CHAPTER-25

147 5 0
                                    

⚠️MENGANDUNG KEKERASAN⚠️
.
.
.
.

♥︎HAPPY READING♥︎

"Khanza,"

Khanza menatap Athian yang tengah memanggilnya dengan tatapan yang sangat tajam, namun Athian menghiraukan tatapan Khanza dan langsung menggendong Khanza ala bridal style.

"Argh kamu apa-apaan sih, turunin aku sekarang." Ucap Khanza memberontak.

"Ga," jawab Athian singkat lalu berjalan ke arah mobil mereka.

Khanza yang berada digendongan Athian terus mencoba memberontak ingin turun, namun Athian sepertinya memang tak ada niatan sama sekali untuk melepaskan Khanza.

"Bisa diem ga, atau aku cium." Ucap Athian menaikkan satu alisnya.

"Gamauuu, turunin aku sekarang."

Cup

Satu ciumanpun berhasil mendarat dipipi Khanza sontak membuat Khanza mematung seketika dan berhentin memberontak, Athian yang melihatnya pun tersenyum tipis karena berhasil membuat Khanza terdiam.

Athian menurunkan Khanza saat mereka akan masuk kedalam mobil, Khanzapun akhirnya masuk kedalam mobil. Dia memalingkan wajahnya yang ternyata sudah memerah sedari tadi.

"Lu kenapa sih Khan, inget lu udah punya suami." Batin Khanza menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kamu kenapa?" Tanya Athian yang bingunh dengan tingkah Khanza.

"Gapapa, aku mau pulang." Jawab Khanza mencoba menetralkan perasaannya.

"Iya ini mau pulang kok."

"Aku mau pulang ke rumah aku, bukan ikut kamu." Jelas Khanza.

"Ga"

"Pliss biarin aku pulang kerumah, aku mohon sama kamu. Keluargaku pasti pada nyariin,"

"Aku bilang ngga ya ngga."

"Kamu jangan egois bisa gasih? Aku udah ga cinta sama kamu. Biarin aku pulang, aku mau ketemu sama suami aku." Ucap Khanza seraya menatap wajah Athian penuh kemarahan.

"Apa kamu bilang? Egois? Aku egois?"

"Iyalah,kamu itu bukan siapa-siapa aku lagi."

"Akrhh sakit," rintih Khanza saat Athian mencekram lehernya.

"Inget ya, kamu itu milik aku dan akan terus jadi milik aku selamanya."

"Mimpi kamu."

Athian melepaskan cenkramannya terhadap Khanza lalu fokus menatap kedepan,dan menghiraukan Khanza.

Gibran yang sedari tadi menyetir hanya bisa diam tanpa kata melihat pertikaian Athian dan juga Khanza.

Sebenarnya Gibran merasa kasian juga terhadap Khanza tapi mau bagaimana lagi, sahabatnya itu memanglah psikopat yang tidak bisa dihentikan.

Gibran juga merasa bersalah kepada Ruri, karena dia tidak bisa membantu Ruri apa-apa.

Setengah jam berlalu akhirnya mereka telah sampai dirumah Athian yang dulu pernah Athian tempati bersama dengan Khanza.

Memang Athian bertujuan membawa Khanza kerumah itu ialah agar Khanza mengingat kembali kenangan mereka berdua dan berharap Khanza akan kembali kepadanya.

"Inikan?"

"Iyaa ini rumah kita yang dulu, aku sengaja bawa kamu kesini. Dulukan kamu pernah bilang kalo suka banget sama rumah ini," ucap Athian kepada Khanza yang sedang menatapnya penuh tanya.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang