Previous Chapter
Seusai pelajaran transfigurasi kini mereka ada pelajaran terbang. Oleh Madam Hooch, dan kembali lagi Slytherin bertemu Gryffindor.Sepertinya akan ada pertunjukan nanti sesuai perkiraanku atau akan ada hal lainnya, nah anak-anak singa berikan aku pertunjukkan nanti yang bagus
Nix diam-diam menyeringai dan menantikan pertunjukan yang akan dimulai sebentar lagi saat pelajaran itu berlangsung
***
Semua murid telah berkumpul dilapangan hijau, sapu-sapu pun sudah berjejer rapih disana, kedua asrama sudah mengambil posisi masing-masing.
"Baiklah katakan naik pada sapu kalian" Madam Hooch memulai instruksinya, serempak anak-anak mengucapkan kata naik. Sapu Nix yang pertama kali naik dalam satu kali percobaan lalu diikuti Draco, Daniel dan beberapa anak lainnya. Setelahnya mereka diajarkan untuk menaiki sapu tanpa melorot dari ujungnya. Hingga akhirnya apa yang diprediksikan Nix benar-benar terjadi bahwa Neville akan mengalami insiden.
"AAAAAAAA TOLOONGG"
Terbang tanpa mengikuti instruksi yang benar karena kegugupannya. Bukannya Nix tega namun apa yang sudah menjadi garisan Sang Lady Fate tak boleh ia rubah sepenuhnya bila tak ingin mengacaukan keseimbangan dunia. Karena ia memang boleh mengubah takdir lain tapi tidak boleh mengacaukan apa yang sudah ditetapkan.
Neville terjatuh dari ketinggian setelah sapunya tanpa kontrol membawanya berputar dan melaju tanpa arah hingga Neville tersangkut lalu dengan bunyi brug yang menyakitkan ia menghantam rerumputan dibawahnya dengan posisi tengkurap. Wajahnya dibanjiri air mata dan pergelangan tangannya patah. Madam Hooch membawanya ke hospital wings setelah sebelumnya ia memperingati kedua asrama itu untuk tidak pergi terbang tanpa pengawasan dan mengancam akan dikeluarkan dari Hogwarts.
"Hahahaha kau lihat tadi wajahnya yang konyol" Draco tertawa dengan puas dan diikuti Slytherin lainnya, kecuali Nix yang menghela napas lelah akan kelakuan kembarannya itu.
"Diam kau Malfoy" Parvati Patil membentaknya.
"He~ jadi itu seleramu Parvati, sigendut cengeng dengan wajah konyolnya" Pansy berujar mengejek.
'Ya tuhan kenapa mereka kekanakan' Nix membatin dengan dongkol. Ingin menegur namun kembarannya sudah buat ulah duluan.
"Lihat apa yang kutemukan" Draco berujar menyebalkan seperti biasanya, dan Nix lupa bahwa akan ada skenario seperti ini.
"Kembalikan" ujar Ron dengan marah, wajahnya sudah memerah menahan kesal.
Baiklah aku jadi penonton saja dulu, apa akan ada scene pemilihan seeker termuda abad ini setelahnya?
Nix hanya diam lagi, ia ingin tahu siapa yang akan mengambil remembrall Neville, kalau dulu saat ia menjadi Harry sih yah tanpa berpikir panjang sudah dia ambil. Tapi sekarang dia adalah Phoenix dan utusan sang Lady Fate jadi dia tak boleh gegabah atau kacau sudah rencananya.
"Ambil saja sendiri" setelah mengucapkan itu Draco melambung tinggi dengan sapunya lalu melempar-tangkap remembrall nya diudara.
"Malfoy, aku sebagai Lord Gryffindor tidak menyukai kau mengganggu para singa, meski aku menyukai Lady kalian tapi aku tak suka kau" Daniel tiba-tiba berhadapan dengan Draco, ia memegang kendali sapunya dengan baik, tak usah heran ayahnya adalah penerbang handal sudah pasti anaknya diajari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix Malfoy [Slow Update]
Fiksi PenggemarSeingatnya dia sudahlah mati, terkena kutukan kematian yang dilontarkan Voldemort saat berduel dengannya dihutan kematian. Ia pun bertemu kepala sekolahnya dan menaiki kereta untuk menuju orang-orang yang disayangi yang telah direnggut sang kematian...