Semalam Sera terus memikirkan tentang pekerjaannya antara milih mundur atau tetap bertahan. Gara-gara om om yang mobilnya ia tabrak dan tinggalkan begitu saja ternyata adalah papahnya Aydan. Curhat ke si Indira ngasih solusi ngga nambah pikiran iya. Dering di ponsel Sera membuyarkan lamunannya. Sera mengangkat telpon itu ternyata dari bu Rita agar Sera segera datang ke rumahnya karena Aydan daritadi sudah menanyakan keberadaan Sera. Mau gimana lagi Sera akhirnya tetap berangkat ke rumah itu.
Sera memarkirkan motornya lalu bergegas masuk ke rumah Malviya. Seperti biasa asisten rumah tangga membukakan pintu tapi kali ini bersama dengan Aydan yang sudah siap menunggu kedatangan Sera. Aydan berlari dan memeluk Sera sambil menunjukkan sebuah gambar yang akan diwarnai nya. Selagi Aydan mengambil pensil warnanya, Sera duduk di sofa ruang tamu.
Seseorang yang Sera hindari turun dari tangga. Sehan sudah rapih dengan balutan jas, ia akan berangkat ke kantor. Sera menutupi wajahnya dengan majalah yang ada di atas meja. Tiba-tiba Rita datang dan memberhentikan langkah Sehan.
"Nak, tunggu dulu." Panggil Rita.
Sehan menghentikan langkahnya.
"Mamih mau kenalin kamu dengan guru lesnya Aydan." Ucap Rita.
"Hmm.. " Jawaban Sehan.
"Kali ini gue benar-benar mampus." Batin Sera.
"Kenalin guru les privat anak mu namanya Puja Sera." Ucap Rita.
Sera melepaskan Majalah yang menghalangi wajahnya tapi ia masih menunduk, sedangkan Sehan tidak peduli pandangan nya ia arahkan ke depan tanpa melihat Sera.
"Dan ini anak saya namanya Aderald Sehan Malviya, papahnya Aydan."
"Ouh jadi namanya Sehan." Batin Sera.
Teng..
Sehan baru ngeh nama guru les yang disebutkan Mamih nya itu. Sehan mengarahkan pandangannya melihat ke arah Sera dan bummm.. Benar saja gadis itu yang telah menabrak mobilnya hingga penyok dan kabur begitu saja."Kamu?" Tunjuk Sehan.
"Hehehe.. " Sera hanya bisa menyengir lebar.
"Loh kalian saling kenal?" Tanya Rita.
Belum sempat mereka menjawab Aydan sudah menyela dan menarik tangan Sera ke teras belakang. Aydan pamit kepada Rita sebelum berangkat ke kantor.
"Saya tidak akan melepaskan kamu gadis ceroboh." Gumam Ares tersenyum menyeringai lalu melajukan mobilnya.
Rita pamit kepada Sera, ia akan pergi arisan bersama ibu-ibu sosialita. Sedangkan Pak Brata sedang mengurus cabang perusahaan nya yang ada di Malaysia sehingga ia pulang setiap hari sabtu dan minggu. Aydan dan Sera sedang mewarnai di teras belakang sambil menikmati angin segar yang menerpa tubuhnya.
Sudah bosan dengan mewarnai, Aydan ingin bermain puzzle. Sera pun menurutinya. Ruang khusus mainan banyak sekali mainan-mainan mahal yang tersusun rapih didalam ruangan itu.
Setelah puas main Aydan sangat mengantuk, ia akan tidur siang ditemani oleh Sera. Seperti biasa Sera ikut membaringkan dirinya disamping Aydan sambil berkirim pesan dengan pacarnya.
Jam menunjukkan pukul 4 sore tapi Aydan belum bangun juga. Sera tidak tega jika meninggalkannya. Rita juga belum pulang dari arisan nya.
Ceklek..
Pintu kamar Aydan terbuka menampilkan sosok pria yang tadi pagi Sera berusaha hindari. Sehan menarik lengan Sera keluar dari kamar Aydan dan membawanya ke balkon.
"Lepasin om." Ucap Sera.
Sehan melepaskan cekalan tangannya.
"Urusan kita belum selesai gadis manis." Ucap Sehan sambil mencolek dagu Sera.
"Maaf om soal mobil yang aku tabrak, aku benar-benar ngga sengaja saat itu aku sudah terlambat untuk bimbingan skripsi. Aku gpp ko kalo bakal dipecat." Cerocos Sera tanpa berani menatap mata Sehan.
"Siapa juga yang mau mecat kamu." Ucap Sehan.
Sera mendongak menatap wajah Sehan. Subhanallah sekali didepannya ini ada pria yang sangat tampan jika dilihat dari dekat tampan nya itu kelewat batas.
"Astaghfirullah, dia kan suami orang." Batin Sera.
"Kenapa hm?" Tanya Sehan yang melihat Sera terus memperhatikan wajahnya.
"Oh ngga om." Ucap Sera menggeleng.
"Tapi saya tidak dengan mudah meloloskan kamu begitu saja." Lanjut Sehan.
Sera kembali murung.
"Kalo gitu potong saja gaji aku om."
"Saya tidak menginginkan uang. Saya ingin kamu juga melayani saya." Ucap Sehan.
Sera terkejut dengan apa yang dikatakan Sehan.
"Maaf om tapi saya bukan wanita simpanan." Ucap Sera.
"Haha.. Yang mau jadikan kamu wanita simpanan siapa?" Tanya Sehan.
"Maksud saya itu jika nanti saya butuh kamu maka kamu harus dengan sigap membantu saya misalnya membuat kopi atau mengantarkan makan siang ke kantor." Jelas Sehan.
Sera manggut-manggut ya sudah itu kan tugas mudah.
"Eh tapi kan om bisa minta tolong ke istri om ibunya Aydan." Ucap Sera.
"Saya tidak punya istri." Ucap Sehan.
"Maksudnya om duda?" Tanya Sera sedikit kaget.
"Emang mamih belum cerita?"
Sera menggeleng. Belum sempat Sehan membuka mulut, suara Aydan menangis begitu kencang membuat Sera dan Sehan segera ke kamar Aydan. Ternyata anak itu mimpi buruk.
Ramaikan dengan vote & komen 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Puja Sera (END)
RomanceSehan menarik lengan Sera keluar dari kamar Aydan dan membawanya ke balkon. "Lepasin om." Ucap Sera. "Urusan kita belum selesai gadis manis." Ucap Sehan sambil mencolek dagu Sera. "Kalo gitu potong saja gaji aku om." "Saya tidak menginginkan uan...