Bab 25

496 20 2
                                    

Sehan kembali ke kota. Namun dalam perjalanan ada sebuah truk berlawanan arah yang hilang kendali ke arah mobil Sehan.

Tin.. Tin.. Tin..

Duk..

Brakk...

Wiuw.. Wiuw..

Prang..

"Astaghfirullah." Ucap Sera kaget karena piring yang sedang dicuci nya jatuh.

"Nak, kamu kenapa?" Tanya ibunya.

"Eh anu bu perasaan Sera ko ga eank gini ya." Cemas Sera.

"Tenang nak, itu kan cuma perasaan."

Drrtt.. Drrtt..

Buru-buru Sera mengangkat telepon nya.

Sera: hallo
Sehan: hallo
Sera: loh ko bukan suara kamu mas
Sehan: oh iya mba ini saya menemukan ponsel ditempat kecelakaan di jalan kamboja, semua korban sudah dibawa ke RS. Sejahtera
Sera: baik terimakasih informasinya

Setelah menjelaskan kepada ibu bapaknya. Sera segera ke RS yang disebutkan, kebetulan masih dekat dari sini sekitar 1 jam.

Sesampainya di RS Sera menanyakan kepada perawat tentang pasien yang baru korban kecelakaan. Suster menunjukan ruang IGD. Sera benar-benar cemas, khawatir, panik semuanya campur aduk takut terjadi apa-apa kepada Sehan.

Srelek.. Sera membuka gorden yang menutupi ruangan. Terlihat Sehan sedang duduk dibrankar. Dengan segera Sera memeluk Sehan erat-erat sambil menangis.

"Sera, ko kamu bisa ada disini?" Tanya Sehan kaget tiba-tiba Sera langsung memeluknya.

"Mas, kamu ngga kenapa-kenapa kan?" Tanya Sera sambil memutar-mutar tubuh Sehan.

"Aww sakit." Keluh Sehan.

"Maaf mas aku ga liat."

Ternyata tangan kanan Sehan di gips akibat benturan menghindari kecelakaan itu. Untung saja Sehan banting stir walaupun tangannya yang jadi korban tak apalah daripada nyawanya yang melayang. Rugi dong belum juga ngawinin si Sera xixi.

"Mas emang mau langsung pulang ke Jakarta?" Tanya Sera.

"Iya, mas udah telfon supir suruh jemput tuh udah datang."

"Kalo gitu aku ikut mas ke Jakarta."

"Orang tua kamu?" Tanya Sehan.

"Kami mengizinkam, biar nak Sehan cepat pulih dan cepat-cepat jadikan Sera istri kalo ngga nanti ada yang lamar duluan hehe." Canda Pa Supardi.

"Titip anak bungsu ibu yang paling cantik ya." Pesan Edah.

"Siap bu."

"Apasih ibu." Salting Sera.

"Kalo gitu kami pamit ya pa bu." Ucap Sera dan Sehan.

"Hati-hati."

Tak terasa mereka sampai di kediaman Malviya. Sehan dan Sera tertidur dalam perjalanan.

"Ayah, ka Sera." Teriak si kecil Aydan.

Aydan memeluk keduanya bersamaan.

"Kaka kangen banget sama Aydan." Ucap Sera.

"Aydan juga kangen banyak-banyak."

"Aduh calon mantu." Ucap Rita langsung memeluk Sera dan membawanya masuk.

"Lah saya dicuekin siapa coba yang anaknya disini mana abis kecelakaan." Gumam Sehan.

"Sehan mamih sore ini mau ke singapur biasalah papah kamu." Ucap Rita.

Puja Sera (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang