13. Shape of my Heart

22.2K 1.5K 58
                                        

Copyright2015©Anita_ Pardais

***

Aku sedang duduk di atas tempat tidur sambil memandang kain ulos merah pemberian Rasykal.

Tahu kah dia arti dari pemberian kain ulos ini?

Dari yang aku baca, salah satu tujuan dari memberikan kain ulos ini adalah sebagai tanda kasih dari orang yang memberikannya. Apakah Rasykal memberikan kain ini karena dia mengasihi ku?

Hiks! Air mataku mengalir lagi dan menetes diatas kain merah di pangkuanku.

Semuanya sudah terlambat. Rasykal sudah membenciku. Bahkan dia sudah tak memperdulikan aku lagi.

Hatiku sakit. Cintaku menangis. Aku menangis lagi untuk yang kesekian kalinya.

Aku mendongak menatap langit-langit kamar sambil menyusut air mataku. Seandainya aku putri duyung yang mengeluarkan air mata mutiara, maka aku pasti sudah menjadi kaya raya saat ini.

Aku tertawa sendiri. Tawa getir yang hampa. Yang membuat air mataku lagi-lagi mengalir tanpa bisa aku tahan.

Tertawa lalu menangis. Mengapa emosiku jadi labil begini? Aku merasa sudah menjadi gila sekarang.

Aku kembali menyusut air mataku untuk yang kesekian kalinya sebelum beranjak dari kasur dan menyimpan kembali kain ulos pemberian Rasykal ke dalam lemari pakaianku, bergabung bersama barang-barang pemberian Rasykal yang lainnya.

Si sombong itu menyuruhku untuk membuang semua barang-barangnya ini. Gampang sekali dia mengatakan itu, segampang dia mencampakkan aku.

Dasar playboy tengik tak berperasaan. Seenaknya saja dia menganti perasaannya dan mencari wanita lain. Apa dia belum pernah jatuh cinta?

Baiklah, aku sumpahi saja dia agar jika dia jatuh cinta kelak, dia akan susah payah, jatuh bangun, merangkak bahkan jadi setengah gila karena mengejar cintanya itu.

Aku sadish? Sedikit sadis mungkin, tapi dia yang lebih sadis karena telah berbuat semaunya kepadaku.

Aku memang akan membuang barang-barang ini, tapi tidak sekarang. Mungkin nanti ketika aku sudah melupakannya. Ini seperti penyakit yang tidak bisa disembuhkan, sudah tersakiti, sudah terluka, tapi tetap mencintai dan tidak bisa melupakan.

Dan aku berharap Rasykal bisa terjangkit penyakit yang sama sepertiku ini, karena kurasa itulah balasan yang setimpal untuk semua perbuatannya yang telah menyakitiku.

Sekarang aku sudah ada janji dengan Wisnu dan dia akan datang menjemputku jam tujuh malam ini. Aku akan keluar denganya mencari suasana baru, suasana yang bisa sedikit mengalihkan duniaku yang sedang kacau balau karena si bajingan tengik yang bernama Rasykal itu.

Aku sudah mengenakan jeans pensil tujuh perlapan warna hitam dengan sedikit aksen robek dibagian lutut dan paha. Untuk atasannya aku memakai tank top hitam dipadukan kemeja kotak biru donker yang tidak ku kancing. Lengan kemeja yang panjang kugulung hingga batas siku. Rambut panjangku juga sudah kuikat asal keatas, beberapa anak rambut kubiarkan menjuntai. Kuberikan sedikit eye liner dimataku yang sudah tidak bengkak lagi seperti tadi pagi dan sapuan lipglos warna orange kurasa sudah cukup untuk mencerahkan wajahku yang tampak mendung. Aku menatap penampilanku sendiri dicermin dan meringis. Mengapa aku seperti orang yang sedang berkabung begini?

Whatever ! I don't care !! Yang penting aku harus mencari pelarian dari luka di hatiku ini.

Suara ketukkan dipintu depan membawa langkah kaki ku keluar kamar. Begitu aku membuka pintu, wajah tampan Wisnu menyambutku, aku tersenyum.

Fine,I Love U (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang