Bab 7

582 38 0
                                    

Jangan lupa vote dulu

Sera menginjakkan kakinya di rumah Malviya karena hari ini seperti biasa Sera harus mengajar les cucu konglomerat itu. Satu minggu Sera bolak-balik rumah besar ini, kini Sera sudah hafal letak ruangan-ruangan nya. Asisten rumah tangga dan satpam pun sudah hafal. Aydan masih belum bangun karena Sera kepagian datangnya. Sera pun membantu Bi Wati menyiapkan sarapan padahal Bi Wati dan Mamih Rita sudah melarang nya. Sera memotong sosis dan sayuran hijau, lalu membuat nasi goreng. Sera menyajikan nasi goreng di meja makan. Bi Wati meminta tolong kepada Sera untuk mengantarkan pakaian yang tadi disetrika nya ke kamar Sehan. Mau tidak mau Sera mengantarkan kemeja Sehan sekalian membangunkan Aydan.

Tok.. Tok..
Beberapa kali Sera mengetuk pintu kamar Sehan tidak ada jawaban. Dengan keberaniannya Sera membuka pintu kamar Sehan yang ternyata tidak dikunci. Celingak-celinguk Sera melihat ke penjuru kamar tetapi tidak ada orang. Sera meletakkan kemeja itu di pinggir kasur.

"Ckckck kamar semewah ini tapi berantakan." Ucap Sera menggeleng.

Sera melihatnya risih jadi saja Sera merapihkan sprei dan selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sera melihatnya risih jadi saja Sera merapihkan sprei dan selimut.

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka. Terlihat Sehan baru selesai mandi hanya memakai handuk yang dililitkan dipinggang. Sehan melihat ada seorang gadis yang tengah merapikan sprei yang memunggunginya.

Sehan sempat terpaku tidak mungkin kan itu Bi Wati secara kan ia sudah paruh baya sedangkan wanita yang ada dihadapannya masih muda.

"Ekhem." Dehem Sehan.

Sera terkejut dan berbalik badan. Jarak mereka hanya beberapa meter. Mata Sera membulat kala melihat Sehan yang hanya memakai handuk.

"Aaaaa.. " Teriak Sera.

Buru-buru Sera berlari keluar kamar Sehan. Nafas Sera ngos-ngosan berlarian di rumah segede ini.

"Kaka cantik kenapa?" Tanya tiba-tiba Aydan.

"Hah?" Sera dibuat kaget.

"Kaka abis dikejar hantu?" Tanya Aydan lagi.

"Oh bukan kaka habis olahraga." Asal Sera.

"Kalo gitu besok Aydan mau olahraga juga." Ucap bocah itu dengan penuh semangat.

Keluarga Malviya kini sedang sarapan bersama tentunya mengajak Sera juga. Semuanya menikmati nasi goreng buatan Sera.

"Enak kan?" Tanya Rita kepada Sehan.

"Banget mih, besok-besok bikin lagi." Ucap Sehan sambil menyendok kan makanan ke mulut.

"Kamu tau ini siapa yang masak?" Tanya Rita.

Sehan menggelengkan kepala.

"Buatan chef Sera." Ucap Rita sambil melihat ke arah Sera.

Sera senang masakannya dipuji enak.

"Uhuk.. " Tiba-tiba Sehan tersedak nasi.

"Pelan-pelan pah." Ucap Aydan.

Sera hanya tertawa dalam hati.

Sehan berpamitan pada mamihnya dan juga Aydan. Sehan mengecup pipi kanan kiri anaknya itu dengan gemas. Sera melihat nya sangat senang. Rita dan Aydan sudah masuk ke dalam. Saat Sera hendak masuk Sehan mencekal tangannya. Sera berbalik badan menatap Sehan.

"Nanti jam makan siang tolong antarkan makan siang ke kantor saya." Ucap Sehan.

"Tapi.. " Ucapan Sera terpotong.

"Tidak ada tapi-tapian."

"Oiya satu lagi makanan nya harus kamu yang masak." Ucap Sehan lalu masuk ke dalam mobil.

"Nyenyenye.." Ngeyel Sera sambil menghentak an kakinya.

Selesai belajar Aydan bermain bersama temannya tetangga komplek. Mumpung Aydan sedang bermain jam juga sudah menunjukkan makan siang, Sera akan membuat masakan untuk Sehan. Melihat bahan masakan ada ayam dan juga sayuran. Sera memutuskan untuk membuat ayam goreng dan juga capcay. Sekitar 40 menit Sera berkutat di dapur masakan pun jadi. Sera mengemasnya dalam wadah.

"Wangi banget masakan kamu, mamih jadi lapar." Ucap Rita yang baru saja memasuki dapur.

"Eh, mamih mau?" Tanya Sera.

Rita mengangguk. Ya sekarang Sera telah mengganti panggilannya kepada bu Rita menjadi mamih karena itu permintaan beliau.

"Maafin anak mamih ya malah jadi repotin kamu." Ucap Rita.

"Ah ngga apa-apa." Ucap Sera sambil menaruh masakannya ke dalam piring.

"Begitu lah kalo belum punya istri." Ucap Rita.

"Kamu mau ngga jadi menantu mamih?" Tanya Rita tiba-tiba.

Sera menghentikan aktivitasnya.

"Hehe bisa aja mamih becandanya." Kekeh Sera. Lalu berpamitan akan ke kantor Sehan.

"Lah mamih kan serius." Gumam Rita.

Sera mengetuk pintu ruangan Sehan tetapi tidak ada jawaban. Sekertaris di depan juga tidak ada. Yasudah Sera menaruh bekal itu diatas meja.

"Nyari Sehan ya?" Tanya tiba-tiba Aldo.

"Eh.. " Sera berjengkit.

"Dia lagi meeting diluar." Ucap Aldo.

Sera mengangguk.

"Mm tadi saya bawakan makan siang ditaruh dimeja nanti tolong sampaikan." Ucap Sera.

"Siap."

"Terimakasih, kalo gitu saya permisi."

Sera berjalan keluar meninggalkan kantor itu.

"Tau tau tadi ga usah dimasakin." Gerutu Sera.

Sera berpamitan kepada Mamih Rita.

Sesampainya di kosan Sera merebahkan tubuhnya dikasur sambil membuka ponselnya melihat sosmed dan mengecek pesan nya tetapi tidak ada pesan dari pacarnya terakhir chat kemarin malam. Sera khawatir tidak biasanya Bagas seperti ini. Sera mencoba menelpon tapi sama sekali tidak diangkat. Sera pun coba mengirim pesan kepada teman dekatnya Bagas. Menurut Beni rumah Bagas sedang kedatangan tamu dari jauh, entah siapa tamu itu Beni juga tidak tahu jelas.

Puja Sera (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang