CHAPTER-9

945 38 1
                                    

⚠️MENGANDUNG KEKERASAN⚠️
.
.
.
.

♥︎HAPPY READING♥︎

Saat Khanza fokus memasak dia tersentak kaget saat mendengar ponselnya yang berdering sangat keras. Khanza mengangkat telfon itu dan dia terkejut saat mendengar ucapan dari sebrang sana.

"Lu tunggu aja kedatangan gua,dan gua pastiin Athian dan juga lu bakalan menderita." Ancam orang tersebut lalu mematikan telfon.

Khanza ketakutan saat mendapatkan ancaman tersebut,Khanza menghela nafas beberapa kali hingga dia mulai merasa tenang. Setelah mulai tenang Khanza menyelesaikan masakannya dan memberikan kepada Athian.

Saat ini Khanza berada di kamar Athian dan membangunkan Athian. Athian terbangun dan mulai duduk menyandarkan tubuhnya, Khanza menyuapi Athian dengan telaten dan hati-hati.

Selesai makan,Khanza memberikan obat pereda nyeri kepada Athian. Athian merasakan ada yang berbeda dari gerak gerik Khanza,sepertinya dia menyenbunyikan sesuatu dari Athian. Hingga akhirnya Athian memutuskan untuk bertanya langsung kepada Khanza.

"Kamu kenapa?"

"Em engga aku ga kenapa kenapa kok,"

"Jujur sama aku Khanza." Ucap Athian menyebutkan nama Khanza.

Jika Athian sudah menyebutkan nama Khanza berarti dia sangat marah hingga akhirnya Khanza memberi tau kejadian tadi kepada Athian, karena Khanza tidak ingin mendapatkan hukuman dari Athian.

Selesai menceritakan kejadian tadi Khanza melihat wajah Athian yang sudah memerah karena menahan emosi sedari tadi. Namun dengan cepat Khanza memeluk Athian agar amarah Athian mereda.

"Kamu tenang ya jangan ke bawa emosi." Ucap Khanza seraya memeluk Athian.

"Aku ga bisa biarin ini,dia udah berani gangguin kamu." Jawab Athian menatap wajah Khanza.

"Aku gapapa kok, kamu jangan gegabah ya karena aku ga mau kamu kenapa-kenapa." Khanza menangkup kedua pipi Athian seraya mencium hidung Athian.

"Makasih ya, aku beruntung banget punya kamu." Athian tersenyum senang lalu memeluk Khanza dengan erat.

Khanza melepaskan pelukannya saat dia merasakan nafas yang teratur dari Athian yang berarti Athian telah tidur. Itu pasti pengaruh dari obat yang di minum oleh Athian, siang ini Khanza sedang menonton tv di ruang tv sambil memakan camilan.

Saat asik menonton dan memakan camilan Khanza di kagetkan dengan suara dari ruang tamu. Khanza menghampiri asal suara itu dan dia mendapati bahwa kaca cendela di sana sudah pecah berceceran di mana-mana.

Khanza mengambil sebuah kertas yang di lempar menggunakan batu dan mulai membaca tulisan yang terdapat di sana. Khanza terduduk lemas di sofa saat membaca tulisan tersebut, Athian yang mendengar suara yang cukup keras keluar dari kamar dan memastikan asal suara tersebut.

Athian menuju ke ruang tamu dan melihat pecahan kaca yang berserakan dan juga melihat Khanza yang menangis dengan memegang sebuah kertas di tangannya. Athian menghampiri Khanza, saat Khanza merasakan ada seseorang di sampingnya dia menoleh dan manatap Athian dengan wajah sendu lalu memeluknya.

Athian memeluk Khanza erat agar dia tenang. Saat sudah mulai tenang Athian menanyakan apa yang telah terjadi di sini, Khanza menceritakan semuanya dan memberikan surat yang ia pegang kepada Athian.

Athian membaca tulisan tersebut dan emosinya mulai memuncak. Dia berdiri lalu pergi ke kamarnya mengambil jaketnya dan juga kunci mobilnya.

Khanza mencoba menghentikan Athian tetapi tidak bisa karena saat ini Athian sudah terlalu emosi. Athian meninggalkan perkarangan rumahnya dan menuju ke rumah orang tuanya.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang