CHAPTER-18

245 9 0
                                    

⚠️MENGANDUNG KEKERASAN⚠️
.
.
.
.

♥︎HAPPY READING♥︎

Seorang wanita yang sedang duduk di ruang kerjanya sambil memilah memilih map yang berisikan data seseorang yang akan menjadi targetnya untuk dia bunuh kali ini, banyak sekali misi yang dia dapatkan.

Mulai dari perselingkuhan, pejabat rendahan yang korupsi, dan juga balas dendam.

Perempuan itu mengambil salah satu map yang menjelaskan tentang identitas targetnya, dia menatap beberapa data itu begitu lama dan juga mulai tersenyum sinis tatkala dia membaca bahwa orang itu telah membunuh adik dari istrinya.

Saat dia ingin menelfon seseorang tiba-tiba saja ada yang dengan seenak jidatnya membuka pintu tanpa salam atau bahkan mengetuk pintu.

"Ayah punya misi buat kamu" Ucap seorang pria paruh baya berjalan mendekati wanita itu, dia adalah Ammar. Ammar Al Blair yang tak lain adalah ayah dari Khanza Aramina Blair.

"Apa?" Khanza menjawab ayahnya dengan sangat bodoamat.

"Ini detail identitas orang yang bakal jadi targer kamu kali ini, jangan pernah sia-siakan kesempatan yang udah ayah berikan." Ucap Ammar melempar sebuah map kepada anak perempuannya itu, setelahnya diapun meninggalkan Khanza yang masih diam saja tak menggubris ucapan ayahnya.

Khanza menatap ayahnya yang sedang berjalan meninggalkan dia yang berada di ruang kerjanya, sudah hampir 2 tahun ini dia tidak diberikan misi secara langsung oleh ayahnya itu.

Kalopun ada misi pasti dia mengetahui itu dari Jeremy, yang tak lain adalah rekan membunuh sekaligus suaminya itu.

Dengan rasa penasaran Khanza mulai membuka map yang berisikan tentang identitas targetnya kali ini. Auron murasame, ketika Khanza membaca nama itu dia merasa seperti tak asing, sepertinya dia pernah mendengar nama itu.

Tapi Khanza menghiraukan perasaannya dan terus membaca detail demi detail dari identitas target yang diberikan oleh ayahnya itu. Khanza menekan nomer yang ada di handponenya dan tak lama kemudian terdengar suara dari sebrang sana.

📱

"Hmm?"

"Kutunggu malam ini."

"Siapa target yang kau pilih kali ini, sayang?"

"Tidak usah banyak tanya. Siapkan saja semua senjatanya, Kita habisi orang itu malam ini."

"Baiklah"

Khanza mematikan telfonnya sebelah pihak sebelum suaminya itu banyak bertanya lagi, dia tidak suka jika Jeremy terlalu banyak bertanya tentang target yang ia pilih.

•🔪🔪🔪•

Jam menunjukkan pukul 22.00 tepat, Khanza dan juga Jeremy beserta anak buahnya sudah siap untuk menjalankan misi yang diberikan oleh ayahnya.

Ya, dia akan menghabisi Auron Murasame malam ini juga. Khanza sudah tidak tahan ingin cepat cepat menjalankan aksinya itu, sudah sejak dua hari dia tidak menghabisi nyawa orang. Dan kini dia sudah haus akan darah.

Baru saja Khanza ingin pergi tiba-tiba ayahnya menghampiri dia dengan tatapan tajam dan ekspresi yang sangat sudah jelas bahwa dia sangat marah.

"Mau kemana kamu?" Tanya Ammar kepada Khanza.

"Yaa menjalankan misi yang ayah berikanlah, apa lagi?" Jawab Khanza sinis, entah kenapa Khanza sepertinya sangat sensi kepada ayahnya itu.

"Ayah emang nyuruh kamu buat jalanin misi, tapi bukan buat bunuh dia." Teriak Ammar menggelegar diseluruh penjuru ruangan.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang