Bab 9

524 36 1
                                    

Vote dulu yukss..

Sera sudah siap dengan setelan olahraga. Celana training berwarna abu serta kaos putih dipadukan jaket karena udara masih dingin dan sepatu sport nya. Rambutnya ia cepol tinggi. Sera mengendarai motornya ke rumah Malviya.

Sampai disana Sehan dan Aydan sudah menunggu di teras depan. Sehan dan Aydan memakai setelan olahraga yang sama.

"Lama banget." Keluh Sehan.

Sera mencebik kesal dalam hatinya.

"Yuk." Ajak Sehan.

"Kemana?" Tanya Sera.

"Ke Pesta." Ucap Sehan.

"Oh." Kata Sera.

"Kamu pikir dengan pakaian seperti ini kita mau kemana anak kecil juga tau." Ucap Sehan.

"Sabar Sera sabar." Batin Sera.

Sehan mengajak Sera dan Aydan ke car free day. Anak itu sangat senang karena bisa olahraga bersama papahnya yang selalu sibuk dan juga Sera. Setelah cukup lelah jogging, Sehan membawa Sera dan Aydan untuk sarapan bubur gerobak. Mereka duduk lesehan sambil melihat langsung pemandangan nya danau. Selagi menunggu bubur Aydan bermain di rerumputan yang terdapat disana anak itu sangat ceria sekali. Kini Sera mengerti kenapa Sehan mengajaknya kesini.

"Makasih Sera sudah mau nemanin Aydan." Ucap Sehan.

"Ah ngga apa-apa yang penting Aydan senang."

Setelah puas bermain Sehan mengajak Aydan pulang. Sebelum pulang Sehan mengisi bensin terlebih dahulu. Pom bensin itu sedikit mengantri. Sambil menunggu Sera melihat ke luar jendela, dari kejauhan Sera seperti melihat motor Bagas yang sedang diisi bensin.

"Masa iya Bagas kan dia lagi ke Bali." Batin Sera.

"Ah mungkin itu mirip aja." Batin Sera.

Laki-laki itu menoleh tetapi tertutup helm wajahnya tapi Sera yakin itu helm yang sering dipakai Bagas juga. Saat Bagas akan pergi ada satu wanita yang menaiki motornya dan memeluk Bagas dengan erat. Mata Sera semakin intens menatap nya. Tapi dari postur tubuhnya mirip sekali Bagas bahkan plat motornya juga.

"Ngga ngga mungkin." Sera geleng-geleng kepala.

"Kamu kenapa?" Tanya Sehan.

"Hah?oh itu ngga ngga pp." Kaget Sera.

Aydan tidur di kamarnya sementara Rita sedang keluar bersama suaminya. Menyisakan Sera dan Sehan yang sedang duduk di sofa ruang TV. Sera hendak pamit kepada Sehan tapi Sehan mencegahnya.

"Temanin saya." Ucap Sehan.

"Tapi.. "

"Sebentar saja."

Akhirnya Sera tetap duduk di sofa itu dengan perasaan yang canggung sementara Sehan malah fokus pada tablet nya. AC di ruangan ini sangat dingin ditambah suasananya yang bikin mengantuk. Tak sadar Sera ketiduran.

Sehan melirik ke arah Sera ternyata gadis itu sudah tertidur nyenyak. Sehan kasihan melihat posisi tidur Sera akhirnya Sehan menggendong Sera ke kamarnya. Sehan membaringkan Sera di kasurnya. Sehan memperhatikan setiap inci wajah Sera yang cantik itu. Sehan mencium kening Sera lalu menutup tubuh Sera dengan selimut.

"Hoam.. "

Sera terbangun sambil merentangkan tangannya. Menetralkan cahaya yang masuk ke matanya lalu mengedarkan pandangannya.

"Hah ko aku bisa ada di sini?" Tanya Sera pada bingung.

Entah berapa lama ia tidur.

Sera segera bangkit dari kamar Sehan lalu bergegas keluar untuk pulang untung saja Sera tidak melihat siapapun. Sera segera melajukan motornya menuju kos.

"Bodoh banget si Ser." Gumam Sera memikirkan dirinya yang baru kena AC dikit saja sudah tidur.

Sera menghubungi Bagas tapi tidak tersambung sama sekali. Sera masih kepikiran tadi di pom bensin.

Akhirnya Sera menelpon Indira dan menyuruhnya main ke kos an.

Indira sampai di kos an. Sera menceritakan semua yang ia alami beberapa hari ini mengenai hubungannya dengan Bagas dan juga tadi yang ia lihat di pom.

"Daripada lo menduga-duga gimana kalo lo ke rumah nya aja." Usul Indira.

"Gue anter sekarang juga."

Sera dan Indira berangkat ke rumah Bagas. Rumah yang mewah tapi masih mewah rumah Malviya. Ini kali pertama Sera ke rumah Bagas.

"Permisi pak, Bagas nya ada?" Tanya Sera.

"Den Bagas dan keluarga baru saja pergi." Ucap Satpam.

"Kalo boleh tau kemana ya pak?" Tanya Sera.

"Ke hotel Giant katanya sih ada acara dinner gitu."

"Oh makasih ya pak."

Sera dan Indira memasuki mobil. Berarti Bagas bohong yang katanya acara ke Bali. Entah apa alasan Bagas berbohong ditambah sikapnya yang berubah biasanya sering menghubungi Sera tapi Sekarang malah tidak ada kabar sama sekali.

"Pokonya lo harus positif thinking oke." Ucap Indira menguatkan.

"Oke."

Indira mengajak Sera ke cafe langganan mereka. Sambil melihat live music dan sekaligus menghibur sahabatnya itu yang sedang galau.

Puja Sera (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang