Bab 15

531 27 1
                                    

Happy reading

Langit sangat mendung pagi ini. Butiran-butiran air menetes ke permukaan tanah. Untung saja Sera sudah sampai di rumah Malviya. Sera masuk ke kamar Aydan tapi tidak mendapati anak itu, kamarnya sangat rapih. Sera kembali turun ke dapur tidak ada siapapun juga. Coba Sera ke kamar Sehan. Baru saja tiba diambang pintu, Sehan sudah berdiri di hadapannya.

"Mm.. Om semua orang kemana?" Tanya Sera.

"Mamih ga ngabarin kamu? Tanya Sehan.

Sera menggeleng.

Sehan memberitahu Sera bahwa Mamih Rita dan Aydan pergi berlibur ke Singapura sekalian menemani suami Rita yang memang jarang pulang dan bisnis disana. Sedangkan bi Wati cuti selama Rita pergi ke Singapura itu juga di suruh oleh mamih Rita.

"Kalo gitu saya pamit." Ucap Sera.

"Tunggu kata siapa kamu boleh pergi." Cegah Sehan.

"Aydan kan lagi di Singapur berarti saya libur dong." Ucap Sera.

"Libur?oh tidak bisa." Ucap Sehan mendekati Sera.

Sera mengernyitkan dahinya.

"Selama anak saya di Singapura kamu jadi sekertaris saya di kantor."

"Tapi kan om ada sekertaris."

"Iya memang ada tapi dia sedang cuti menikah."

"Aku ngga mau." Tolak Sera.

"Satu minggu hanya satu minggu saya tetap akan menggaji kamu berapapun yang kamu mau."

Sera sempat berpikir lumayan juga sih. Kemarin Ibu nya menelpon di kampung panen mereka gagal akibat hama yang menyerang akibatnya mereka rugi. Sera pun mengambil tawaran itu.

"Oke saya mau." Putus Sera.

"Bagus." Ucap Sehan. Dalam hatinya puas kesenangan.

Mulai hari ini juga Sera menjadi Sekertaris pengganti ya walaupun Sera melenceng dari jurusan kuliahnya tapi ia yakin dirinya bisa menjadi seorang sekertaris. Sera menyiapkan sarapan untuk Sehan karena memang para asisten rumah tangga diliburkan. Sera membuat sup hangat dan juga nasi yang masih panas apalagi diluar masih hujan.

Sehan turun hanya memakai kaos rumahan. Sera heran melihatnya bukannya ia harus ke kantor. Sera menyajikan masakannya ke atas piring Sehan.

"Kamu tidak makan?" Tanya Sehan yang melihat Sera hanya berdiri saja.

"Om aja yang makan." Ucap Sera.

"Kalo begitu duduk."

Sera pun duduk sambil menunggu Sehan makan. Tidak ada percakapan hening sekali. Entah kenapa Sera malah canggung.

Sehan sudah menyelesaikan sarapannya. Sera juga sudah membereskan bekas makan Sehan.

Sera melangkahkan kakinya ke ruang tamu terlihat Sehan sedang duduk santai.

"Om ko malah duduk nanti kita bisa telat datang ke kantor." Ucap Sera memperingati.

"Kita tidak ke kantor Sera." Ucap Sehan.

"Tapi kenapa?"

"Diluar hujan deras dan menurut cuaca hari ini akan terus turun hujan. Jadi kita bekerja di rumah saja lagian  tidak ada hal penting yang mengharuskan saya datang ke kantor hari ini." Beber Sehan.

Sera mendumel dalam hatinya kan bisa naik mobil biar tidak kehujanan, bilang aja males kerja.

Sehan beranjak ke ruang kerjanya mengambil laptopnya dan kembali lagi duduk di sofa ruang tamu. Sera membuat kopi untuk Sehan.

"Sera coba sini." Ucap Sehan.

Sera duduk di sofa samping Sehan sambil melihat ke layar laptop yang menampilkan jadwal Sehan seminggu kedepan sekalian Sehan mengajari Sera tentang dunia sekertaris. Saking asiknya sampai tidak menyadari posisi mereka duduk kini sangat dekat bahkan nafas mereka terdengar saling bersahutan. Sehan menoleh ke samping memperhatikan wajah Sera yang begitu dekat bahkan Sehan dapat mencium aroma mint dari rambut Sera.

"Yang ini dipindahkan ke.." Ucap Sera lalu menoleh ke samping Sehan sedang memperhatikan wajahnya begitu juga dengan Sera melihat sedekat ini wajah Sehan super ganteng.

Dipandangnya wajah Sera dengan lekat beralih ke bibir pink alami Sera. Entah keberanian dari mana Sehan semakin merapatkan tubuhnya pada Sera. Reaksi Sera saat itu langsung memejamkan matanya. Bibir mereka hampir bersentuhan sedikit lagi.

Duar...

Petir mengagetkan keduanya.  Seketika itu mereka tersadar dan langsung salah tingkah. Sehan yang beranjak ke ruang kerjanya meninggalkan Sera sendiri di ruang tamu.

Sera memegangi dadanya, degdegan parah entah karena kaget tadi petir atau?Sera menepis nya. Bodoh banget si Sera lo hampir aja kecolongan terperdaya kegantengannya. Efek diluar hujan juga kali jadi mencari kehangatan.

"Sadar Sera sadar." Ucap Sera merutuki dirinya sambil menepuk-nepuk pipinya.

Sementara Sehan di ruang kerjanya pun sama-sama merasakan gemuruh didadanya saat berdekatan dengan Sera. Hampir saja Sehan kena semprot dari Sera atau mungkin Sera tidak mau menemuinya lagi. Sehan benar-benar tergoda oleh bibir pink Sera.

"Belum saatnya Sehan sabar." Ucap Sehan berdialog pada dirinya.

Sera hendak pulang menurut satpam hujan deras dari pagi hingga sore mengakibatkan banjir di mana-mana termasuk jalan ke kos an Sera. Jika melewati jalan lain harus muter ditambah adanya pohon tumbang. Sehan menyuruh agar Sera menginap saja malam ini biar tidur di kamar Aydan. Mau gimana lagi Sera pun akhirnya menginap. Sehan memberikan sweater dirinya untuk dipakai Sera.

Sera menyiapkan makan malam untuk Sehan. Tinggal menghangatkan sup tadi pagi dan juga Sera menggoreng tempe krispi. Mereka makan dalam keheningan, rasanya masih agak canggung.

"Biar saya yang cuci piring." Ucap Sehan.

"Loh gpp aku aja." Cegah Sera.

"Tadi pagi kan kamu udah sekarang gantian."

Mereka berdua malah berdebat. Biar adil Sera yang mencuci dan Sehan yang membilasnya. Sera tidak sengaja menempelkan sabun busa ke tangan Sehan. Sehan mengira Sera ingin bermain-main dengannya. Sehan membalas sabun busa ditempelkan ke pipi Sera. Sera tidak terima pada akhirnya mereka saling menempelkan busa dan mencipratkan air sudah seperti anak kecil. Mereka berdua malah tertawa dan mencairkan suasana kembali.

"Selamat malam." Ucap Sehan tersenyum manis.

"Selamat malam juga." Balas Sera yang ikut tersenyum lalu memasuki kamar Aydan.










Jangan lupa vote & komen

Puja Sera (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang