikirin apa-apa kok kak, oh ya kakak nyari aku kenapa?"

"Ngak papa kakak cuma mau bilang nanti kamu pulang bareng kakak aja, ada yang mau kakak omongin."

"Tapi kak ak-." Khanza belum menyelesaikan ucapnya tpi sudah di potong oleh Farel.

"Kakak ga nerima penolakan," ucap Farel tegas.

"Iya deh kak," Khanza hanya bisa pasrah menerima ajakan Farel.

"Ya udah sana lanjut kerja," Farel mengelus kepala Khanza dengan senyum manis yang menggembang di wajahnya.

Khanza melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi, saat ini para pengunjung sudah mendapatkan semua makanan yang mereka pesan. Hingga bisa membuat Khanza sedikit untuk beristirahat, tidak hanya dia tapi kariawan yang lain juga sama.

Saat sedang duduk santai menunggu untuk mengantarkan makanan lagi, Khanza merasakan getaran di saku celananya.

Ting!!!

Suara notif dari ponsel Khanza membuatnya mau tidak mau harus melihat siapa yang mengirim pesan.

"Jaga sikapmu,berhati hatilah karena aku selalu tau apa yang kamu lakukan."

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang