CHAPTER-2

2.4K 150 3
                                    

⚠️MENGANDUNG KEKERASAN⚠️
.
.
.
.

♥︎HAPPY READING♥︎

Khanza terus melangkah mundur hingga punggungnya terbentur oleh dinding yang artinya,dia sudah tidak bisa kabur lagi. Khanza menutup matanya saat pria itu mulai mendekat padanya,sudah tidak ada jarak lagi di antara mereka.

Bahkan pria itu dengan lancang menyentuh pipi Khanza, tangannya menyeka air mata Khanza dengan seringai di bibirnya. Deru napas pria itu sampai di rasakan oleh Khanza mengingat bahwa jarak di antara mereka sangatlah dekat. Yang membuat Khanza semakin takut.

"Jangan takut sayang aku tidak akan menyakitimu." Ucap pria itu mengelus pipi Khanza.

"ka-kalau begitu bi-biarkan aku pergi," ucap Khanza gugup tak berani menatap pria itu.

"Apa?membiarkanmu pergi, susah payah aku mengejarmu dan sekarang aku harus membiarkanmu pergi begitu saja? Jangan mimpi." Ucap Pria itu dengan smriknya.

"Cepat jalan,aku akan mengikutimu dari belakang."

"Biarkan ak-," belum sempat Khanza menyelesaikan bicaranya.

"Tidak usah membantah atau," bentak pria itu sembari mengeluarkan sesuatu.

Srett!!!

Darah mengeluar dari lengan Khanza, ternyata pria itu mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya,dan mengoreskannya ke lengan Khanza. Khanza meringis kesakitan dan berjalan menuruti keinginan pria itu, dia tidak ingin mati konyol terbunuh di gang sempit seperti ini dan memilih untuk terus berjalan ke arah rumahnya.

Pria itu terus mengikuti Khanza dengan jarak yang sangat dekat,sehingga jika Khanza berhenti sejenak saja pisau kecil itu akan segera melukainya.

Di sepanjang jalan Khanza hanya menunduk saja menyembunyikan tangisannya,walau sesekali suara tangisannya mampu terdengaf oleh pria itu. Sesampainya Khanza di depan rumahnya ia segera mengeluarkan kunci pintu dan cepat-cepat membuka pintu itu.

Saat ingin masuk,Khanza tersentak saat merasakan tangannya di pegang oleh pria itu. Dengan berat hati diapun berbalik dan mendapati dada bidang milik pria itu.

"Tunggu sebentar," ucapnya lalu melihat Khanza yang sedang berbalik badan sehingga dia mampu melihat wajah Khanza.

CUP

Satu kecupan di kepala Khanza membuat Khanza terkejut bukan main, Khanza semakin merasa takut saat pria itu mulai memperingati dia.

"Berhati-hatilah,aku tau semua yang kamu lakukan." Ucap pria itu dengan seringai di wajahnya.

"Sudah sana masuk,tidur yang nyenyak." Pria itu memperhatikan Khanza yang mulai masuk ke dalam,setelah di rasa cukup diapun pergi meninggalkan rumah Khanza.

Setelah mengunci pintu,Khanza berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang gontai ia memasuki kamarnya. Khanza terduduk tak berdaya di lantai,menangis sejadi-jadinya meratapi semua yang telah terjadi padanya.

"Tuhan kenapa harus aku?kenapa?"

"Kenapa ini semua terjadi padaku tuhan?apa salahku sehingga kau memberiku cobaan seberat ini? Ini sangat tidak adil untuk diriku,kenapa?kenapa?"

Kenapa?dan kenapa? Hanya itu saja yang di tanyakan oleh Khanza,hidupnya sungguh berantakan dan juga hancur. Mengingat kedua orang tua Khanza yang sudah tiada,dan dia yang di usir dari rumah tantenya,lalu sekarang dia mendapatkan teror dari Pria itu.

Sungguh nasib yang sangat tidak beruntung,begitu banyak musibah yang telah menimpanya. Khanza mulai menghapus air matanya dia tidak ingin terlihat lemah, dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya tidak tenang di sana.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang