Jalanan kota London yang padat berbanding terbalik dengan tabir tersembunyi dari pandangan manusia non sihir, sebutan bagi mereka adalah muggle mereka tidak mengetahui akan dunia sihir. Dunia yang sama namun berbeda secara budaya dan perkembangannya, kini dunia tersebut sedang dilanda kecemasan yang mencengkram para penyihir terutama warga di sekitar jalan yang terkenal ramai dan tepatnya Jalan Diagon Alley yang kini sangat sepi.
Hal ini terjadi karena dua tahanan azkaban yang paling berbahaya, Bartemius Crouch Junior dan Rabastan Lestrange melarikan diri dari penjara sihir tersebut. Dua pemecah rekor dalam sejarah tahanan Azkaban yang mampu melarikan diri, dua pureblood yang menjadi tersangka utama dalam penggunaan salah satu tiga mantra terlarang crutacius pada pasangan Longbottom. Dan dua orang yang paling setia pada Pangeran Kegelapan sebagai kaki dan tangannya.
Rabastan Lestrange yang menjadi buronan saat ini bersembunyi di salah satu ruangan rahasia di Malfoy Manor demi mengecoh para auror yang memburunya, yang pasti akan menggeledah Lestrange Manor sebagai tujuan utama tempat yang akan di periksa, sebagaimana para auror akan curigai terlebih dahulu.
Gadis Malfoy itu mulai merasakan sakit kepala yang akan dideritanya nanti, dengan gerutuan kecil ia mulai memijat dahinya meskipun otaknya sudah mulai menganalisa situasi yang ada. Saat ini di tahun ketiga pada masa lalunya adalah tahun dimana Sirius yang melarikan diri dari Azkaban dengan menggunakan bentuk animagusnya. Namun peran tersebut diganti oleh Rabastan Lestrange, meski dahulu ada lima orang yang melarikan diri pada saat itu, yakni Bibi Bella, Paman Rodolphus, Paman Rabastan, Bartemius, dan pastinya Sirius sang bintang utama pembunuh keluarga Potter. Banyak hal yang mengganjal dan membuatnya berpikir keras, bagaimana dua tahanan ini melarikan diri? Dahulu selain Sirius yang memiliki bentuk animagus, mereka dibebaskan oleh tuan mereka dan beberapa tipu muslihat.
Seharusnya Phoenix sudah siap dan menyadari hal tersebut dari jauh-jauh hari, namun gadis tersebut melupakannya karena peristiwa tak terduga mengenai bentrokan akan Malfoy dan Weasley. Lagipula tidak ada gunanya untuk menyesali apa yang sudah terjadi saat ini. Sekarang yang menjadi fokus utamanya adalah, untuk mengetahui kebenaran yang masih abu-abu.
Dengan jentikkan jemarinya dan suara memerintah ia memanggil peri rumah kepercayaannya "Dobby" panggil Nix. Peri yang dipanggil langsung memunculkan dirinya untuk menghadap Nona majikannya.
"Nona memanggil Dobby?" Ujar peri rumah itu seraya membungkuk hormat.
"Dobby aku ingin kau memanggil Tuan Muda Flint, Tuan Muda Pollux dan Corvus Lestrange, dan Nona Susan Bones ke Mansion ini. Katakan pada mereka, aku mengundangnya untuk minum teh." Perintahnya seraya memberikan surat resmi dengan segel keluarga Malfoy, bukti adanya pertemuan serius dan juga budaya bagi para bangsawan untuk saling mengirimi surat undangan minum teh. Dan lebih spesifik agar tidak dicurigai oleh siapapun meski tanpa surat mereka dapat datang kekediaman Malfoy. Namun sebagai nona muda yang dibesarkan sebagai pureblood sejati perlu menjunjung tata krama. Surat tersebut dibuat dengan pesan singkat oleh Nix karena keadaan yang mendesak.
Setelah menerima perintah dan juga beberapa surat undangan tersebut, Dobby membungkuk'kan badannya sebagai tanda hormat dan menghilang untuk menjalankan tugas dari nona nya. Gadis belia tersebut kini menyandarkan tubuh lelahnya di sofa dan menghela napas tanpa menyadari keberadaan seseorang di ruangannya.
"Nix" suara bass Draco yang memanggil dari kegelapan membuat kembarannya itu cukup mengejutkan nya yang tengah melamun.
"Jangan lakukan itu Draco. Itu mengejutkan ku, beruntung aku tidak melemparkan sihir padamu." Tegur sang kembaran. Phoenix yang kini berhadapan dengan Draco cukup terkejut dengan penampilan sang kakak tanpa gel rambut berlebih.
"Kau tampan tanpa gel rambut" Phoenix tanpa ragu memujinya dan sepertinya salah fokus. Dengan mata yang berbinar dan wajah sumringah remaja lelaki itu menjawab
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix Malfoy [Slow Update]
FanfictionSeingatnya dia sudahlah mati, terkena kutukan kematian yang dilontarkan Voldemort saat berduel dengannya dihutan kematian. Ia pun bertemu kepala sekolahnya dan menaiki kereta untuk menuju orang-orang yang disayangi yang telah direnggut sang kematian...