CHAPTER-22

126 4 0
                                    

⚠️MENGANDUNG KEKERASAN⚠️
.
.
.
.

♥︎HAPPY READING♥︎

"Hancurin dia, bikin dia hilang dari dunia ini." Ucap Auron kepada laki-laki disebrang sana.

"Kenapa tiba-tiba lo ngomong gitu? Gua saranin lo jangan gegabah deh, pikirin lagi matang-matang."

"Gua udah gabisa nahan lagi lebih lama." Geram Auron.

"Sabar sebentar lagi, inget lo masih belum dapetin hati dia." Jawab laki-laki itu mencoba menenangkan Auron.

"Arghhh, sialan." Geram Auron membanting handponenya.
Auron membanting handponenya hingga retak, disisi lain Khanza yang mendengar suara keributan itu terbangun dan mencari dari mana asal suara tersebut.

Dengan mengucek ngucek matanya Khanza berjalan kearah ruang kerja Auron, Auron yang mendengar pintu terbukapun menoleh dan mendapati Khanza yang berdiri disana dengan wajah khas orang bangun tidur.

"Ehrm kenapa sih ribut-ribut?" Tanya Khanza dengan suara serak.

"Maaf ya, karna aku kamu jadi kebangun." Ucap Auron menghampiri Khanza.

"Aku laper,"

"Mau makan apa?hm?"

"Mau chicken yang pedes," ucap Khanza dengan wajah yang menggemaskan bagi Auron.

"Yaudah aku pesenin ya, ayo kita tunggu dibawah."

"Mau gendong," ucap Khanza manja dan merentangkan kedua tangannya.

Entahlah sepertinya Khanza belum sadar sempurna hingga bisa-bisanya dia meminta Auron untuk menggendongnya. Apakah Khanza kira bahwa Auron adalah Jeremy?

Auron yang mendengar permintaan Khanza sedikit terkejut namun setelah itu dia mulai menggendong Khanza, dia mengulas senyuman tipis karna Khanza tiba-tiba manja padanya.

Mungkin karena bawaan bayi, ini bisa menjadi kesempatan buat Auron merebut Khanza dengan mudah.

Auron menggendong Khanza menuruni tangga lalu pergi kedapur, dia tak melepaskan Khanza sedikitpun. Auron malah dengan senang mengambil minum didalam kulkas sambil menggendong Khanza.

Sepertinya Auron sudah tidak tahan lagi, dia berpikir sejenak untuk menjalankan rencananya sekarang saja. Sudah cukup dengan sandiwara ini, dia pasti akan merebut Khanza.

Tingtong!!!

Suara bel rumah Auron berbunyi, sepertinya makanan yang dia pesan tadi sudah datang.

Dengan menggendong Khanza dia berjalan untuk mengambil pesanannya, setelah menerima makanan Auron langsung membayarnya.

Auron tak peduli bahwa dari tadi yang mengantar makanannya selalu menatapnya yang tengah menggendong Khanza. Biarkan saja orang itu berpikir macam-macam,selagi itu tidak menggangunya dia tidak akan peduli.

Auron segera menutup pintunya,dan berjalan kedalam. Dia duduk disofa dan membangunkan Khanza yang sedari tadi sepertinya tertidur.

Khanza membuka matanya lalu mengumpulkan seluruh nyawanya, setelah terkumpul semua Khanza terkejut bukan main saat ia berada dipangkuan Auron.

"Lo apa-apan sih kok mangku gua." Ucap Khanza segera turun dari pangkuan Auron.

Auron menatap Khanza heran, "padahal kamu yang minta gendong."

"Gamungkin gua yam mmta,,,,," belum juga Khanza menyelesaikan omongannya Auron lebih dulu membekap mulut Khanza dengan ayam yang dia pesan tadi.

"Enak?" Tanya Auron dengan santainya.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang