Copyright2015@Anita_ pardais
****
Sinar lembut dari mentari pagi mengantarkan langkah kakiku menuju kantorku yang baru. Karena hari ini aku resmi menjadi karyawati Semesta Raya Group untuk cabang wilayah Sumatra, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang properti dan berpusat di Jakarta.
Tapi by the way, Rasykal sama sekali belum tau jika aku sudah diterima di perusahaan ini. Cintaku itu sedang berada di Lombok untuk menyelesaikan masalah proyek resort yang tertunda dan aku berencana akan memberitaukannya setelah dia pulang dari sana nanti.
Ah, jadi kangenkan. Padahal baru saja dua hari dia berada di kota yang nun jauh di sana itu, tapi rasanya seperti sudah berminggu-minggu aku tidak menatap wajah tampannya yang selalu membuatku khilaf!
Bagaimana jika sebulan ya? Mungkin aku akan terancam terkena gizi buruk karena kekurangan asupan vitamin setiap harinya. Hahaha... otakmu mulai kacau Liv!
Tanganku mendorong pintu kaca tembus pandang yang langsung membawaku ke lobby kantor yang masih sepi. Mungkin karena ini masih jam tujuh kurang.
Aku memang sengaja pergi pagi karena terlalu bersemangat menjadi pegawai kantoran. Bye bye deh spg!
Mataku memperhatikan kesekeliling ruangan yang cukup luas dan menemukan seorang Cleaning service yang tengah asyik dengan pekerjaannya tanpa memperdulikan diriku yang masih berdiri di muka pintu.
Aku pun menghampiri mbak cleaning service yang tengah asyik sendiri itu.
"Permisi," sapaku sambil memperhatikan mbak cuek itu. Usianya mungkin lebih muda beberapa tahun dariku, rambutnya panjang dikuncir ekor kuda, wajahnya manis dengan kulit kuning langsat. Penampilannya juga rapi dengan seragam cleaning service pada umumnya.
Aku tersenyum saat mbak-mbak cleaning service itu menoleh sambil terus melakukan pekerjaannya. Dia ikut tersenyum walaupun cukup singkat dan hanya menampilkan tarikkan bibirnya yang dipoles lipstik merah.
Sulit, ucapku dalam hati. Baru cleaning service nya, belum juga para pegawainya, mungkin mereka akan menganggapku hanya seekor kecebong payah. Aku mesti menyiapkan mental dari sekarang.
Sekarang aku telah berdiri dengan sedikit canggung di depan meja resepsionis, masih memperhatikan mbak-mbak itu menuntaskan pekerjaannya. Tangannya sesekali menyemprot cairan khusus kepermukaan kayu dan langsung mengusapnya dengan kain yang dibawanya. Membuat pelitur meja itu tampak lebih mengkilap lagi daripada sebelumnya. Wow! Semut yang lewatpun pasti tergelincir saking licinnya.
"Mbak kepagian datangnya. Kesini aja lagi jam sembilan." Tiba-tiba mbak itu menyeletuk mengagetkanku yang sedikit melamun tadi.
Aku lalu mengernyit heran dengan perkataannya. Kenapa aku disuruh balik lagi jam sembilan? Apa kantor ini baru mulai beraktifitas pada pukul tersebut? Kok siang sekali ya ?
"Maaf," tanyaku akhirnya bermaksud agar mbak itu memperjelas ucapannya barusan.
Mbak itu tak bereaksi dan terus melakukan pekerjaannya. "Iya biasanyakan para model yang akan dikontrak datangnya jam segitu. Bu Risma juga biasa nerima tamu jam segitu."
Penjelasan mbak itu malah semakin membuatku bingung.
"Maksud mbak gimana ya?" Aku kembali bertanya dengan perasaan tak enak. Mungkin mbak ini akan kesal karena aku nggak nyambung sama sekali dengan yang dia katakan. Habisnya omongan dia memang tak kumengerti sedikitpun.
"Memangnya mbak kesini mau ngapain." Mbak itu malah balik bertanya masih dengan cueknya. Untuk tidak ada tanda-tanda dia akan menggamparku.
Tapi jujur aku yang jadi sedikit kesal jadinya dengan orang ini. Jadi cleaning service aja jutek gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fine,I Love U (Complete)
RomansaOlivia merasa dirinya jauh dari sempurna. Kulitnya gelap dan wajahnya tak menarik. Walaupun ada yang mengatakan kulitnya eksotis dan wajahnya manis seperti artis India Pooja Sharma, tapi dia tak percaya. Lalu bagaimana jika Rasykal yang nyaris semp...