CHAPTER-20

152 6 0
                                    

⚠️MENGANDUNG KEKERASAN⚠️
.
.
.
.

♥︎HAPPY READING♥︎

"Disini."  Jawab Auron seraya menepuk nepuk kasur miliknya.

Khanza yang melihat itu membulatkan matanya sempurna, dia terkejut bukan main karna jawaban dari Auron. Auron yang melihat ekspresi Khanza terkekeh karena berhasil menjahili Khanza.

"Yang bener aja pak?jangan bercanda deh," ucap Khanza tak percaya.

"Siapa juga yang bercanda, saya serius Khanza. Udah cepet kesini,"

"Ngga, saya gamau." Khanza menggeleng gelengkan kepalanya.

"Udah sini, kamu tenang aja saya ga akan macem-macem kok sama kamu. Palingan cuma minta peluk doang,"

"Gamau pak." Belum sempat Khanza ingin lari dari sana Auron lebih dulu menarik Khanza dan membuat khanza berbaring diranjangnya.

Khanza mengaduh kesakitan, karna dia terhempas cukup keras. Disisi lain Auron dengan santainya menarik selimut dan ikut berbaring disamping Khanza.

"Udah nurut aja sama saya, jangan sampai saya kasarin kamu." Ucap Auron dan dengan lancangnya menarik Khanza kedalam dekapannya.

Dalam tidurnya Auron mendekap khanza begitu erat dan dia menarik selimut agar tidak kedinginan, ya walaupun tanpa selimutpun dia sudah merasa hangat karna mendekap Khanza.

Khanza yang tak bisa memberontak dengan terpaksa ikut memejamkan matanya dan tidur dengan atasannya ini, tidak tidak lebih tepatnya adalah musuh atau target misinya.

Kalo saja bukan karena ayahnya Khanza sudah pastikan bahwa Auron telah dia habisi dari kemarin, dan misipun selesai. Tapi entahlah kenapa misi kali ini cukup berbeda, sampai kapan dia harus menyamar seperti ini.

Rasa kantukpun mulai dirasakan oleh Khanza dan tanpa sadarpun dia mulai memejamkan mata, sebenarnya dia juga nyaman dengan dekapan Auron. Dia teringat akan sesuatu, "aku rindu" itulah ucapan terakhir sebelum akhirnya Khanza terlelap.

Auron melihat Khanza dan merasakan nafas Khanza sudah mulai teratur yang artinya dia sudah tidur. Auron memperhatikan setiap inci dari wajah khanza, cantik dan juga menggemaskan pikirnya.

Setelahnya dia tersenyum senang karena Khanza berada didekatnya, sekarang yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya agar dia bisa merebut Khanza dan menjadikan Khanza miliknya.

Disela sela dia memikirkan cara untuk merebut Khanza tiba-tiba saja handpone Auron berdering. Terpampang sebuah nama wanita disana, Auron tadinya menghiraukan telp itu tapi ternyata telp itu cukup mengganggu tidur Khanza.

"Enghh," erang Khanza merasa terganggu.

Auron membelai halus rambut milik Khanza dan juga pipi Khanza agar Khanza terlelap lagi, dan untung saja itu berhasil. Dengan segera Auron menerima telp itu dan terdengar dari sana bahwa wanita tersebut sedang mencari Auron.

"Apa?" Ucap Auron dingin.

"Mas kamu dimana?" Tanya wanita itu dari sebrang sana.

"Udah berapa kali aku bilang gausah nyariin aku. Nanti kalo aku mau pulang pasti juga pulang, udah deh kamu tuh ganggu tau ngga."

"Tapi ma-,"

Belum juga wanita itu menjawab, Auron sudah lebih dulu mematikan ponselnya. Dia tidak ingin momentnya kali ini dengan khanza terganggu oleh siapapun.

Auron kembali memposisikan dirinya dan berbaring memeluk Khanza, dia tak ingin ambil pusing dengan kejadian tadi. Yang dia inginkan hanya memeluk Khanza dan tidur bersamanya saat ini.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang